Mine

12K 933 38
                                    

Mark keluar dari kamar mandi. Dia mengikat tali bathrobe di pinggangnya dan berjalan menuju jendela kaca besar di apartemen pribadinya. Ada meja bulat di sebelah dinding, di atasnya ada beberapa majalah dan sebotol wine. Mark menuangkan anggur merah ke gelas kaca berpeyangga tinggi. Dia menenggaknya sambil melihat pemandangan pusat kota dari balik jendela kaca. Indah sekali.

"Ngghh-"

Seindah pemandangan di atas tempat tidurnya saat ini.

Donghyuck mengerang.

Mark berjalan mendekat, lututnya menekuk dan menumpu pada ranjang. Jarinya merambat sepanjang torso, sementara Donghyuck mengangkang tidak berdaya di atas kasur dengan kaki terbuka lebar. Mata tertutup dasi merah, sementara bibir merahnya terkuak basah.

"Bangsat a-akh!" Donghyuck mendesah tipis saat putingnya yang kemerahan kembali dicubit. Kakinya refleks mengatup tapi kedua tangan Mark dengan sigap menahan paha sekalnya dan justru menguleninya untuk menambah rangsangan.

"Fuck you! Berhenti bermain-main Mark!"

Sumpah, rasanya Donghyuck ingin menonjok Mark-- andai bisa. Sayangnya lelaki brengsek itu sudah lebih dulu menyatukan kedua pergelangan tangannya dan mengikatnya di kepala ranjang. Alhasil, Donghyuck gagal memberontak dan hanya bisa pasrah saat Mark mempermainkan tubuhnya lagi.

Bedebah memang.

Mark memberi sentuhan di sekujur tubuhnya yang memerah sensitif tanpa membiarkannya klimaks. Dan lelaki itu hanya akan terkekeh kurang ajar kemudian mengulangi proses yang sama berkali-kali.

"No no! Bukan begitu caranya memohon, Lee."

Mark menggelengkan kepala, tampak sangat menikmati pemandangan Donghyuck yang terengah, tampak begitu menggairahkan dengan kulit merona serta tubuh yang mengkilat oleh keringat. Sebelum dia mandi, dia menyelipkan vibrator dalam lubang Donghyuck untuk menggantikan jarinya yang tadi melakukan penetrasi. Bayangkan saja bagaimana kondisi Donghyuck saat ditinggal dalam keadaan semacam itu. Mark menjilat bibir, masih belum, dia ingin Donghyuck memohon. Lee Donghyuck dan segala keangkuhannya akan Mark taklukkan malam ini.

"Katakan? Apa yang kau inginkan hm?"

Mark tiba-tiba meraih ereksi Donghyuck dan mengocoknya perlahan. Tubuh Donghyuck tersentak kecil kemudian gemetar nikmat setelahnya, mulutnya terbuka mengeluarkan desahan lirih dan nyaris saja klimaks saat Mark dengan kurang ajar menahan lubang penisnya.

"Ah-- Fuck! Fuck! Fuck! Lepaskan Mark!"

Donghyuck mengumpat, menghentak ribut, napas tersengal parah dan wajah memerah pekat karena hasrat yang tertahan.

"Memohonlah yang benar," bisik Mark di telinga Donghyuck.

Si pemuda manis tersengguk lirih, benda di antara selangkangannya sudah kepalang tegang dan berdenyut ngilu, vibrator dalam lubangnya bergetar tanpa ampun dan rasanya nikmat juga sakit sekali.

Pertahanannya runtuh begitu saja. "A-aku mohon le-lepaskan Mark,"

"Memohonlah dan sebut namaku."

Donghyuck terisak, persetan, persetan, perseran. "Aku mohon lepaskan aku M-mark...ahh--"

Tubuh Donghyuck bergetar hebat saat klimaksnya datang, jari kakinya menekuk. Mark berbisik di depan bibirnya, "Good boy."

Bisikan itu menghilang seiring dengan bibir Mark yang meraup bibirnya dalam ciuman, Donghyuck mengerang tipis saat lidah Mark membelit lidahnya dalam sebuah hisapan panas, liar dan basah. Tidak ada satu pun bagian yang terlewatkan. Saliva menetesi sudut bibir, Mark menjilat alirannya hingga ke rahang Donghyuck, turun untuk berganti menjilat leher jenjang si pemuda manis.

Casino || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang