03. IDE CEMERLANG YANG MENJANJIKAN

8.3K 577 56
                                    

Pagi, Dears! ^^

Kali ini kita senang-senang di lapaknya Aira dulu. Di bab ini kalian bakal ketemu Kissy yang sudah bahagia dengan kehidupan pernikahannya.

Karena cerita ini lebih adult dari kisahnya Mbak Kissy, tolong kebijaksanaan saat membacanya. Sekali lagi Hara ingatkan kalau cerita ini sudah di tag Mature sejak awal. Namun, bukan berarti cerita ini cerita nananina saja. Cerita Aira masih punya alur, genrenya saja yang adult. Pernah baca novel Harlequen, 'kan? Ya ... semacam itu tapi versi soft.

So, here we are ...

Selamat bersenang-senang sambil putar mulemdnya!

Happy reading! ^^

***

"Jadi, kamu akan ikut dokter Ardi pulang ke Indonesia? Tapi kamu tetap menikah di sini, 'kan?"

Aira yang berhenti mengelus perut besar Kissy. Dia mengaitkan sulur rambutnya yang menjuntai jatuh menghalangi wajah. Lantas dia mengangguk sembari membenarkan cara duduknya yang membuat dress floral selututnya berkerut.

"Aku tidak punya pilihan lain kan, Mbak? Hitung-hitung belajar jadi istri yang nurut suami," cicit Aira lemah, menunjukkan protes keengganannya yang tak Ardi dengar.

Kissy mengulas senyum tipis. Dia tahu apa yang sedang Aira rasakan. Dia pernah berada di posisi gadis itu. Melarikan diri dan tak ingin mengingat lagi masa kelam yang membuat dirinya terbelenggu.

"Kapan?" tanya Kissy.

Aira menipiskan bibir. Tangannya bergerak menaikkan pundak sweater maroon-nya yang jatuh, sweater yang sengaja dia pakai sebagai penutup dress tanpa lengan yang membebat tubuh mungilnya.

"Satu minggu lagi," jawabnya, kemudian mendesah keras. "Itu artinya aku tidak bisa melihat secara live si kembar lahir. HPL Mbak Kissy tanggal 14 minggu depan, 'kan?" Aira memanyunkan bibirnya. "Sayang sekali," sambungnya. Bahunya turun beberapa senti.

Kissy tertawa melihat tingkah kekanakan Aira. Dokter Ardi benar, Aira seratus kali lebih menggemaskan saat kesal dan merajuk. Awalnya, Kissy mengira apa yang dokter Ardi katakan hanyalah indikasi ke-budak-cintaan semata, sama seperti tingkah suaminya selama ini. Sekarang Kissy benar-benar menyadari pesona terpendam Aira. Berdasarkan curahan hati Aira, pantas saja dokter Ardi senang menggoda Aira dan membiarkan gadis itu berakhir tanggung.

Andai dia menjadi Aira, Kissy pasti akan lebih gigih mengambil alih kemudi dan membuat suaminya meraung-raung kacau. Sayang, dia tak pernah memiliki kesempatan itu karena suaminya yang kalem itu bisa berubah ganas dan jantan saat di ranjang, selalu mendominasi permainan. Ah, dia jadi merindukan suami tampannya itu!

"Mbak!" Aira memanggil Kissy cukup keras seraya menggoyangkan lengan kanan atas Kissy.

Kissy mengerjap, sadar bahwa baru saja dia melamun. "Eh, kenapa?"

"Mbak Kissy melamun, ya?" Sorot mata Aira meredup seiring bibirnya yang berdecak, membuat Kissy tersenyum geli.

"Iya, maaf. Kamu tadi ngomong apa, Ra? Coba ulangi deh. Aku siap mendengarkan sekarang," rayu Kissy.

Aira melabuhkan telapak tangan kanannya kembali pada perut buncit Kissy. Dia mengelus berulang-ulang, merasakan tendangan dan pergerakan si kembar yang terlampau aktif sehingga sering membuat Kissy meringis. "Aku pengin satu yang kayak gini deh, Mbak. Sepertinya, hamil itu menyenangkan," ujar Aira tanpa mengalihkan pandangannya dari perut ibu hamil itu.

TOO LATE TO FORGIVE YOU | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang