03

41 3 1
                                    

“Loh ko ada Jaemin sih?”

Somi dan Hyunjin akhirnya kembali membawa pesanan yang kita titipkan.

“Weh,ada neng Somi.Pindah lagi ah.” ucap Lucas berlari kembali ke meja yang ku tempati.

“Apaan,jauh jauh sana.”

Somi mendorong tubuh Lucas sedikit menjauh.Akhirnya Lucas duduk di samping Jaemin.

“Nih Ya,titipannya.”

Hyunjin menyodorkan semangkuk bakso kedepanku,lalu duduk disamping kanan Siyeon.

Somi,Hyunjin dan Siyeon sudah mulai memakan pesanan mereka,sementara aku masih asik mengaduk bakso miliku.

Jaemin dan Lucas yang ada di samping kiriku membuatku tak nyaman.

“Cas tau gak,gue lagi suka sama cewek nih.”

Celetuk Jaemin sambil memandangku.

“Wihh siapa tuh.” jawab Lucas.

Aku dan yang lain hanya diam mendengarkan.

“Tau tuh,tapi cape ah.Cuek mulu.” katanya sambil membut ekspresi seolah-oleh sedang kesal.

Tak lama setelah itu,Jaemin memajukan wajahnya menghadapku.
“Jangan cuek dong.” katanya.

Aku memandangnya.Lalu Jaemin tersenyum.

“Paan si.”

Kataku ketus sambil memasukan sesendok bakso kemulut.

“Ya,Jaemin kayaknya suka deh sama kamu.”

Siyeon yang ada disampingku berbisik,membuatku tersedak air bakso yang pedas.

Uhukk!

“Ini Ya!”

Orang yang ada disamping kanan dan kiriku menyodorkan segelas air yang ada ditangannya masing-masing.

Hyunjin dan Jaemin.Selanjutnya mereka saling memandang tajam membuatku bingung.

“Apaan si kalian! Orang lagi keselek juga,bukan dikasih airnya malah liat-liatan bego!”

Somi menyodorkan segelas air untuku yang langsung ku terima.

Jaemin tampak mengendus kesal memandang Hyunjin.

“Balik.”

Jaemin berteriak sambil beranjak membuat teman-temannya mengekor dibelakang ikut meninggalkan kantin.

“Jaemin kenapa si?” ucap Siyeon.

“Iya,aneh banget tuh cowok.” Somi ikut menyambung.













Jam pelajaran terakhir kosong.Maka dari itu,kelasku memutuskan untuk bersih-bersih bersama.

Aku memilih keluar kelas mencari Hyunjin karena wali kelas kami mencarinya tadi.

Hyunjin pamit ke gudang untuk membung barang bekas dari kelasku.Maka saat ini aku mencarinya menuju gudang.

Saat didepan pintu gudang,aku mendengar suara seseorang di dalam sana.Aku pikir itu Hyunjun,jadi aku membuka pintunya.

“Hyun—Jaemin!”

Aku memekik kaget saat melihat pemandangan didalam sana.Jaemin tengah memukuli seseorang yang entah siapa.Yang pasti dia sudah tidak berdaya.

Jaemin sempat meliriku saat aku berteriak,namun setelah itu kembali memukuli orang dibawahnya tampa menghiraukanku.

“Jaemin stop!”

Aku menhan lengan Jaemin bereharap dia berhenti,karena aku sudah tidak tega melihat orang yang dipukulinya kini berlumuran darah.

“Lepasin.”

Katanya dingin.

“Ini sekolah! Ngapain berantem!”

Jaemin melepas paksa tanganku lalu kembali memukul laki-laki dibawahnya.

“Stop! Udah,dia udah gak bisa lawan.”

Aku menahan dadanya Jaemin yang tampak naik turun karena emosi.

Jaemin memejamkan mata sejenak lalu menghela nafas.Tak lama,dia mengambil tas miliknya yang tergeletak dibawah lalu menariku keluar gudang.

Aku tetap diam saat dia menariku entah kemana.Dia sedang dalam keadaan tidak baik saat ini.














Jaemin berhenti di saat sampai di tempat yang ia tuju.

Dia membawaku ke rooftop.Saat sampai,Jaemin duduk diikuti denganku yang duduk disampingnya.

Jaemin tampak memejamkan mata beberapa kali mengatur emosinya yang meluap-luap.

Setelah merasa dia lebih tenang,aku berdiri.

“Kemana?” tanyanya meliriku.

“Tunggu disini,aku ngambil obat dulu.”

Aku turun kembali mencari anak PMR untuk dimintai obat juga kapas.Setelah mendapatkannya aku segera kembali ke atas.

Saat tiba,Jaemin terlihat sedang membaringkan tubuhnya.Lalu kembali duduk saat tau aku datang.Dan dia memandangku yang kini sudah ada disampingnya.

Aku menyodorkan sebotol air padanya.

Jaemin diam sejenak,sebelum akhirnya meminum air itu dan membasuh mukanya.

Aku meneteskan obat merah ke atas kapas.

“Sini,aku obatin.”

Jaemin diam saat aku mengoleskan obat pada lukanya.Matanya yang terus memandangku disela-sela aku mengobatinya tak aku pedulikan.

Tiba-tiba dia memegang tanganku yang sedang mengoleskan obat pada pelipisnya.

Hingga beberapa saat kemudian aku baru sadar.Jaraku dengan Jaemin begitu dekat saat ini.

Jaemin mendekatkan wajahnya ke arahku.Sangat dekat hingga aku bisa merasakan nafasnya berhembus di wajahku.

Jantungku seketika terasa berdetak lebih kencang.

Tak lama,aku merasakan tangannya yang lain mengelus kepalaku.
“Makasih.” ucap Jaemin kemudian.

Lalu menjauhkan kembali wajahnya.








Gimana ni,kira-kira ada yang minat gk,wkwkwk

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAD • Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang