Malam berlarut hingga entah sudah berapa banyak kenangan yang ia ingat. Raganya menguar dari balik tubuhnya, melayang jauh dari tempatnya. Kukira, ini bentuk penyesalan. Sesal yang tak berarti, dan sesal yang tak pernah kunanti.
Allah, bawaku kemanapun engkau pergi, kemanapun. Asal, jangan pernah kau tempatkan aku bersama luka yang aku sendiri tak mau membuatnya.
Allah, surat rindu untukmu akan selalu kukirim dalam doaku. Hanya, rindu ini tampak lain, aku hanya ingin istirahat sejenak dalam sandaran-Mu. Bercerita bagaimana aku menjalani kehidupanku, bagaimana perasaanku, sebagaimana akan aku ceritakan sebegitu jelas.
Allah...
Tulisanku terus bergerak mengukir namanya, tanpa kuminta.Bolehkah aku sebut namanya berulang-ulang? batinku menyerang.
Bolehkah aku melepaskan rindu dalam balutan tangisan?
Bolehkan Engkau perkenankan aku menyesali semuanya dengan ridha-Mu?
Demi Allah, Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya.
Bolehkah?...bolehkah kucatat namanya di kertas yang tak jelas arah tujunya?
Kertas yang menjadi saksi bahwa kisah ini bukan lah kisah tabu, hanya tulisan yang tercoret disebalik kertas biru.
Allah,
let me hug you.I'am forever, and always love you.
[□][□][□][□]
KAMU SEDANG MEMBACA
Kertas Biru
Short Storykata orang, hidup yang tak pasti seperti abu-abu. Tapi buatku, semua hidup yang bersemayam dalam diriku adalah Biru. Artinya, adalah segalanya bercerita tentang Kamu. Tuan, sudikah berbagi tempat kosong di hatimu untukku?. Mampukah kamu ukir namaku...