Apa aku bilang

296 30 0
                                    

"Reginaaaa, Dave udah nungguin tuh" teriak Mama Egi dari bawah, Egi masih sibuk mengecek penampilannya di depan cermin.

"Iya ini Egi mau turun, Maaa" jawab Egi.

Egi mengambil tasnya kemudian turun, sampai bawah ia sudah disambut dengan senyum Dave dan Mamanya yang terlihat sedang asik menceritakan sesuatu pada kekasihnya itu.

"Gi, kamu tuh kebiasaan deh selalu Dave yang nungguin kamu lama banget" ucap Mama Egi.
Egi hanya mengerucutkan bibirnya mendengar Mamanya mengomel pagi-pagi begini.

"Iya deh, gak lagiㅡya udah Egi berangkat dulu ya Ma, nanti aku sarapannya di sekolah aja" ucap Egi lalu berpamitan dengan Mama nya, tak lupa mencium pipi Mama nya. Disusul Dave yang juga menyalami dan mencium tangan Mama Egi. "Tante, kita berangkat dulu ya" ucap Dave.
"Iya, hati-hati ya. Jangan ngebut" ucap mama Egi sambil menepuk-nepuk bahu Dave dan tersenyum.

                                     ~ ○ • ○ • ○ • ~


Sesampainya di sekolah, Egi dan Dave berpisah karena memang kelas mereka berbeda.

Yeriana, gadis itu menghampiri Egi dengan hebohnya.
"Gi, lo dukun ya?" tanya Yeriana tiba-tiba

"Hah? apa sih, Yer?" Egi, yang ditanya malah balik nanya.

"Itu- Joyta beneran kecebur got, Gi." ucap Yerianaa yang kemudian tertawa terbahak-bahak karena membayangkan bagaimana Joyta jatuh ke got. Dasar Yeriana teman kurang ajar, temannya susah dia malah seneng.

Egi memijit pelipisnya, "Apa gue bilang, Yer. Beneran kejadian kan."

Yeriana berhenti tertawa, "Ekm, Gi tapi ini tuh-"

"Iya gue tau ini tuh gak masuk akal, bisa gila gue lama-lama. Sekarang Joy dimana?"

"Toilet" jawab Yeriana singkat, Egi langsung berlari menuju toilet, sedangkan Yeriana masih berdiri mematung, pikirannya masih berkutat dengan bagaimana bisa mimpi Regina menjadi kenyataan. Yang ia tahu, mimpi hanyalah bunga tidur.

"Atau jangan-janganㅡah gak mungkin gak mungkin" monolog Yeriana kemudian memukul-mukul kepala nya sendiri mengusir pikirannya tentang Regina yang sebenernya adalah seorang time traveller, tambah ngawur saja gadis ini.

"WOY"

"HAAAAA" teriak Yeriana terkejut setengah mampus. Ia menoleh ke belakang dan mendapati seorang Bara yang tersenyum lebar tanpa merasa bersalahnya.

"Apa sih lo Bar ngangetin aja"

"Lagian lo pagi-pagi begini ngelamun, mikir apa lo?mikirin gue ya?" ucap Bara tersenyum jahil sambil menaik turunkan alisnya.
"ㅡAWWW SAKIT YER IYA IYA AMPUUN" laki-laki itu mendapat cubitan maut dari Yeriana yang kalau dicek besoknya bakal ninggalin bekas biru-biru seperti habis dianiaya.

Yeriana melepaskan cubitannya, Bara mengusap-usap lengannya yang masih sakit akibat cubitan gadis tengil di depannya ini.

"Awas ya lo gangguin gue lagi, gue jambak lo sampe botak" ucap Yeriana yang kemudian pergi meninggalkan Bara begitu saja.

"JANGANKAN SAMPE BOTAK, SAMPE TUA AJA GUE BAKAL NEMENIN LO KOK"

"APASIH GAK NYAMBUNG, JIJIIIIK BARAAA, LO BISA DIEM GAK!?"

Bara tertawa, sedangkan Yeriana melanjutkan jalannya dan tak sedikitpun menoleh pada Bara.


                                    ~ ○ • ○ • ○ • ~


Regina membuka pintu toilet siswi dengan kasar sampai orang di dalam sana terkejut.
Regina langsung menuju gadis itu, Joyta- sudah dengan keadaan bersih dan dengan tangannya yang memegang liptint di tangannya menatap Regina dengan wajah bingung.
"Joy, lo gak apa-apa kan?" tanya Egi, Joy mengibaskan tangannya sambil tertawa-tawa "Tenang aja, Gi. Kecebur got gak jadiin kecantikan gue luntur kok"
Egi memutar bola matanya malas, Joyta memang selalu narsis di manapun dan bagaimanapun keadaannya.
"Eh tapiㅡlo serius pernah mimpiin gue kecebur got?gak ada yang lebih bagus apa" , Egi mengangguk sebagai jawaban.

"Sekarang lo percaya sama gue?" tanya Egi, nampak Joyta berpikir kemudian ia menggelengkan kepalanya, Egi menghela napasnya. Oh ayolah Regina, lagipula siapa yang percaya pada mimpi yang menjadi kenyataanㅡkecuali Raga tentunya.

tok tok tok

Pintu toilet diketuk

Keduanya menoleh, nampak gadis cantik berdiri di ambang pintu menatap mereka berdua.
Yap- Reyna, gadis tercantik di sekolah mereka.

"Woy, ngomongin gue ya?" tanya Reyna kemudian mendekati keduanya.

"Dih PD banget lo tuan putri" jawab Joyta, Reyna tertawa.

"Gimana rasanya kecebur got? makanya jangan aneh-aneh deh, Joy." ucap Reyna

"Ini tuh gara-gara Bara, kalo aja itu setan gak ngambil hp gue, gak bakalan gue kecebur kek gini, mana bukan ditolong malah diketawain, sebelas duabelas emang sama Yeriana" jelas Joyta, Reyna tertawa menanggapinya.

Sedangkan Egi? ia hanya diam. Ia tau semua, semua yang diceritakan Joy sudah Egi lihat di dalam mimpinya, rasanya seperti Dejavu ketika Joyta menceritakannya kembali.

"Kan gue udah bilang, biarin aja kalo Bara ambil hp lo" akhirnya Egi bersuara.

"Ya kali, Gi. Bisa mampus gue kalo Wonu sampe tau gue punya cadangan. Lo tau sendiri Bara tuh ember banget" jawab Joyta dengan tidak tahu malunya.

Reyna hanya tertawa, Joyta memang begitu- satu saja tidak cukup.

Egi beralih menatap Reyna.

"Rey, jangan pernah pergi ke gedung kosong belakang sekolah ya."

"Kenapa sih, Gi?" tanya Reyna

"Percuma kalo gue jelasin lo gak bakal percaya kan sama gue?"

"Lagian lo tuh aneh, Gi. Pasti kebanyakan nonton drama korea deh lo makanya ngawur begini"

Regina hanya tersenyum kecut menanggapinya.

"Gimana kalo gue bilang, di mimpi gue- lo dibunuh"


%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%


BARA

BARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PERTANDA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang