Kringg.. Kringg.. Kringg..
Seperti biasa pagi ku disambut oleh kebisingan alarm yang seakan ingin menyerah bersuara.Ku buka orden kamar ku untuk mengintip sedikit kehidupan pagi di luar sana. Terlihat rintik-rintik hujan masih membasahi dedaunan.
Aku raih handphone genggam ku dan terlihat angka 06.10. Ingin ku melanjutkan ritual tidurku yang menyenyakkan namun aku harus bergegas karena hari ini hari pertama ku masuk ke sekolah menengah atas.
"Bunda, aku berangkat, aku hari ini naik bus aja"
Teriak ku sambil memasang sepatu.Aku berjalan menuju halte bus dengan menggunakan jaket hitam bergambar panda kesayanganku dan payung merah bertuliskan pop mie yang menjadi andalan satu-satunya di rumah dari hasil keberuntungan bunda membeli banyak popmie. Yapp. Benar jika dilihat dari kejauhan mungkin aku terlihat seperti mbak-mbak sales yang ingin menjajaki popmie ke rumah-rumah.
Sesampai di depan halte bus, aku harus menunggu karena bus nya belum datang. Aku ambil handphone dan aku dengarkan lagu dari payung teduh-akad yang sedang membumi di jagat maya.
Sedang asik berdendang dengan suara yang gak tau entah kemana nada dan liriknya.
Tiba-tiba, gedubraaakkk.. Terdengar suara yang luar biasa kencangnya di hadapanku. Aku tersontak kaget dan melihat kedepan.
Aku dapati seorang siswa SMA terkapar, mulutnya berbusa, dan kejang-kejang. [Hahaa enggak kok, elu fikir dia epilepsi🤣]Kembali lagi ke cerita.
Aku lihat seorang siswa SMA terkapar dan terhimpit motor scoopy warna merah terang dengan rintik-rintik hujan membasahi bajunya.
Langsung saja naluri ku sebagai wonder woman keluar dan menggebu. Aku langsung berlari kearah tu cowok dengan tetap membawa payung kebangsaan ku.
Aku hampiri dia dan jongkok sembari berfikir bagaimana cara mengangkat ni motor dengan keadaan tubuh ku yang kecil mungil.
Terdengar suara sayup-sayup dari dalam helm. Aku tak dengar jelas yang ku lihat dia seperti baca mantra, mulut nya komat kamit, yang aku tau adalah aku harus nolongin ni orang dan aku yakin dia pasti lagi ngomong minta tolong.Aku coba bantu dia berdiri dengan menopang kepalanya, namun terlihat dia masih komat kamit di dalam helm. Aku buka helm nya dan aku tanya "Kenapa? Kamu bilang apa?"
"Tangan ku jangan diinjek, gimana aku mau berdiri" jawab nya cepat.
Sontak saja aku kaget dan tersadar bahwa lokasi empuk yang aku injek dari tadi adalah tangan ni cowok.
"Maaf maaf, aku gak liat" pungkas ku.Kemudian aku bantu dia berdiri, dan menepikan motornya kedekat halte bus yang tadi aku duduki.
"Terimakasih ya." katanya sambil tersenyum.
"Oh iya, Gak masalah. Udah kewajiban sesama manusia saling bantu" jawab ku.
"Aku Ivan" balasnya sambil mengulurkan tangan.
"Aku Gunawan" kataku sambil nahan tertawa.
"Haha Enggak, bercanda aja. Aku Izza" jawab ku..Pagi itu, hujan dan jalanan menjadi saksi sebuah perkenalan yang sebelumnya tak pernah terbayangkan.
Apakah akan berakhir pada sebuah kenangan atau hanya sebuah kebetulan yang membingungkan..To be continued.....!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Terhalang tembok rindu
Short StoryKisah cinta dimasa sekolah, lalu? Apakah akan tetap bertahan meski sekolah telah usai. Atau malah berakhir ketika selesainya ujian akhir?