1. Peringatan Mama

937 92 11
                                    

Happy Reading

🌼🌼🌼

Seorang gadis berambut coklat sebahu tengah duduk di meja belajarnya dengan di temani oleh beberapa buku tengah asyik dengan pikirannya sendiri. Bukan belajar yang ia lakukan, melainkan berkhayal dengan satu tangan yang di gunakan untuk menopang dagunya.

BRAK...

Seketika gadis itu terlonjak kaget sambil memegang dadanya yang hampir copot akibat ulah sang mama.

"FINA!!. Sudah berapa kali mama bilang ke kamu, hh?, Tidur. Tepat. Waktu. Kamu tuh ngeyel yah kalo dibilangin orang tua." Bentak sang mama sambil memegang segelas susu coklat.

"Eh Mama, aduh baik banget sih mama aku ini, tiap malam anterin susu untuk anak nya yang cantik ini." Ucap nya sambil berjalan menghampiri sang mama yang tengah berada di pintu kamar nya. Ketika Fina hendak mengambil susu itu, tiba-tiba ia meringis kesakitan akibat jeweran dari sang mama.

"Aduh, aduh Ma.... sakit, sakit, sakit, aduh, Ma udah dong, ini Fina juga mau tidur, Fina janji deh bakal tidur tepat waktu." Bujuk Fina sambil meringis kesakitan.

"Hmm enak kan dapet jeweran penghantar tidur dari mama. Terus kan saja tingkah kamu itu ya Fina, Dasar anak bandel." Ucap sang mama sambil menjewer telinga Fina yang tak pernah mau mendengarkan ucapan sang mama, sebenarnya dengar sih, cuma ia terlalu sepele dengan ucapan mama nya.

"Eng-enggak ma, Fina bakal tidur tepat waktu deh, janji." Ucap Fina sambil mengacung kan jari kelingking nya.

"Janji, janji. Mama gak perlu janji, Mama cuma mau bukti!" Ucap sang Mama masih setia dengan jewerannya.

"Ya mama juga."

"Juga apa?!"

"Mama juga dari tadi belum anterin susu coklat ke Fina, berarti Mama juga salah dong." Seketika mama nya terdiam dan melepaskan jeweran nya sambil menatap sang anak yang tengah menunduk.

"Ya sudah, kamu cepetan tidur. Gak ada kata tapi-tapian. Cepat tidur dan jangan ulangi kesalahan yang sama lagi, Mama maafin kamu." Ucap sang mama memeperingati. Seketika Fina mendongak kan kepala nya untuk mencari kepastian dari ucapan mama nya. Setelah di rasa cukup, ia pun tersenyum manis ke arah sang mama.

"Makasih Ma, Mama baik Fina suka, Mama selalu mau maafin Fina." Ucap Fina sambil memeluk Mama nya.

"Ya sudah, Mama keluar dulu, besok bangun cepat. Ada yang mau Mama sama Papa bicarain sama kamu." Ucap sang Mama sambil beranjak keluar dari kamar Fina.

"Sip Ma!"

Setelah mengatakan itu, Fina kembali menutup pintu kamarnya, lalu beranjak menuju balkon hanya sekedar untuk menyapa teman nya.

"Bintang, kira-kira Mama mau bicarain apa yah?" Ucap Fina sambil menatap langit yang penuh bintang malam ini.

1 menit

2 menit

3 menit

4 menit

5 menit

Waktu yang terus berputar itu ia gunakan untuk menatap temannya bintang, sambil sesekali ia menyeruput susu coklat panas buatan Mama nya tadi.

"Bintang, aku gak bisa lama-lama nih, aku tidur dulu ya, aku gak mau Mama tau kalau aku masih belum tidur, ntar yang ada aku kena marah lagi terus kena jewer, kan sakit." Ucap Fina sambil mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.

Setelah itu ia beranjak dari balkon menuju kasur empuk nya, ia memutuskan untuk menjadi anak baik malam ini.

Dia adalah Finaira Silvita Annisa, gadis yang akrab di sapa Fina ini adalah anak tunggal dari Farhan dan Wina. Dia adalah gadis cantik dengan segala tingkah lakunya yang dapat berubah-ubah. Papanya adalah seorang pengusaha sukses yang bisnisnya sudah meluas kemana-mana. Selain itu Fina adalah seorang gadis yang pemalu dan juga sedikit penakut.

***

"Fina, bangun sayang. Cepetan... ntar kamu terlambat sekolah lho." Ujar sang Mama sambil sesekali mengetok pintu kamar anak gadis nya itu.

Disisi lain, Fina yang merasa terganggu dengan panggilan Mama nya seketika menggeliatkan tubuh nya lalu membuka mata dan selimutnya kemudian merubah posisi nya menjadi duduk, sambil sesekali ia menguap karena kantuk yang tak kunjung reda.

"Fina, bangun, nanti kamu kesiangan Fina, kalau kamu gak bangun juga, pintu kamu bakal Mama dobrak." Ancam sang Mama.

Mendengarkan ocehan Mamanya tiap pagi sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Fina. Karena tak mau sampai mamanya itu melakukan aksi dobrak pintu lagi. Fina pun beranjak dari kasurnya untuk membukakan pintu. Dengan penampilan yang masih acak-acakan khas orang bagun tidur itu, ia menatap mamanya dan tanpa basa basi ia kembali menutup pintu kamarnya tanpa mengeluarkan sepatah kata membuat Mamanya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tinggah laku anak nya.

"Fina, cepetan mandi, Mama sama Papa tunggu di bawah."

[.....]

"Fina, jawab Mama Fina!" Kini emosi mamanya mulai memuncak karena tak juga mendapat sahutan dari sang anak.

[.....]

"FINA!!!"

"Iya ma." Sahut Fina dengan nada malas.

Sang Mama turun dari kamar Fina dengan emosi yang masih memuncak.

"Kenapa lagi sih Ma?, berantem mulu sama anak kita, gak ada bosen-bosen nya." Ucap sang Papa.

"Itu tuh anak kamu, nggak pernah dengerin apa kata orang tua, Mama kan sebel Pa." Ucap sang Mama.

"Ya itu anak kamu juga kan, gak beda jauh juga sama Mama nya."

Wina hanya pasrah dengan kenyataan yang di lontarkan oleh suaminya itu. Ia memilih diam dari pada melanjutkan perdebatan yang sudah membuat mood nya buruk pagi ini.

***

Fina keluar dari kamarnya dengan keadaan rapi, dengan menggunakan seragam abu-abu putih, rambut yang di ikat seperti ekor kuda dan tak lupa juga, terdapat 1 kep mutiara kecil yang bertengger di kepalanya menambah kesan manis pada gadis itu. Ia menuruni tangga dengan membawa tas di pundak kanan nya dan sepatu di tangan kiri nya.

"Pagi Ma, Pa." Sapa Fina sambil menuruni tangga rumahnya.

"Pagi sayang." Ucap sang Papa

Papa dan Mama Fina tengah sibuk dengan sarapan yang telah disiapkan oleh asisten rumah tangga pagi tadi.

"Oh iya Ma, jadi apa yang mau mama bicarakan ke Fina?" Ucapnya sambil mengolesi rotinya dengan selai coklat kesukaan nya.

Papa berdehem untuk memulai pembicaraan mereka pagi ini.

"Jadi gini...."






Hayyooo kira-kira apa nih yang bakal dibicarakan Papa nya Fina....
Penasaran gak sih?
Yang penasaran, baca part selanjutnya
Jangan lupa BINTANG kecilnya🤏⭐

Yang mau mutualan ig, skuy lah comment aja

Ku Titip Pada BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang