Be My Partner

12 2 0
                                    

Andai aku dapat menjadi yang terbaik,Andai ini semua berjalan dengan baik, Andai ini semua tak pernah terjadi, Mungkinkah aku sudah bahagia-- 6 Juni 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andai aku dapat menjadi yang terbaik,
Andai ini semua berjalan dengan baik,
Andai ini semua tak pernah terjadi,
Mungkinkah aku sudah bahagia-
- 6 Juni 2020

Luna baru saya menyelesaikan tugas sekolahnya, yaitu membuat sebuah curhatan galau. Senyum senang menghiasi bibir tipis Luna. Tugas sekolahnya sudah berakhir, itu artinya Luna akan mengintip kembali seseorang yang paling ia cintai di sebelah kelasnya. Bukan sebelah, lebih tepatnya 2 kelas setelah kelasnya.

Kepala Luna menyelonong keluar dari pintu kelas. Menatap anak kelas 12 yang sedang berdiri berjejer. Seperti biasa mereka akan melihat keadaan sekitar dan sedikit berbincang-bincang. Membuat Luna sedikit kesal sekaligus bahagia. Kesal karena perempuan yang berbincang dengannya membuatnya tertawa dan senang karena orang yang dicarinya berasa di depan kelas.

"Luna!" Panggil seseorang sambil menepak klavikula Luna.

Luna kaget dan menatap kesal wajah sahabatnya yang satu ini, sedangkan sahabatnya malah cekikikan karena berhasil mencyduk Luna.

"Menyebalkan!" Keluh Luna.

"Sudah, jangan hanya dilihat. Samperin gih!" Usir sahabatnya, Catria.

"Kau, ini... Kenapa gak kamu aja yang kesana? Perasaan kamu yang ngebet banget!" Kesal Luna.

"Enak aja! B t w, siapa sih yang kamu liatin?" Tanya Catria.

Bukannya Luna menjawab, malah mukanya memerah. Pertama kalinya muka Luna memerah. Membuat Catria semakin ingin menggodanya.

"Cari aja sendiri!" Ketus Luna sambil menutupi semburat merah yang tidak bisa ia hentikan.

"Yang mana satu? Ada Algo, Brie, Abri, Vander, Wedi? Hem?" Tanya Catria dengan wajah yang penuh penasaran.

"Gak dua-duanya!" Kata Luna ragu.

"Yakin? Keknya gak mungkin deh! Soalnya disana cuma ada mereka." Kata Catria tidak percaya.

"Gak tahu" Ucap Luna Acuh, lalu meninggalkan Catria yang dilandaskan penasaran.

"Permisi, ada Luna?" Tanya Seorang laki-laki yang menurut Catria ini Abri.

"Iya ada apa? Lunanya ada di dalam. Bentar saya panggil." Kata Catria.

"LUNAA! ABRI NYARIIN!" Teriak Catria.

"Iya, iya. Sabar." Kata Luna.

"Baru bentar juga," ujar Luna dengan nada pelan.

"Ciee..." Ejek Catria yang hanya dibalas dengan delikan mata dan meminta pertanggung jawaban oleh Luna.

Luna berjalan keluar dan menghampiri Abri. Luna hampir jantungan, melihat orang yang selama ini dia lihat dari jarak jauh, kini berasa di depan matanya. Berasa mimpi! Belum apa-apa aja muka Luna sudah memerah. Batinnya hanya bisa berteriak bahwa dirinya saat ini tengah malu.

ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang