Interlude

3.9K 433 7
                                    

Happy reading and don't forget to vote








Jennie- Memilih sebuah dress hitam pendek yang memamerkan bahunya. Setidaknya mood Jennie tidak terlalu buruk bila memakai drees favoritnya.

Jisoo sempat terpana dengan penampilan Jennie hingga tak dapat mengatakan sepatah kata apapun.

Sekitar 20 menit akhirnya mobil Jisoo berhenti di depan sebuah hotel bintang lima. Jisoo membuka pintu untuk Jennie lalu mengulur tangannya.

"Apa kau yakin dapat tempat disini?"

"Jangan khawatir aku sudah reservasi restorannya"

"Bukankah sulit? Aku pernah mencoba dan berakhir sebagai waiting list" Jennie mengutarakan kekesalannya 1 bulan yang lalu ketika akan makan malam dengan kekasihnya

"Tidak sesulit itu"

Tak lama datang seorang pelayan mengantarkan mereka ke meja yang sudah di pesan. Makan malam di selingi dengan beberapa pembicaraan. Siapa sangka Jennie ternyata suka sekali bercerita. Dengan senang hati Jisoo mendengarkan keseluruhan cerita tanpa melewatkan satu bagian pun.

Beberapa kali Jennie terbahak karena kelakuan random Jisoo. Ya dia memang model tapi sepertinya lebih cocok menjadi komedian. Jisoo tak seburuk yang dia pikirkan.

Setelah makan malam Jisoo mengajak Jennie ke club di hotel itu. Mereka memilih duduk di dekat bar counter agar mudah memesan minuman pada bartender.

"Bagaimana kehidupan mu setelah bertunangan?" Tanya Jisoo

"Tidak buruk"

"Apa pekerjaannya?"

"Composer sekaligus penyanyi" Jennie menahan nafas ketika Jisoo meraba pahanya "Dia pria baik"

"Good for you" Jisoo semakin berani dengan meraba paha dalam Jennie yang terekspos karena dress nya

Jennie meneguk minumannya hingga habis "aku butuh udara segar" berjalan pergi menuju balkon

Jisoo membayar minuman mereka sebelum menyusul Jennie. Gadis itu bersandar dengan nafas berat. Jisoo mendekatkan wajahnya namun enggan mencium lebih dulu. Dia sengaja menguji Jennie.

"Are you okay?"

"Kiss me"

Gotcha!

Jisoo menciumnya dengan lembut namun penuh penekanan. Jennie mengalungkan tangannya tanpa diminta. Jisoo menjatuhkan wajahnya pada leher bagian kiri Jennie,mengendus aroma gadis itu.

"Not in here..." Jennie sedikit terengah

"Let's move on to my place"

























Bleg Bunyi pintu apartement begitu keras karena Jisoo menutupnya asal menggunakan kaki. Dengan mudah menggendong tubuh Jennie seakan gadis itu seorang bayi.

"Bedroom" Ucap Jennie

Jisoo mengangguk mengerti. Perlahan memasuki kamar Jennie sambil mencium bibir ranum gadis dalam gendongannya. Jisoo menarik resleting dress hitam itu,Jennie membantunya untuk melepaskan dress ketat itu dari tubunya.

Tangan Jisoo merambat naik melepas pengait bra gadis itu,kini dia bisa meremasnya dengan leluasa.

"Nghh....." Desahan Jennie terdengar merdu di telinganya

Jennie tidak tinggal diam. Jarinya sibuk melepas satu persatu kancing kemeja yang di kenakan Jisoo. Namun rasanya ada sesuatu yang mengganjal untuknya.

"Wait"

"What?" Jisoo mengangkat wajahnya

"Are you hiding something from me?" Jennie menelisik curiga

"What? NO"

"Really?" Kali ini Jisoo tampak diam "kenapa diam saja?" Jennie mengelus bagian celana Jisoo yang tampak menggembung

"J-Jen..Ahh!" Kepala Jisoo mengadah ketika Jennie meremas miliknya

"Say it" Jilatan lembut pada daun telinganya makin membuat Jisoo gelisah

"Okay" Jisoo menormalkan nafasnya "aku memiliki sesuatu yang ada di pikiran mu"

"Tapi aku tidak memikirkan apapun" Jennie kembali meremasnya kali inin sedikit lebih kuat

"Shit! Penis,aku memilikinya" Jennie tersenyum menang berhasil membuat Jisoo patuh

"Bisakah kau singkirkan tangan mu dari sana?"

"Ops! sorry" Jennie menjauhkan tangannya dari milik Jisoo beralih menarik tengkuknya guna melumat bibirnya

Smirk Jisoo mengembang, ia bergerak mendorong Jennie untuk berbaring di ranjang queen size . Hingga dia bisa mengungkungi tubuh half naked Jennie. Leher Jennie menjenjang merasakan bagaimana hangat lidah Jisoo bermain di salah satu putingnya,hisapan pelan itu semakin membangkitkan gairahnya.

"Hngg..." Jemarinya menelusup diantara rambut panjang Jisoo,merematnya pelan.

Ujung jari Jisoo membelai dada Jennie yang tak terjamah mulutnya. Desahan tak berhenti mengalun di telinga Jisoo. Keduanya larut ke dalam aktifitas panas mereka. Tanpa menyadari salah satu dari mereka telah menghianati sebuah hubungan.

Malam itu Kim Jisoo bercinta dengan seorang wanita yang sudah bertunangan. Katakan saja ia gila,tapi demi mendapatkan wanita seperti Jennie sepertinya tak masalah. Dia sudah memikirkan semua resiko yang akan terjadi. Jennie meninggalkannya keesokan hari atau mungkin malah jatuh padanya.


Kita lihat saja bagaimana akhirnya. Apakah saat membuka mata besok mereka hanya akan menganggapnya sebagai accident atau malah terjatuh ke dalam permainan yang mereka buat sendiri.

Secret Affair?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang