Rough Night

16.2K 958 67
                                    

Donghyuck terbakar.

Seluruh tubuhnya panas sekali, dia bahkan harus bersandar pada bahu Mark saat lift membawa mereka naik ke hotel yang berada di MGM Grand Las Vegas.

Sialan, berapa tinggi dosis perangsang yang diberikan Mark untuknya? Donghyuck menggeram rendah, menahan diri mati-matian untuk menghajar Mark saat ini juga.

"Aku sudah menyewa kamar hotel seminggu penuh hanya untukmu. Dan kali ini-" Mark mendekatkan wajah, lalu berbisik rendah di telinga Donghyuck, "-jangan harap kau bisa kabur lagi."

'Bedebah brengsek! Sudah direncanakan rupanya.'

"Aku. Akan. Membunuhmu!" desis Donghyuck tajam, tersengal di antara napasnya yang kalang kabut.

Mark tertawa mengejek. "Oh benarkah?"

Jari telunjuk Mark membuat garis imajiner di paha Donghyuck, bergerak sangat pelan dan menyiksa di sekitar selangkangannya, tanpa menyentuh milik Donghyuck yang berkedut di dalam sana.

Donghyuck mendenguk. Memejamkan mata tersiksa. Jarinya mencoba menahan pergerakan itu namun gagal karena obat sialan yang membuat tubuhnya lemah.

"Kau tidak terlihat ingin membunuhku," ujar Mark main-main, seringai tidak lepas dari bibir bangsat itu.

"Bedebah kau-ah,"

Donghyuck mendesah saat jemari Mark menangkupnya begitu saja dan memberi remasan kuat dari luar celana, posisi mereka berdiri bersisian menghadap pintu lift dengan jari Mark yang terus berkerja. Donghyuck bisa merasakan miliknya berkedut, basah dan semakin tegang. Jantungnya berdebar gila, bagaimana jika ada seseorang masuk dan melihat kegiatan tidak senonoh ini?

"Hentikan nghh-" Donghyuck mencoba menghentikan pergerakan tangan Mark di genitalnya yang tanpa ampun, namun bukannya berhenti lelaki itu justru meremasnya makin intens. Donghyuck meremang, mendesah tipis, kepala total bersandar pada bahu lebar Mark.

Ting!

Pintu lift terbuka dan Mark dengan kurang ajar menjauhkan tangan begitu saja. Membuat Donghyuck menggeritkan geraham dan mengumpat.

"Fuck you!"

Dua orang lelaki dan satu perempuan muda memasuki lift. Mark terkekeh di sebelahnya. "Kau ingin aku menyentuhmu?" bisiknya dengan suara rendah.

Menyentuh? Dengan tiga orang asing yang berada di sini? Tentu saja tidak! APA DIA GILA?

Donghyuck terkesiap. Mark pasti sudah sinting. Mata melebar sempurna saat jari Mark merambat di punggungnya, turun ke belahan bokong lalu meremasnya.

Donghyuck menggigit bibir menahan rintihan dan segala suara sumbang yang mengancam keluar dari tenggorokan. Jantungnya berdebar keras sekali, bagaimana kalau tiba-tiba tiga orang ini menoleh dan melihatnya dilecehkan sebegini liarnya padahal dia adalah seorang lelaki? Bagaimana kalau mereka melihat celana Donghyuck yang menggembung dan mengiranya sebagai orang cabul? Padahal Mark-lah yang mencabulinya. Mau ditaruh di mana wajah Donghyuck?

Namun berbeda dengan pemikirannya, fakta bahwa ketiga orang ini bisa menoleh kapan saja dan memergoki apa yang sedang dilakukan Mark padanya justru membuat Donghyuck semakin hard sekaligus tegang. Dia bisa merasakan bagian dalam celananya yang basah dan becek. Panas berkedut. Astaga, Donghyuck bisa gila jika ini terus dilanjutkan.

"This makes you excited, huh?"

Mark menyeringai. Dia menekan lubang Donghyuck dengan jari. Dan pertahanan Donghyuck runtuh. Desahan halus keluar dari bibir itu.

Ketiga orang tersebut menoleh dan melebarkan mata terkejut saat melihat kondisi Donghyuck yang luar biasa berantakan, napas terengah dan bibir memerah basah. Padahal Mark sama sekali belum menggagahinya, namun Donghyuck seperti baru saja diperkosa. Pemuda yang kecil mendengung malu, dia memutar tubuh memunggungi ketiga orang itu untuk bersembunyi dilekukan leher Mark.

Casino || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang