Chapter 1
"Ayah, Ibu, aku pergi dulu ya!" Jaejoong berpamitan kepada kedua orang tuanya. Ia berdandan cantik sekali malam ini. Mengenakan gaun panjang berwarna hitam, rambut panjang sedikit bergelombang, ia terlihat sangat anggun.
"Jangan pulang terlalu larut!" Ny. Kim berpesan kepada putri bungsunya. Ia adalah ibu yang sangat protektif.
"Aku akan usahakan kembali ke rumah sebelum tengah malam." Jaejoong tampak tergesa-gesa mengenakan sepatunya. Ia tidak boleh terlambat menghadiri pesta ulang tahun bosnya yang keenam puluh.
"Hati-hati, Sayang! Jangan tergesa-gesa!" Ny. Kim tampak khawatir. "Apa kau akan mengendarai mobil sendiri? Sebaiknya kau naik taksi saja."
"Tidak apa-apa, Bu. Aku sudah terbiasa mengendarai mobil sendiri." Jaejoong tersenyum manis, berusaha untuk meyakinkan ibunya. Ia tidak ingin sang ibu terlalu mengkhawatirkannya.
"Apa perlu ayah mengantarkanmu?" Tn. Kim tidak ingin istrinya terus saja mengkhawatirkan putri bungsu mereka.
"Tidak perlu, Ayah. Aku sudah besar. Aku bisa menjaga diriku sendiri," ujar Jaejoong sedikit manja. Meskipun sudah berusia 27 tahun, ia masih bersikap manja kepada kedua orang tuanya. Ia adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara. Selain kedua orang tuanya, kedelapan kakak perempuannya pun sangat memanjakannya.
"Baiklah. Hati-hati ya, Sayang!"
.
.
.
Selepas kepergian Jaejoong, Tuan dan Nyonya Kim duduk-duduk di beranda rumah mereka. Raut wajah Ny. Kim masih tampak saja khawatir.
"Kau tidak usah terlalu khawatir seperti itu. Jaejoong sudah dewasa. Ia sudah berusia 27 tahun." Tn. Kim memberi tahu istrinya. Ia menyesap kopi dari cangkirnya.
Ny. Kim masih saja terlihat cemas. "Bagiku Jaejoongie akan selalu menjadi bayi mungilku."
"Jika kau terus saja berpikiran seperti itu, bagaimana kau akan melepasnya saat ia menikah nanti?" Tn. Kim berusaha untuk menasihati istrinya.
Ny. Kim terdiam sejenak. Tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa putri bungsu yang paling ia sayangi akan pergi meninggalkannya.
"Ia sudah berusia 27 tahun. Sudah saatnya ia mulai berkencan," lanjut Tn. Kim. Selama ini putri bungsunya itu belum pernah berkencan sekali pun. Istrinya sangat protektif. Mungkin istrinya itu tidak akan pernah mengizinkan pria mana pun untuk mengencani Jaejoong. Ia menghela nafas memikirkan realita tersebut.
"Apakah selama ini aku terlalu berlebihan?" lirih Ny. Kim. "Aku tidak bisa membayangkan Jaejoongie pergi meninggalkan kita untuk hidup bersama seorang pria. Apakah ia akan baik-baik saja?"
"Ia akan pergi dengan seorang pria yang sangat mencintainya. Pria tersebut akan memperlakukannya bak seorang ratu. Tentu saja ia akan baik-baik saja." Tn. Kim menjelaskan kepada istrinya. "Kedelapan putri kita yang lain saja hidup bahagia bersama suami mereka, bahkan memberikan kita banyak cucu. Apakah kau tidak ingin menimang cucu yang diberikan oleh Jaejoongie?"
Ny. Kim setuju dengan semua yang dikatakan oleh suaminya. Namun, tetap saja ia masih belum bisa merelakan putri bungsunya itu.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
A New Different Life (Yunjae Fanfiction)
FanficTidaklah mudah bagi seorang wanita karir yang masih muda untuk menjalin hubungan dengan seorang duda beranak tiga yang berusia jauh lebih tua.