Hujan deras melanda kota yang biasanya sibuk ini. Hujan tidak berhenti sejak satu jam yang lalu membuat para murid tidak bisa pulang ke rumah mereka karena hujan yang sangat deras dan kencang.
Semua murid memilih bermain dan mengobrol bersama teman-teman mereka sambil menunggu hujan reda. Kecuali seorang siswi yang berada di rooftop sekolah sendirian.
Kulit putih pucat nya memerah, mata besar nya bengkak dengan bibir merah alami yang juga bengkak. Butiran air masih keluar dari matanya.
Itu tidak mungkin air hujan, karena gadis itu tidak berada di tempat yang terkena air hujan.
Dia hanya kemari untuk melampiaskan emosi nya, bukan untuk hujan-hujanan yang jika dia lakukan akan membuat ibu nya marah.
Gadis itu Winter, dia sengaja memilih tempat ini karena jarang ada murid yang kemari. Dan juga suara hujan disini bisa mengalahkan suara tangisan nya. Jadi dia tidak perlu khawatir ada yang mendengarnya menangis.
Tapi ternyata tebakan nya salah besar.
Lino yang melewati tangga menuju rooftop mendengar suara isak tangis seseorang. Dan seperti nya itu berasal dari rooftop.
Teman-teman nya pun mendengar suara itu, tapi mereka mengira bahwa itu adalah suara hantu dan mereka segera bergegas dari sana.
Lino yang penasaran pun berhenti dan menyuruh teman-teman nya untuk pergi duluan.
"Hati-hati, jangan sampe lo di culik hantu hehehe"ujar teman-teman Lino.
Dengan langkah yang sangat amat pelan, dia mendekati pintu rooftop Dan membuka nya dengan perlahan.
Setelah terbuka sedikit, dia memajukan kepalanya untuk melihat siapa yang menangis. Tatapan nya jatuh pada seorang gadis yang terlihat menekuk kakinya dan bersandar di samping pintu.
Gadis itu langsung menoleh ke arah Lino yang membuka pintunya. Lino sedikit tertegun melihat penampilan gadis itu yang tidak lain adalah Winter.
'dia Winter? Murid populer dari X ipa 1? '
Winter membulatkan matanya terkejut melihat Lino yang juga menatap nya. Wajah bengkak nya yang terkejut itu tetap terlihat lucu bagi Lino.
Winter segera merubah ekspresi terkejut nya menjadi datar. Lalu dia bertanya dengan suara yang dingin. "Kenapa kamu ada disini? "
"Kenapa? Semua orang bebas kesini kan? "Tanya Lino balik dengan wajah yang sangat menjengkelkan bagi Winter.
"Tch"Winter membuang muka nya ke arah lain karena perkataan Lino.
Hal itu membuat Lino sedikit terkejut dan mengangkat kedua alisnya.
"Ga nyangka Winter yang di kenal sebagai murid baik hati yang ramah ke semua orang bisa bersikap kaya gini"ujar Lino sambil menganggukkan kepalanya.
"Dan aku juga ga nyangka primadona sekolahan kita merupakan orang yang suka mencampuri urusan orang lain"sinis Winter dengan mata tajam nya yang justru terlihat imut bagi Lino.
Mereka memang saling mengenal karena beberapa kali bertemu dan bekerja sama untuk beberapa acara karena mereka berdua adalah anggota OSIS.
Tapi itu hanya sekedar mengetahui nama masing-masing dan tidak lebih dari itu.
"Haha, jadi ini sifat asli kamu? "Tanya Lino yang kini duduk di samping Winter.
Winter mengabaikan pertanyaan Lino dan meliriknya dengan tajam. "Jangan duduk di samping aku"
"Jawab dulu"ujar Lino yang semakin membuat Winter kesal.
Entah kenapa dia bisa sekesal ini saat berada di samping Lino. Mungkin karena Lino merupakan satu-satunya orang yang tidak bisa dia kalahkan di peringkat sekolah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Roses Among Us
Teen FictionBaik Lino maupun Winter, keduanya merasa bahwa hidup mereka tidak berarti. Mereka selalu berpikir untuk apa mereka hidup. Setidaknya itulah yang mereka pikirkan sebelum sebuah rasa perlahan tumbuh di antara mereka yang memiliki nasib hampir sama. Sa...