Prolog : Awal Pertemuan

39 2 0
                                    

Arjuna (Juna), anak SMA kelas satu yang baru saja memasuki semester dua. Dia memiliki wajah yang biasa saja dan dingin terhadap orang lain, sebenarnya bukan dingin sepenuhnya, hanya saja terlalu datar dalam berbicara, menanggapi, maupun hal lainnya. Bahkan, orang yang membaca judul cerita ini akan tau akan bagaimana kisah ini.

Juna bisa dibilang hanya seorang siswa yang bersikap dingin dan datar kepada semua orang. Ia sama sekali tidak pernah mengeluarkan emosinya, senang, sedih, bahkan ketika marah ia tetap datar, itu juga berlaku pada nada bicaranya. Namun, terkadang ia lebih memilih untuk diam. Bahkan dari awal masuk ke SMA SURA hingga awal Semester 2 ini, ia hanya memiliki seorang teman yang juga begitu dekat dengannya. Namanya Abimanyu (Bima).

Bima adalah anak yang suka dengan hal-hal unik. Ia memilih berbeda dari yang lainnya, meskipun begitu ia tidak ingin merasa istimewa. Ia hanya ingin menikmati suatu hal yang baru karena menurutnya itu menyenangkan.

KISAH INI DIMULAI PADA HARI PERTAMA MASUK SEMESTER KEDUA. YAKNI PADA TANGGAL 2 JANUARI.

Hari pertama sekolah setelah libur selama dua minggu dan Juna tetap datar. Juna berjalan menuju sekolah dengan perlahan.

Meskipun ini adalah hari pertama sekolah, banyak siswa yang senang, kecuali beberapa orang. Sebagian besar mungkin senang karena mereka bosan dirumah dan rindu temannya, apalagi kalo ada yang punya doi. Namun, tidak semua orang juga senang. Ada dari mereka yang anti sosial dan lebih suka berdiam dirumah. Ada juga yang ketika dirumah lebih sering bermain dan bersenang-senang daripada di sekolah. Semua tergantung pada diri mereka.

"Juna, apa kabar?" terdengar suara Bima yang menyapa dari kejauhan. Ia kemudian menunggu di depan hingga Juna mendekat.

"Baik," jawab Juna dengan ringan dan datar.

"Tentang pemilihan ketua OSIS tahun lalu, kau ingat bukan?" tanya Bima.

"Iya," jawab Juna.

"Kurasa pilihan mereka buruk. Ketua yang dipilih menurutku sama sekali tidak cocok. Apa kau berpikiran demikian?"

"Iya," jawab Juna dengan nada datar.

"Yah, mungkin saja sesuatu yang menarik akan terjadi jika ketuanya dia," Bima kemudian berjalan sedikit lebih cepat lalu berhenti dan membalikkan badannya kearah Juna. "Juna, apa kau pernah merasakan jatuh cinta?"

"Belum pernah," jawab Juna.

"Tidakkah kau ingin merasakannya?"

"Mungkin saja, kurasa itu akan merubah suasana hatiku," Juna mulai tertarik.

"Ya, itu mungkin bisa merubah wajahmu yang datar itu," ucap Bima dengan datar.

"Tapi, kemungkinannya sangat kecil, Bima. Karena aku benar-benar membenci wanita," gumam Juna.

"Kau bilang sesuatu?" tanya Bima.

"Enggak," jawab Juna.

Setelah obrolan tersebut, mereka berdua terus diam hingga mereka sampai ke kelas. Sesampainya di kelas. Mereka berdua kembali berbincang.

"Bima?" panggil Juna.

"Hah?" jawab Bima.

"Yasudah," ucap Juna.

Bima tetap diam, namun di dalam hatinya ia berkata, 'bangsat'.

Di kelas mulai berdatangan murid satu demi satu. Mulai dari ketua kelas, cewek paling cakep dikelas, berandalan, hingga murid genius kelas yang datangnya paling akhir.

Ketua kelas, namanya adalah Yudha, wajahnya lumayan tampan dan dia juga cukup pintar, ia juga sangat akrab dengan teman sekelasnya, tentu saja kecuali dengan Juna dan Bima. Yudha beranggapan bahwa Juna dan Bima adalah musuh yang paling sulit untuk dihadapi dikelas. Oleh karena itu, ia sering membuntuti mereka. Yudha juga cukup terpandang, ia memiliki keluarga yang kaya dan juga disukai banyak guru.

Cinta DatarWhere stories live. Discover now