Setelah perkenalan singkat yang disambut dengan pertemuan ketidak sengajaan hari itu. Aku dan Ivan tak pernah bertemu lagi.
Aku menjalani hari-hari ku di sekolah dengan menyenangkan.
Aku berteman baik dengan yang lain dan memiliki satu teman yang sejiwa dengan ku yaitu Ica.
Hari-hari di sekolah banyak aku habiskan dengan Ica. Kekantin, ke kamar mandi, ngerjain PR, ikutan OSIS, hang out di hari minggu, liat tim basket latihan dan banyak hal.Tak terasa 4 bulan di SMA telah terlewati, hari ini merupakan hari olahraga. Seluruh siswa dibebaskan dari jam mata pelajaran wajib pagi sampai siang dan bebas berekspresi memilih olahraga kesukaan masing-masing.
Ada yang milih volly, badminton, tenis meja, basket, futsal, lari jarak pendek jarak jauh, lari dari kenyataan [haha enggak ya], ada yang milih ngecengin cewek-cewek kayak cowok di kelas aku. Ada yang cuman milih rebahan di perpustakaan dan di uks. Tapi yang surprisenya adalah hari ini tim futsal ngadain sparing sama sekolah lain. Dan sekolah lain yang datang ke sekolah kita.
Tentu aja cewek-cewek berbondong-bondong menuju lapangan futsal buat ngeliatin tim futsal sekolah lain.Dan, aku sama ica pun malah ikut-ikutan menuh-menuhin lapangan futsal, pokonya udah kayak rombongan emak-emak nonton dangdutan deh saking ramenya.
Ketika permainan dimulai, aku lihat salah satu pemain dari sekolah lawan terlihat begitu familiar.
Aku menerawang sejenak mengingat dimana kira-kira pernah liat tu cowok. Pernah liat di TV gak mungkin, pernah liat di facebook tapi aku sadari aku tak punya facebook, aku ingat-ingat mantan-mantan ku dan aku buyarkan kembali untuk mengingat hal itu karena aku belum pernah punya mantan.
Seketika, dia tersenyum ke arah ku.
Aku tak tersenyum. Aku hanya terpaku sambil mengingat siapa ini cowok?
Setelah permainan usai dengan skor 2-1 dan yang kalah adalah sekolah aku dan aku sudah duga itu.Si cowok tadi ngehamipiri aku sama Ica, "Izza. Izza kan? Masih ingat aku gak?" sapanya.
"Hmm. Hehe iya kayak ingat" jawabku.
"Haha.. Kamu gak amnesia kan? Padahal kan aku yang jatuh pagi itu kok kamu yang lupa" imbuhnya.Ketika dia bilang jatuh dan pagi. Aku baru tersadar [walaupun sebenarnya tadi aku gak pingsan], aku ingat bahwa dia Ivan.
"Oh iya, Ivan ya?"
"Haha iya za, ya ampun udah lupa aja. Jadi kamu sekolah disini?" sambungnya lagi.Hmm. Gak mungkin aku kesini buat nyangkul kan? Jawab ku dalam hati.
"Hehe iya. Aku sekolah di sini Van" jawabku.Setelah melewati basa-basi yang hampir basi itu akhirnya kami tukeran nomer handphone.
Dan sejak itu, dia sering ngontak aku buat sekedar nanya aku lagi ngapain sama mastiin aku gak amnesia karena takut kelupaan makan. Ya seperti orang pedekate pada umumnya.
Pergi nonton bareng, makan bareng, jalan bareng.Tak terasa kedekatan kami berlanjut terus sampai akhirnya libur semester pertama tiba.
Hari ini hari sabtu dan malamnya aku ada janji nonton film Spongebob the movie bareng Ivan.
"Permisi... Izza," terdengar suara memanggil ku dari luar rumah.
"Izza... Izza temen mu udah datang tuh" teriak bunda dari dapur.
"Masuk aja Van" sambung bunda."Iya iya tunggu" jawab ku.
Setelah itu kami pamit sama bunda untuk pergi nonton di luar.
"Iya hati-hati. Pulangnya jangan kemaleman" pesan bunda.Pergilah kami ke bioskop buat nonton bareng..
To be Continued..!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Terhalang tembok rindu
Short StoryKisah cinta dimasa sekolah, lalu? Apakah akan tetap bertahan meski sekolah telah usai. Atau malah berakhir ketika selesainya ujian akhir?