01

168 19 57
                                    

Jangan lupa follow, vote, comment, dan share ya guys....

1 follow, 1 vote, 1 comment berarti banget buat saya...

Trims😊

Semoga suka😊

🔹🔹🔹

Angin rindang bersiul lembut mengiringi langkah seorang gadis cantik. Sebut saja namanya Siska Ayudya Hitama. Perlahan angin meniup-niup rambutnya yang tergerai hingga berliuk-liuk. Tumpukan buku pada tangan-tangannya tidak membuatnya kewalahan sama sekali melewati koridor yang terlihat sepi.

Namun siapa yang menyangka hembusan angin mengantarkannya pada dada bidang seseorang pada saat akan berbelok, membuat buku-buku di tangannya berserakan di lantai dan beruntung saja tidak mengenai kakinya.

Sedikit terkejut memang, tapi detik berikutnya dia langsung menyadarkan diri mengambil buku-buku itu kembali. Tangannya sangat cekatan dengan kegiatannya itu.

Tapi dia merasa aneh dengan situasi ini, apakah orang di depannya ini buta atau punya kelainan yang lain sehingga hanya diam membisu menjadikannya tontonan? Jujur saja ini membuatnya geram. "Bangke lo!!! Bukannya bantuin malah nontonin gue kayak bioskop. Lo cewek apa cowok sih!!" seru Siska sambil terus mencomot satu demi satu buku yang berserakan itu.

"Dasar cowok brengsek! Apa susahnya sih bantuin ngambil ni buku!" omel Siska seraya mengambil buku terakhir dari lantai. "Gak punya etika apa emang tolol!" kesal Siska yang tidak henti menghardik cowok di hadapannya. Sekilas dia melihat wajah cowok itu sedikit memerah, tapi siapa peduli, Siska tidak takut!

Sebut saja namanya Galang, tepatnya Galang Andika Pratama. Cowok jangkung yang baru saja ditabrak Siska. Wajah maskulin dengan hidung mancung membuatnya sempurna menjadi incaran gadis-gadis sebayanya. Galang berusaha meredam amarahnya, mengingat otaknya masih dalam keadaan waras. "Maksud lo apa, tu mulut pedes amat kayak omongan tetangga," ucap Galang masih berusaha menyingkirkan emosinya.

Lagi-lagi Siska berdecak dengan gaya mencemooh seolah dia tidak puas mengatai cowok brengsek di hadapannya ini. "Elo brengsek! Tolol! Gak beretika! Puas!" matanya menyipit seakan mencoba menusuk dengan tatapan intens. Hembusan napas yang sedikit memburu seolah mendukung aksinya yang sedikit emosional.

"Cewek gila! Ga tau diri banget, lo! Lo yang nabrak, gue yang lo hardik. Untung aja lo cewek ya!" kesal Galang dengan nada yang naik satu oktaf karena saking kesalnya dengan omongan Siska. Badannya tetap tegap berdiri walaupun kini gambaran wajahnya sedikit berubah mimik.

"Dasar brengsek! Berani juga lo ngebales omongan cewek ya. Bajingan dasar lo!" ketus Siska dengan satu tangan teracung tepat di depan wajah maskulin Galang, sedangkan yang satunya tetap setia memeluk erat buku yang berat itu.

Tanpa pikir panjang, Galang langsung merebut paksa buku yang sedang di genggam erat oleh Siska. Cowok itu tidak segan-segan membanting kembali buku itu ke lantai. Kemudian tangannya melipat di depan dada sambil menatap tajam ke arah Siska seraya berkata, "sekarang lo mau apa, ha!" Galang melihat mulut Siska yang terbuka tidak percaya akan aksinya yang sangat hebat. Sudah salah dia mencari masalah dengan Galang.

Sembari mengepalkan tangannya, Siska kembali mengatup mulutnya yang sempat terbuka. Segenap keberanian dikumpulkannya untuk kembali menghardik Cowok brengsek di hadapannya. "Brengsek lo ya! Dasar banci laknat! Susah gue ngomong sama cowok jadi-jadian kaya lo!" selama ini Siska selalu mengerti batasan-batasannya sebagai wanita, namun lihat saja, bertemu dengan Galang membuatnya melupakan batasannya.

Distance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang