HEIR

9.2K 715 168
                                    

Hidup Renjun sedikit rumit.

Di tahun 3020 ini, Renjun hanyalah seorang remaja yg baru saja beranjak dewasa. Usianya baru menginjak dua puluh tahun, dan ia sedang melanjutkan studinya di perguruan tinggi nomor wahid di Neo City. Namun dia tidak memiliki sesuatu yg spesial dan hanya melewati hari-harinya dengan bosan.

Sebenarnya tidak juga. Renjun memiliki teman-teman yg bisa membuatnya sedikit lebih bersemangat untuk menjalani hari-harinya, atau tugas-tugas kuliah menumpuk yg bisa membuat Renjun melupakan kehidupannya dalam sekejap. Menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan rumah yg berjibun.

Renjun sebenarnya adalah anak yg ceria. Namun, keceriaannya mendadak kandas saat ia berusia empat belas tahun. Saat orang tuanya memutuskan untuk berpisah dan tinggal sendiri-sendiri. Renjun saat itu harus dipaksa memilih untuk ikut kepada salah satunya, namun ia menolak. Renjun lebih memilih untuk tinggal di asrama sekolahnya. Hingga ia lulus dan ke perguruan tinggi seperti sekarang, ia masih menolak tawaran ibu atau ayahnya yg menginginkannya tinggal bersama mereka. Ia lebih memilih untuk tinggal bersama sahabatnya di asrama kampus. Alasannya agar ia lebih cepat pulang dan pergi tanpa menghabiskan ongkos.

Bukannya Renjun tidak mau tinggal bersama orang tuanya. Namun, kedua orang tuanya sudah memiliki keluarga masing-masing dan Renjun merasa rumah mereka bukanlah rumahnya lagi. Ia merasa berbeda dan canggung. Dan lagi sikap ibunya yg kini terkadang sering membuatnya pusing. Ibunya mulai menjodohkannya dengan laki-laki atau perempuan random pilihannya. Berkata bahwa anak si A memiliki butik dan anak si B adalah dokter. Membicarakan harta, harta dan harta.

Renjun tidak bodoh. Tentu ia menangkap muslihat ibunya dibalik ia yg sering menjodohkan Renjun. Ia ingin hidup makmur dan berlimpah harta karena suaminya baru saja bangkrut. Dan penghasilan mereka didapat hanyalah dari memiliki rumah makan yg tidak terlalu ramai pengunjung. Ia ingin kecipratan harta jika menjodohkan Renjun dengan anak-anak orang kaya kenalannya.

Renjun sebenarnya merasa sedikit iba. Namun apa yg bisa ia lakukan? Ibunyalah yg memilih jalannya sendiri. Ibunya yg terbiasa dengan "selalu ada" mendadak harus beradaptasi dengan serba kekurangannya.

Ayahnya? Ayahnya sama sekali tidak peduli padanya. Istri ayahnya yg justru terkadang lebih perhatian ketimbang ayahnya sendiri. Ayahnya lebih sering mengirim uang dan materi daripada memberikan kasih sayang. Finansial yg berbanding terbalik dari ibunya.

Jadi intinya, Renjun kesepian.

Ia merasa tersisih dan hanya dihubungi saat ia dibutuhkan. Tenang saja, Renjun sudah terbiasa kok. Hidupnya tidak terlalu penting bagi orang tuanya. Renjun akan menjadi penting jika orang tuanya menginginkannya melakukan sesuatu.

Renjun menghela nafas. Ia sekarang sedang menunggu antrian di kafe. Kakinya lumayan pegal karena hoverboardnya mendadak mati dan tidak bisa melayang diudara lagi. Untung Renjun memiliki refleks yg lumayan, sehingga saat hoverboardnya tiba-tiba berhenti dengan menghantam dengan bunyi keras di tanah, ia segera melompat dan mendarat dengan sempurna.

Sialan, ia akan meminta Hendery untuk melihat hoverboardnya. Renjun tidak bisa melakukan apa-apa tanpa hoverboardnya ini. Dia tidak memiliki cukup uang untuk membeli hoversurf(motor terbang) apalagi hovermobile(mobil terbang—bukan, bukan yg ada di Harry Potter wkwk) karena itu ia benar-benar menjaga hoverboardnya dengan hati-hati.

Arlojinya terus berdenting dan layar hologram mini dengan wajah Donghyuck terpampang disana. Renjun menggeser layarnya dan menjawab telepon.

"Renjun-ah, kau harus cepat pulang, ada yg ingin menemuimu!" Seru Donghyuck. Ia tampak bersemangat(?). Renjun hanya menaikkan alisnya. "Aku masih mengantri untuk membeli kue di kafe, Hyuckie."

PATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang