Kuncup bunga yang merekah

32 3 1
                                    

Setelah film usai, kami langsung pulang.

Ketika di jalan kami masih membahas tentang film tadi dan berdebat masalah penyebutan nama anak tuan krab "pearl".

Malam itu terasa begitu membahagiakan dan cepat berlalu, entah mengapa. Rasanya seperti aku ingin turun dari motor dan pengen jalan kaki biar terasa waktu berjalan lambat.

Bahkan aku pun merasakan bahwa Ivan bawa motor nya dengan pelan banget. Aku pun sempat merasa takut bahwa kami akan ditilang karena mengendarai motor terlalu pelan dan kemudian aku sadar bahwa gak ada peraturan seperti itu.

Tak terasa kami sudah sampai di depan rumah ku.
Ivan pamit ke bunda dan langsung pulang.

Sejak malam itu, aku jadi senyum-senyum sendiri mengingat Ivan.

Entah kenapa, semakin hari semakin aku merasa nyaman dan nunggu-nunggu notif masuk dari Ivan.

Masa-masa liburan ku telah aku habiskan hanya dengan satu orang yaitu IVAN.

Puncak kebahagiaan ku ketika hari terakhir liburan, aku sama Ivan janjian makan siang bareng di kafe deket rumahku.
Dan sepulang dari sanalah, kisah kami bermula seperti bunga yang baru saja merekah.

Setelah memiliki hubungan yang orang sebut dengan pacaran, aku menjalani hari-hariku terasa begitu menyenangkan.

Seakan-akan lagu Pinkan Mambo yang judulnya kasmaran serasa diciptakan untuk aku nyanyikan.

Siapa mengira kisah yang berawal dari penyelamatan kecelakaan dalam hujan dapat berakhir pada kisah penyelamatan perasaan yang berujung pacaran.

Hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun terasa berjalan begitu cepat.
Hubungan ku dan Ivan tak terasa telah terjalin begitu lama. Meski banyak pertengkaran, perdebatan, emosi yang tak tertahan siapa sangka mampu kami lewati sampai diakhir kisah SMA.

Hari ini, pengumuman kelulusan tiba.
Aku dan Ica bergegas menuju sekolah dengan jantung yang berdegup amat kencang.
Aku telusuri nama-nama di papan pengumuman dengan teliti satu persatu dan....
Aku terhenti pada no 136,

Velizza Azzahra . . . LULUS

Aku meloncat kegirangan, rasa nya ingin aku kelilingi satu sekolah untuk menunjukkan betapa bahagia nya aku, namun aku urung niat ku karena aku tau bahwa itu hanya akan berujung pada kelelahan.

Aku ambil handphone dan aku kabarkan langsung dengan Ivan.

"Van, aku lulus. Kamu gimana?"
Aku tekan tombol send.

"Iya sayang. Aku juga. Habis ini aku jemput kamu kesekolah" balas Ivan.

Tak lama setelah itu, Ivan datang menjemputku. Dan aku berpamitan dengan Ica karena harus pulang sama Ivan.

Diperjalanan, aku bercerita tentang aku bakal kuliah dijurusan pendidikan.

Panjang lebar aku bercerita, namun aku merasakan tak ada respon apapun dari Ivan. Dia hanya diam tak bersuara tak tertawa dan seakan tak mendengarkan ku.

Ada apa dengan Ivan?

To be Continued..!!

Terhalang tembok rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang