6 |Sayang, Tidak?

3.7K 378 17
                                    

Kana sudah kembali bekerja setelah terbaring lemah di atas kasur karena demam melanda. Sebetulnya Kana belum sembuh total, tetapi ia merasa bosan jika harus berdiam diri di rumah tanpa melakukan aktivitas apapun. Maka dari itu Kana memaksakan diri untuk bekerja hari ini.

"Kana, kau sudah sembuh?" adalah kalimat sambutan dari Taehyung ketika dirinya baru memasuki kedai.

Merasa tidak enak jika mengabaikan Taehyung lantaran ada Bibi Kim di sekitar mereka, Kana pun memutuskan untuk menyahut disertai sebuah senyuman---meskipun berat untuk Kana lakukan. "Sudah, Tae."

"Syukurlah kalau begitu."

Kana melenggang setelah dirasa tidak ada yang perlu lagi dibicarakan pada lelaki itu. Napasnya masih terasa panas setiap kali Kana menghela napas, pun ia sesekali terbatuk sehingga mengundang atensi Bibi Kim yang kini menatapnya khawatir. Sebelum wanita tua itu menanyakan keadaannya, Kana sudah lebih dulu memberikan gestur bahwa ia baik-baik saja.

"Beristirahatlah dulu, Kana. Masih ada Taehyung yang akan membantu Bibi."

Kana menggeleng dan tersenyum. "Aku sudah sehat, Bi. Kasihan kalau Taehyung sendirian di sini." Memang pada dasarnya Kana mempunyai kepala yang sekeras batu, keputusannya tidak bisa diganggu gugat begitu saja. Bibi Kim pun sampai menggelengkan kepala, terpaksa membiarkan Kana bekerja, kebetulan hari ini pelanggan yang datang tidak terlalu ramai, sehingga tidak mengharuskan Kana untuk terlalu lelah bekerja.

Sudah hampir dua belas jam Kana tidak melihat dua Jeon berbeda generasi itu di kedai. Biasanya Jihoon akan berlari jika sudah mendekati kedai dan memanggil namanya dengan antusias, sedangkan Jungkook kewalahan menjaga anaknya agar tetap tenang dan tidak membuat kebisingan di tempat umum. Tetapi hari ini Kana merasa ada yang kurang karena Jihoon dan Jungkook yang tidak datang ke mari.

"Kana, biar aku saja yang menutup kedai. Kau bisa pulang duluan dengan Nenek," ujar Taehyung.

Kana melirik ke arah Bibi Kim yang sudah bersiap untuk pulang. "Benar tidak apa-apa?"

Taehyung mengangguk dan tersenyum, kemudian mengulurkan jaketnya pada Kana. "Pakai ini. Kau masih belum sembuh total, tidak baik kena angin malam."

Kana pun menerima jaket Taehyung yang berwarna cokelat dengan lis hijau dan merah. "Aku akan berterima kasih besok."

Taehyung terkekeh dan mengangguk, lalu menatap punggung sempit Kana yang semakin menjauh lalu hilang di tikungan jalan.

Di sisi lain, seorang pria tengah sibuk mengurus anaknya yang sedang rewel karena sakit. Makanan apa pun terasa hambar di mulut anaknya, sehingga membuat bocah itu mendorong suapan dari sang ayah.

"Hoonie, katanya mau cepat sembuh?"

Jihoon membekap mulutnya seraya menggelengkan kepala. "Hoonie mau tidur saja."

"Ya sudah, Hoonie minum obatnya dulu, setelah itu baru tidur." Jungkook menyimpan bubur yang masih utuh di atas nakas dan mengambil obat demam milik Jihoon.

"Jangan yang pahit-pahit, Dad. Hoonie tidak suka."

"Sirupnya manis, kok. Tidak pahit."

Jihoon membuka mulutnya saat Jungkook menyuapkan sirup demam ke anaknya itu. "Tidak pahit, 'kan?"

Jihoon menggeleng kemudian mengatur posisinya untuk tidur. "Dad, Hoonie rindu dengan Kana Noona," ujar bocah itu tiba-tiba.

Jungkook mengulaskan senyumannya dan membetulkan letak selimut yang membalut tubuh anak kecil itu. "Makanya, Hoonie harus menuruti Daddy biar kita bisa bertemu dengan Kana Noona," ujarnya sembari mengusap surai Jihoon yang tebal.

"Siap, Captain!"

***

Sudah dua hari ini kedai Bibi Kim tidak didatangi oleh Jihoon dan ayahnya. Kana merasa sangat merindukan bocah itu, di sisi lain juga rasanya ada yang kurang jika tidak melihat kehadiran Jungkook. Tidak! Bukan seperti yang kalian pikirkan! Kana hanya sudah terbiasa melayani pelanggan seperti Jeon berbeda generasi itu, bukan berarti ia sedang menyukai duda tersebut.

Tiba-tiba sebuah panggilan dari Jungkook masuk ke ponselnya, sukses membuat Kana terkesiap dan segera mengangkat panggilan sebelum nada deringnya mengacaukan atensi orang-orang yang berada di kedai.

"Halo?"

"Noona!"

"Y-ya, Jihoonie?"

Kana menjauhkan diri dan berjalan ke arah belakang agar suara yang memekik dari ponsel tidak mengundang perhatian siapapun. "Ada apa, Hoonie?"

"Noona! Hoonie rindu sekali!" Suara bocah tersebut terdengar sangat girang dan bersemangat.

"Kalau rindu, kenapa Hoonie tidak ke sini? Sudah dua hari, lho."

"H-Hoonie baru sembuh..." Suara Jihoon mengecil dan terdengar lirih.

"Jihoonie sakit?" tanya Kana dengan khawatir.

"Ung ... Daddy sampai kesulitan mengurus Hoonie."

Lalu terdengar grasak-grusuk yang berasal dari ponsel, kemudian suara anak kecil yang tadi berbicara dengan Kana kini berganti menjadi suara pria dewasa. "Kana, apa kau sudah sembuh?"

Kana mengulum bibirnya saat mendengar suara Jungkook yang seperti---khawatir?

"Sudah, Jung. Bagaimana dengan Jihoon? Dia juga sakit, ya?"

"Iya, mungkin sekarang memang lagi musim sakit." Terdengar gelakan kecil dari Jungkook saat berbicara.

"Kau juga jangan sampai sa---" Ucapan Kana terjeda saat mendengar Jihoon yang ingin mengambil alih telepon.

"Daddy! Daddy! Berikan pada Hoonie!"

"Kana Noona masih berbicara, Hoonie. Tidak sopan seperti itu," tutur Jungkook pada anaknya yang tengah merengut.

"Tidak apa, Jung. Berikan saja padanya dan biarkan Jihoon berbicara."

Jihoon tersenyum cerah saat mendengar suara gadis di seberang telepon, pun ia langsung mengambil ponsel yang berada di tangan Jungkook.

"Noona, Hoonie sayang sekali!" pekik Jihoon mengundang kekehan kecil dari Kana.

"Iya, Noona juga sayang sekalii pada Jihoonie."

"Noona juga sayang tidak dengan Daddy?"

[]

JEON DADDY [ON HOLD] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang