Breathless 1

35.4K 1.6K 189
                                    

"Haechanie, aku pergi dulu. Kamu jaga diri selama dan bilang kepadaku jika terjadi sesuatu," kata pria yang menenteng tas kerja dan koper bajunya.

"—baba pergi dulu ya sayang. Kamu jangan bandel buat mama lelah ya nak. See you" lanjutnya sambil mengecup kening kedua orang terkasih pria itu.

Yukhei Wong, pebisnis kelas menengah dalam bidang ekonomi kreatif.

Dia pria dengan kepribadian berbudi luhur, tegas tapi bertanggung jawab. Pria itu adalah cerminan malaikat bagi laki-laki yang tengah menatap langkah suaminya yang menjauh seraya menggendong buah hati mereka.

Yukhei memang bukan cinta pertamanya tapi Yukhei adalah cinta yang dibutuhkannya. Tidak seperti cinta pertamanya yang membuat laki-laki itu mengalami banyak hal menakutkan sebelum hidup bersama Yukhei. Tidak dapat dikatakan cinta pertama juga sih.

Laki-laki tersebut pun masuk kembali ke rumah sambil bercanda kecil ke bayi mungilnya.

Di seberang jalan sana seseorang tersenyum begitu lebar. Dia menyibak rambut hitamnya senyuman itu tidak tampak senyuman dalam konteks baik. Dirinya menaikkan jendela mobil lalu melaju meninggalkan rumah sederhana itu.

"Let's take about yours, Mark Lee"

•••

Haechan memasang kaitan bra-nya. Dia baru saja menuntaskan pemberian ASI pada bayi kecil itu.

Dia memang laki-laki tapi hormon yang terdapat pada wanita ada padanya. Apalagi setelah menikah dan dinyatakan hamil. Perubahan bentuk fisiknya tidak main-main. Buah dadanya membesar, pinggul melebar dan tentu perutnya yang besar pula. Bahkan bentuk tubuhnya hampir seperti wanita pada umumnya meski dia masih memiliki belalai kecil di selangkangannya.

Sebenarnya sudah lama dia menyadari ada hal khusus pada dirinya. Laki-laki itu makin bertambah umur makin cantik dan manis. Apalagi tubuhnya yang sedikit berisi saat pubertas membuat dirinya jauh dari kata tampan. Saat pubertas, dia sering mengalami sakit perut bulanan hingga dia terbiasa dan tentunya ada kalimat sihir mensugesti agar sakitnya tak parah.

Usai memakai kembali sweater warna peach itu, dia turun menuju ruang televisi.

Dia butuh refreshing sekedar menonton. Bila diingat Haechan hampir jarang melakukan hal seperti itu terlebih setelah melahirkan anak pertamanya, Baby Yucha.

Yucha benar-benar bayi yang cerewet kata sang baba. Haechan tertawa kecil mengingat suaminya yang menangis tak bisa tidur selama baby Yucha tidur bersama sang mama. Padahal Haechan selalu menyuruh Yukhei tidur duluan dan mengabaikannya menangani anak mereka tapi sang baba memilih merengek sambil melihat baby Yucha ditenangi sang mama.

"Ah, aku benar-benar rindu padanya—"

"Kau merindukanku?"

Haechan berbalik begitu mendengar suara familiar di gendang telinganya.

Itu bukan suara suaminya!

Belum waktunya sang suami pulang.

Matanya membulat melihat sosok masa lalunya yang berdiri di depan Haechan sambil tersenyum sok ramah pada Haechan.

"Kau kenapa kesini?! B-bagaimana kau tau aku tinggal disini, brengsek!"

Brengsek adalah gelar yang tepat untuk pria yang selalu memaksakan kehendaknya kepada Haechan selama mereka bersama.

"Kau berburuk sangka padaku? Wah, wah bagaimana mungkin boneka seks-ku ini melupakan kenikmatan yang kami lalui? Haha" balasnya sambil tertawa hina pada Haechan.

Haechan tersulut amarah, takut dan juga sakit hati. Dia hanya dianggap boneka seks bukan manusia. Benar-benar iblis pria itu memori Haechan terngiang-ngiang kembali.

[Series 3shot] BreathlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang