-tigatiga

886 103 3
                                    

"Sumpah Er, gue juga bingung sama ni manusia satu. Dari kemaren udah dilarang jangan main dulu, malah ngotot pengen main, sampe push up di tempat."

Keduanya sedang mengunyah apel yang habis di potong Yoshi dan tengah duduk di sofa ruang inap Yoonbin.

Apa anaknya udah sadar? udah. Tapi numpang celingukan doang abis itu tidur lagi.

Belom sempet juga Yoshi ceramahin udah pamit lanjut tidur.

"Watak dia dari dulu tu keras kepala Er. Kalo ada mau nya gak di turutin, dia bakal ngelakuin apa aja biar di turutin." kata Yoshi.

Eri cuma mengangguk sebagai respon.

"Lo bakal kewalahan kalo jadian sama Yoonbin." ceplos Yoshi.

Eri menghentikan aktifitas ngunyah nya lalu menatap Yoshi horror. "Maksud lo apaan?"

"Gue punya feeling lo berdua bakal jadian. Dan feeling gue selalu benar, namanya Yoshi's tingle."

"Bukan Parker tingle?" tanya Eri balik.

"Semacam itu lah." sungut Yoshi.

Eri memutar kedua bola matanya dan fokus mengunyah, sesekali ia melirik ke arah Yoonbin yang tertidur pulas di ranjang nya. kayaknya damai banget, gatau apa kita disini ketar ketir denger lo drop sampe masuk rumah sakit?

"Gue penasaran Er, gimana kalian bisa ketemu? maksud gue . . sampe dikit kayak gini?" tanya Yoshi tiba tiba.

"Hah?"

"Lo tau kan maksud gue apa??" Yoshi memainkan alisnya sambil tersenyum tengil.

"Apaan sih." dengus Eri.

"Pas pertama liat gue kaget. Secara Yoonbin gak pernah tertarik masalah cewek, kalo ditanya kapan punya gebetan, pasti ngomong 'basket dulu baru gebetan' anjai." cerocos Yoshi.

"Trus nih ya, Yoonbin tuh rada tertutup, dan jarang intraksi sama cewek. Pas gue tau lo di kasih undangan nonton basket, gue kaget minta ampun!" lanjut Yoshi.

"Oh iya, gue mau nge teh nih.." Yoshi memperbaiki duduk nya. "Tentang undangan nonton basket waktu itu.. dia yang bikin sendiri loh."

"Hah?"

"Hah hah mulu lo dari tadi! ngekospley jadi keong apa gimana?" gerutu Yoshi.

"Errr sumpah. seriusan undangan sendiri? bukan undangan dari klub atau event nya?" tanya Eri.

"Nih ya, klub basket sekolah gak ada waktu bikin gituan. apalagi event basketnya." jawab Yoshi. "Otak lo ketinggalan di sekolah apa gimana?"

Eri beralih menatap Yoonbin, niat banget bikin undangan nonton basket. padahal mah lewat chat juga bisa.

"dia ngajak lo pake undangan karena gue katain cupu," celetuk Yoshi. "kalo lewat chat mana gentle."

"Lo tau dari mana gue mikir gitu??" tanya Eri.

"Yoshi's tingle."

Eri kembali memutar kedua bola matanya. ternyata Yoshi gak sekalem yang dia fikir.







🎈🎈






"Yoonbin nya gimana? udah sadar belom?" tanya Sejeong di ujung sana.

"Udah, tapi sekarang malah molor." jawab Eri.

"yakin gamau di bawain baju? gak takut kecut seharian pake seragam?" tawar Sejeong.

"enggak lah! lagian bawa parfume ini." tukas Eri.

"oke lah kalo gitu. titip yoonbin ya.."

"hooh"

sambungan terputus. Eri mengantongi hpnya di saku rok kemudian kembali masuk ke kamar.

Eri memutuskan untuk nginap jaga Yoonbin malem ini. Karena Jenny masih sibuk, Eri di suruh jagain Yoonbin sama Sejeong.

Yaa Eri sih mau aja jagain Yoonbin, soalnya WIFI rumah sakit kenceng, bisa streaming film.

"heh lo kalo mau jalan jalan bilang dong! jangan seenaknya!" gerutu Eri pas liat Yoonbin berusaha benerin selang infus nya.

"lo kayak mau ngajak tawuran." protes Yoonbin.

"emang ngajak tawuran." sungut Eri sambil bantu Yoonbin benerin selang infus nya. "btw mau kemana??"

"kemana aja, punggung gue encok tidur mulu." jawab Yoonbin.

akhirnya kedua remaja itu memutuskan untuk main ke taman rumah sakit. karena udah malem taman rumah sakit sepi, jadi nya mereka doang yang lagi disini.

Eri menyeruput coklat hangat yang ia beli di mesin minuman sambil sesekali melirik Yoonbin yang tengah memejamkan matanya membiarkan udara malam menerpa wajahnya.

ganteng

"hush sembarangan!" Eri menggelengkan kepala nya dan kembali menyeruput coklat hangat nya.

"sembarangan apa?" tanya Yoonbin.

"gak ada." jawab Eri sambil cengengesan.

"btw.. gue punya feeling aneh sama soobin, elo." kata Yoonbin.

"Enggak Yoshi, enggak elo, demennya main tingle-tingle an." dengus Eri.

"Dia ngelakuin sesuatu kan??" tanya Yoonbin.

iyaa. batin Eri. tapi mulutnya gak ngomong.

"bukan maksud ikut campur Er, akhir-akhir ini gue merhatiin kalian-err elo. dan ada yang aneh." kata Yoonbin.

hati Eri sedikit berdesir saat mendengar kata 'merhatiin elo' disitu. ternyata oh ternyata.. selama ini yoonbin diem diem merhatiin dia.

"kalian berdua saling kenal dari lama kan??" tanya Yoonbin.

"well.. bisa di bilang gitu."

"ooh pantesan."

"he is my ex. or just say he is my first love." kata Eri.

Yoonbin terhenyak pelan.

"karena dia brengsek ktia putus. gue fikir semuanya bakal beres, eh dia malah muncul lagi. mana kemaren nyuruh gue jadi pacarnya pula." kata Eri.

"lo terima??" tanya Yoonbin.

"sinting?? yakali gue nerima padahal gue benci banget sama dia??"

Yoonbin menganggukan kepalanya. "orang pacaran kudu saling suka ya.."

"iyalah, mana ada pacaran gak saling suka." sungut Eri.

Yoonbin ngacakin rambut Eri kemudian berdiri. "masalah cinta lebih ribet dari pada rumus fisika."

"lebih ribet rumus fisika."

"lebih ribet mana sama tensis?"

"tensis lah!"














a/n: maaf banget nget nget kalo misalnya aku jarang atau samsek gak update 😭😭😭 maaf yaa

tsundere × ha yoonbin (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang