01

58 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku menidurkan kepalaku diatas tumpuan tangan yang ku buat di atas meja.

Bel sudah berbunyi sejak sepuluh menit lalu,tapi aku masih betah berada di meja sambil menghadap jendela.Menampilkan siwa sekolahku yang masih sibuk dengan ekstrakulikuler di lapangan sana.

“Hai.”

Aku menoleh ke belakang saat mendengar sapaan seseorang.

Namun aku kembali membalikan tubuhku menghadap jendela,saat tau siapa orang yang menyapaku dan memilih mengabaikan sapaannya.

Na Jaemin.

Si berandalan sekolah yang entah apa alasannya akhir-akhir ini sering sekali menemuiku.

Laki-laki yang terkenal sebagai pembuat onar disekolahku.Laki-laki yang sering keluar masuk ruang BK dengan membawa kasus yang berbeda setiap harinya.

Aku tidak pernah dekat dengannya sebelumnya.Bahkan mungkin dulu dia tidak tau aku ada di dalam sekolah yang sama dengannya.

Semua berawal saat aku terkena hukuman dari salah satu guru untuk dan berdiri di tengah lapangan menghormat bendera karena telat.

Saat itu aku bertemu dengannya yang juga sedang terkena hukuman bersama teman-temannya.

Aku tidak mengenal mereka.Tetapi tentu aku tau mereka siapa.Dan sejak hari itulah,dia mulai menemuiku.


Tak lama,aku merasa dia duduk disampingku.Masih tak peduli,aku tetap memperhatikan suasana diluar sana.

“Kamu tau kenapa cuaca hari ini mendung?”

Aku menoleh ke arahnya,setelah itu melirik cuaca diluar sana.

“Kamu gak liat hari ini cuacanya cerah?” kataku heran.Jelas-jelas cuaca hari ini sangat panas.

Dia tersenyum

Aku menenggelamkan wajahku diatas tumpuan,malas.

“Cuma basa basi kok.”

Aku memilih tidak menjawabnya,namun lagi-lagi dia bersuara.

“Kamu tau kenapa aku kesini?”

Merasa tak ada respon dariku,dia menjawab pertanyaannya sendiri.

“Aku nunggu masa depanku.Mau ngajak pulang bareng.”

Aku mengangkat kepalaku menghadapnya.

“Ko masuk kesini?” tanyaku.

Dia tersenyum sebentar.“Soalnya dia ada disini.” jawabnya.

Mataku menelusuri setiap sudut ruangan kelas.Semua orang sudah keluar sejak bel berbunyi tadi.Lalu siapa orang yang sedang dia tunggu?

“Tau siapa orangnya?”

Aku menatap Jaemin dan dia menunduk.Aku masih diam menunggu ucapan selanjutnya yang akan dia lontarkan.

Jaemin mengangkat kepalanya lalu memandang mataku.

“Orangnya cantik.”

Dia menarik ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman.Dengan mata yang tak beralih dariku.

“Matanya jernih.”

Jaemin kembali menunduk.

Dia menghembuskan nafas,lalu kembali menatapku.

“Kulitnya putih.”

“Rambutnya sebahu,wajahnya imut.Tapi dia dewasa.Dan aku menyukainya.”

Otaku berpikir siapa orang yang memiliki ciri-ciri seperti yang Jaemin katakan.Tapi nihil,aku tidak menemukan orang dengan ciri-ciri seperti itu di kelasku.

“Dan dia ada didepanku.”

Aku yang tengah berfikir pun memandangnya heran.Apa yang dia maksud aku?

“Namanya Alya Febby Akasah.Gimana,mau gak diajak pulang bareng?” katanya masih dengan tatapan yang sama.

Aku mengalihkan pandanganku ke arah lain.

“Gak usah.” kataku.

Dia tersenyum.

“Mungkin sekarang belum.Tunggu kedepannya.”

Dia beranjak dari sampingku.

“Duluan ya.Assalamu'alaikum.” katanya sambil berjalan keluar.

Aku memandang punggung Jaemin,yang kini menghilang di balik pintu kelas.

“Wa’alaikumsalam.” gumanku pelan.

......





BAD • Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang