Ending Part

397 33 22
                                    

"Semuanya benar-benar berakhir sekarang."

***

Nyonya Kim telah mengetahui yang terjadi diantara keduanya. Karena jauh diantara mereka, Nyonya Kim tengah memperhatikan. Ia berdiri di balik pohon yang berjarak lima belas meter dari mereka. Hanya sesekali mengintip, selebihnya ia hanya mendengarkan keduanya yang sedang berbicara. Niatnya tidak buruk, hanya ingin berjaga-jaga jikalau putranya itu pulang dengan keadaan buruk sekali, Nyonya Kim tak harus repot-repot menanyakan alasannya, karena Kim Taehyung tentu saja tidak akan bicara. Ia akan larut dalam kesedihan.

Kalimat terakhir yang diucapkan Naeul membuat Nyonya Kim menunduk pasrah. Ia tahu hal semacam ini akan terjadi, ia juga sudah menyiapkan dirinya untuk bisa menerima nasib dari kisah anak-anaknya itu. Nyonya Kim menyayangi putranya, tapi ia juga menyayangi Naeul. Jadi sebisa mungkin ia akan menerima pilihan Naeul, sebab ia tahu bahwa Naeul juga berhak bahagia.

Setelah semuanya benar-benar berakhir, Taehyung kembali dengan keadaan sangat buruk. Tepat sekali. Seperti yang ibunya pikirkan. Jadi, untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, Nyonya Kim segera pergi dari tempatnya, masuk ke dalam mobil kemudian membuntuti putranya. Jadi, sebelum keadaan semakin buruk, Nyonya Kim memutuskan untuk berhenti dan menemui putranya dengan beralibi sedang menuju suatu tempat kemudian menemukan Taehyung di pinggir jalan.

Wanita paruh baya itu menurunkan kaca, menyapa pelan putranya yang tengah bersedih. Nyonya Kim berusaha kuat untuk tidak terlihat menyedihkan di depan Taehyung, tidak ingin putranya tahu bahwa ia tengah sama-sama bersedih atas kejadian beberapa menit yang lalu. Ia membuka pintu mobil, bergeser agak jauh, mengukir seulas senyum manis kemudian menepuk kursi mobilnya beberapa kali. Kim Taehyung hanya diam, menatap sang ibu dalam-dalam. Dirinya seperti menemukan cahayanya. Ia tak bisa bergerak, dibekukan oleh rasa sakit dalam dadanya disertai salju yang turun semakin lebat mengahantarkan dingin luar biasa pada tubuhnya. Sekali lagi Nyonya Kim menepuk kursi, mengukir kembali senyum yang lebih lebar.

"Dingin sekali, Tae. Cepat masuk."

Taehyung mengangguk beberapa kali. Saat ini ia telah bersama ibunya, malaikatnya, yang selalu ada untuknya. Tak peduli seberapa marahnya ibu padanya, ibu akan tetap bersamanya. Seperti saat itu, saat Naeul pergi dengan luka pada wajah yang disebabkan oleh Taehyung, Nyonya Kim marah besar. Tapi setelahnya ibu tetaplah ibu, tetap menerima kembali putranya dengan kasih sayang.

Mengecup puncak kepala putranya dengan sayang, kemudian merasakan tubuh dihadapannya bergetar. Menangis, tapi berusaha untuk tidak menunjukannya meski sulit. Sesekali meremat kain celananya hingga kukunya memutih. Benar-benar menyembunyikan tangisnya, tetapi mustahil, perasaannya telah kembali hancur saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Naeul beberapa saat lalu. Taehyung lantas memeluk ibunya erat, menangis dalam dekapan sang ibu. Nyonya Kim membalas memeluknya, mengecup kembali puncak kepala putranya, berusaha menenangkan tapi sulit karena nyatanya Nyonya Kim juga sama-sama tersiksa. Taehyung terisak semakin keras, bendungan air matanya telah dibobol hebat oleh perasaannya yang telah hancur.

Nyonya Kim ikut terisak saat putranya semakin erat memeluknya, bertahan beberapa menit kemudian melepaskan lengannya. Menarik nafas panjang, Taehyung memberanikan diri untuk berbicara, "Seharusnya aku tidak menitikan air mata, seharusnya aku tidak menghancurkan diriku," Taehyung kembali menarik nafas panjangnya, meyakinkan dirinya untuk melanjutkan kalimatnya, "aku tidak bisa mengatakan hal seperti itu, Bu. Seterusnya aku akan merasa sakit karena perpisahan ini tidak ada obatnya." Setelah menyelesaikan kalimatnya, Taehyung tersenyum getir, melirik ibunya yang kini tengah mengalirkan air matanya.

"Perpisahan yang indah itu hanya omong kosong. Apa lagi yang bisa kukatakan? Ibu sudah tahu, bukan? Jawabannya sudah jelas. Tapi selalu terasa berat untuk mengatakannya." Taehyung tersenyum pedih saat mengatakannya. Menundukkan kepalanya, sekali lagi tersenyum pedih seraya berucap pelan,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Did Well (Hellebore Giveaway)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang