16 - to lose you

4.5K 492 123
                                    

Setelah mendapat telpon dari Ann, Shane segera melajukan mobilnya menuju apartment Savannah. Ia bahkan meninggalkan rapat perjanjian kerja sama sekian juta dollar untuk segera menemui Savannah.

Ya Tuhan, ia benar-benar tidak ingin wanita itu terluka. Bisakah ia yang menggantikan semua rasa sakit Savannah dan menanggung semuanya sendiri.

Shane memarkirkan mobilnya asal, setengah berlari ia memasuki pintu utama gedung apartment itu. Ia menekan tombol di samping pintu lift beberapa kali dengan tidak sabar, walaupun ia sadar kelakuannya itu sama sekali tidak berguna.

Pintu lift terbuka dan ia segera menekan angka 3. Saat pintu lift hampir tertutup sebuah tangan menahannya membuat pintu itu kembali terbuka.

Shane bukan tipe orang yang suka mengumpat, tapi saat ia melihat pria yang kini sudah masuk di dalam lift dan berdiri membelakanginya, ia langsung mengumpat dengan keras.

Pria itu menoleh, menaikkan sebelah alisnya sebelum kembali menyesap kopi di gelas kertas berlabel yang mungkin baru saja di belinya di luar.

"River Hoult," panggil Shane dengan nada yang sama sekali tidak ramah.

River hanya meliriknya sambil mengangguk. "Saya."

Shane sudah mengepalkan tangannya dari tadi dan saat denting pintu yang menandakan mereka telah sampai di lantai yang di tuju, ia langsung mendorong tubuh River.

"Aku memikirkan dimana aku pernah melihatmu dan sekarang aku ingat." Shane menatap River dengan tatapan tidak suka.

"Apa kita punya urusan?" River mengangkat wajahnya, marah karena Shane mendorongnya hingga limbung dan membuat kopinya jatuh ke lantai.

Shane tersenyum sinis. "Aku selalu bertanya-tanya apa yang mungkin akan kulakukan jika bertemu dengan orang yang merusak pernikahanku dan kini aku menemukan jawabannya!"

Shane melayangkan tinjunya ke rahang River, membuat pria itu terhuyung dan mundur beberapa langkah ke belakang.

"Ini untuk Savannah," ucap Shane sebelum melayangkan tinjunya kembali.

River menerima pukulan itu tanpa protes, ia sendiri bingung dengan cara kerja otaknya yang mendadak lambat mencerna semuanya hingga bersedia menerima pukulan itu berkali-kali.

"Dan ini untuk Swan!" Tinju yang kesekian di layangkan Shane yang kali ini berhasil membuat River tersungkur di lantai.

River meringis, darah segar mengalir di sudut bibirnya. Sebenarnya River bisa menghindar atau setidaknya melawan, mengingat postur tubuhnya yang lebih tinggi dari Shane. Tapi kata-kata Shane tentang pernikahan, Savannah, juga Swan menjadi jurus ampuh yang membuatnya mendadak lumpuh.

"Bajingan sepertimu tidak pantas berada disisi Savannah dan Swan!" Desis Shane, masih mengepalkan tangannya dengan napas memburu.

River bangkit dan kembali berdiri. "Kau menyalahkanku atas Pernikahan dan Savannah, juga Swan?" River tersenyum sinis. "bukankah kau suami dan ayah brengsek yang membiarkan mereka hidup sendiri disini!"

Shane tertawa, bukan tawa yang ramah tentu saja. Ia tertawa untuk kebodohan pria ini yang tidak mengetahui bahwa ia telah menghancurkan hidup wanita yang Shane cintai. Atau dia justru pura-pura bodoh?!
dan Suami? jika Savannah tidak kabur di hari pernikahan itu mungkin kini mereka sudah bahagia sebagai suami-istri bersama Swan tanpa perlu berurusan dengan bajingan di depannya ini.

"Satu tahun yang lalu, seharusnya Aku menikah dengan Savannah." Shane meringis. "Tapi dia memilih meninggalkanku di hari pernikahan, dan kau tau semua itu karena kau!"

River mengerutkan alisnya, otaknya belum bisa sepenuhnya mencerna ucapan Shane.

"Ah apa aku perlu mengingatkanmu sedikit," Shane melangkah mendekati River, berdesis dengan emosi yang meluap-luap. "Perbuatan kurang ajarmu di lift hotel satu tahun lalu menghancurkan hidup kami! Savannah hamil dan meninggalkanku!"

The VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang