[1] Night Club

120 13 0
                                    

Dua hari yang sangat membosankan, Viela hanya berdiam diri di kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari yang sangat membosankan, Viela hanya berdiam diri di kamar. Mengingat kejadian tempo hari itu, Viela ikut tawuran sekolah sehingga dirinya menjadi babak belur, kejadian itu membuat dirinya kehilangan aset pribadi yang disita papanya, padahal sebelumnya papanya sudah menegur Viela agar tidak mengikuti tawuran lagi. Tapi bukan Viela namanya jika tidak keras kepala.

Tok Tok Tok

"Masuk" orang yang di persilahkan masuk pun masuk.

"Dek disuruh mama sama papa turun buat makan malam!" ucap Hellen -kakak Viela.

"Males, kak kunci mobil lo mana?" tanya Viela

"Di laci kamar kakak, mau ngapain dek?"

"Gue pinjam" jawab Viela. "Tapi dek" sela Hellen.

"Ck! Bacot lo" Viela beranjak pergi ke kamar kakaknya untuk mengambil kunci yg ia mau pinjam.

Setelah menemukan kunci mobil kakaknya, Viela turun kebawah tangga rumahnya. Dan terlihat dari ruang makan papa, mama, beserta kakaknya sedang tertawa renyah, jujur saja Viela iri dengan kakaknya itu yang merasakan kebahagiaan dan kasih sayang kedua orang tuanya. Berbeda dengan Viela dia tidak merasakan kebahagiaan dan kasih sayang orang tuanya. Apa mungkin Viela anak tetangga? Entahlah.

Viela hanya berjalan melewati ruang makan tanpa menoleh seseorang yang berada disana. "Mau kemana kamu?" suara serak dan dingin itu terdengar keras ditelinga Viela, membuat orang yang ditanyai itu berbalik badan dan menatap papanya itu. "ke club"

"Cewek nggak boleh keluar malam, lihat kakakmu dia tidak pernah keluar malam apalagi ke Club maksiat itu!" tegur Darmawangsa -papa Viela.

"Viela sama kak Hellen beda pa!"

"Dek udah, kita semua nungguin kamu dari tadi buat makan" kali ini Hellen yang berucap.

"Apa? Mau ngartis lo, biar nambah disayang papa hah?" jujur Viela tidak mau mengatakan itu pada kakaknya, hanya saja ia sedang bad mood bila dirinya selalu dibeda bedakan sama kakaknya.

"CUKUP VIE!, MAMA SAMA PAPA TIDAK PERNAH TIDAK PERNAH MENGAJARKAN KAMU UNTUK TIDAK SOPAN SANTUN, MAU JADI APA KAMU? DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI!" bentak Helvi -mama Viela. Tapi tunggu mamanya tadi bilang apa? TIDAK TAHU DIRI?, lantas kenapa ngelahirin Viela. "Cukup ma, pa Viela muak!" Viela pergi dengan air mata yang mengalir deras. Anak mana yang mau dikatain tidak tau diri heh? .

*****

Kini Viela memasuki Club malam yang cukup terkenal di Jakarta. Musik berdentum dengan keras memekang telinga, matanya kini tidak sengaja menangkap seorang cowok yang duduk di bar sambil menghisap rokok dan meliuk-liukan badanya. Dia Rayyan Keyfano Galister, sebut saja dia Rayyan, sahabat Viela yang sama-sama bad.
Viela menghampiri Rayyan "sendirian lo?" tanya Viela

"Tumben biasanya jarang ke Club" sahut Rayyan.

"Biasalah ada masalah, minta rokok lo dong!" Rayyan yg mendengarnya langsung memberikan sebatang rokok dan koreknya pada Viela.

Viela menyalakan korek api dan mengarahkan pada pucuk rokoknya, perlahan Viela mulai menghisap. Merokok? Itu hal biasa yang sering Viela lalukan, baginya merokok adalah penenang disaat ada masalah, dan Club menurutnya tempat yang tepat. Suara musik dj itu membuat Viela menggeleng gelengkan kepalanya.

"Woe tumben lo" ucap seorang cowok sambil menepuk bahu Viela, dia bernama Arkalan Ghafara. Sering disebut Arka, dia terkenal bad boy dan play boy, jadi jangan heran kalau dia sering ganti pacar, mungkin bisa dihitung mantanya 61 atau lebih. Entahlah.

"Ngagetin Anjing"

"Oh ya Lican ini sahabat gue, jadi jangan cemburu, toh gue gak akan minat. Orang nih bocah mirip pantat panci haha" ujar Arka pada cewek berambut panjang, tapi bukan kunti. Sambik terkekeh.

PLAK (viela menggeplak kepala Arka)

"Sakit dodol" Arka meringis kesakitan.

"Alay, untung cuma gue geplak bukan patahin tulang" Arka yang mendengar itu bergidik ngeri. Membayangkan saja sudah merinding apalagi melihatnya. Arka emang bad, bisa bela diri juga tapi, tidak sejago Viela, dia dapat mematahkan tulang musuh hanya beberapa menit.

"Kenapa lo liat pacar gue?" tanya Arka pada Rayyan.

"Nggak, cuma khawatir pacar lo, lo macem macemin" jawab Rayyan santai sambil menghisap rokoknya.

"Dih ayke juga masih perawan loh" celoteh Arka ngawur.

"Jijik"

"Trus besok mau ganti lagi?" tanya Viela

"Nggak gue setia sama my bebeb Lican sayangku" sahut Arka

"Cih bullshit bullshit" cibir Viela

"Tumben nggak pesen minum lo?" tanya Arka

"Trus kalo gue mabok, lo mau gotong gue?" tanya Viela balik

"Nggak, seret aja"

"Ck! Bodo gue mau pulang, udah malam bay" Viela pergi dari club dengan mengendarai mobil kakaknya.

Jalanan cukup sepi. hari berlarut malam. Viela kini sudah sampai dipekarangan rumahnya sambil jalan mengendap endap masuk, agar tidak ketahuan mama papanya itu. Hanya malas berdebat.

"Kirain nggk pulang" ucap papanya yang muncul dari ruang tamu. "Udah puas main di tempat haram?" sambungnya lagi.

"Hm" Viela hanya membalas dengan deheman.

"Seharusnya besok fasilitas kamu papa kembalikan, tapi berhubung kamu nakal dua hari lagi bakal dikembaliin" terang Darmawangsa.

"Bodo"

"Udah makan?" tanya Darmawangsa. Viela yang mendengar itu hanya tersenyum tipis, jarang sekali papanya peduli dan berkata lembut.

"Makan dulu baru tidur" ucap Darmawangsa lalu pergi ke kamarnya. Sebenarnya Viela tidak benci dengan papanya, hanya saja dia tidak suka dibeda bedakan.

*****

Utamakan vomment, karena dapat menumbuhkan semangat pada author:)

Kalo typo typo benerin ya

Semoga kalian suka dengan ceritanya mwehehe

See you next part guys

Married with a NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang