Kanaya sedari tadi hanya berdiri sambil bersender pada tembok dan menundukan kepalanya, manik matanya menatap sepatu yang iya kenakan.
"Woi, mau somay?"
"H-ha?"
Hyunjin terkekeh melihat ekspresi gadis yang berdiri di sampingnya ini.
"Mau somay kaga, hah hoh bae" kata hyunjin menyodorkan satu bungkus somay ke kanaya.
"Enggak deh, m-makasih" balas naya sambil menunduk
"Kalo di ajak ngomong tuh tatap orangnya, nunduk mulu. Yang ngomong di depan elu ini"
Naya sedikit takut dengan nada bicara hyunjin yang dingin, tapi dia langsung mendongakan kepalanya dan menatap manik mata hyunjin.
Demi apapun naya TERKEJUT waktu hyunjin sudah berdiri di hadapannya dengan seragam putih yang keluar dan rambut yang acak-acakan serta kancing baju yang tidak di kancing menampakkan kaus hitam dalam miliknya.
Mampus gak tuh, ambyar pasti naya
Hyunjin kembali menyodorkan somay pada naya yang masih membeku setelah bertatap muka dengan hyunjin.
Hyunjin melirik nametag yang berada di sisi kanan seragam naya.
"Jung kanaya buat lo"
"Makasih kak, tapi gue udah kenyang" bales naya yang membuat hyunjin menatap naya tajam.
"Berani lo sama gue? Lo gak tau gue siapa di sekolah ini? Suara berat hyunjin membuat naya ketakutan, kemudian dia langsung menggeleng cepat.
" makanya terima aja sih, gak gue kasih racun tuh somay. Takut amat lo" hyunjin mengambil tangan kanan naya agak kasar lalu memberikan sebungkus somay yang masih hangat.
"Tapi kak--"
"Ssstt, udah ya gue mau keluar. Kalo pak tae nanya bilang aja gue ke toilet" kata hyunjin kemudian dia melangkah pergi keluar ruangan dan menyisahkan naya seorang.
Naya menghela nafas lega
"Njirrt dedegan gue" gumamnya sambil mengelus dadanya pak tae. Gak.
Kemudian dia mengangkat tangan kananya yang sedang memegang sebungkus somay pemberian hyunjin, naya memperhatikan somay itu dengan serius dan sesekali menciumnya.
Naya mencicipi satu somaynya lalu mengunyahnya dan seketika matanya melebar
"PEDES ANYINGGG"
Lanjut?