Jennie... Sangat benci dengan musik! Apapun itu genrenya! Sejak Lisa, mantan pacarnya, menghilang tanpa jejak, tanpa memo, seorang gitaris tomboy sekaligus vokalis yang sangat diidolakan masa-masa SMA dulu, meninggalkannya setelah membuka segel perawannya malam itu. Jennie sudah tidak ingin mengingat-ingat kejadian itu lagi. Tapi apesnya, Lisa memberikan kenikmatan yang sulit dilupakan dan bahkan sulit untuk digantikan dengan siapapun, hingga detik ini.
Jennie melewati rasa kebosanannya dengan mencari pelampiasan bersama pria-pria yang bertemu dengannya di bar dekat restaurant tempat dia bekerja. Kadang, jika dia sedang mood, dia menerima ajakan pria-pria itu untuk tidur bersamanya di hotel mewah. Dia tersenyum lucu setiap setelah melakukannya, tidak ada yang bisa memuaskannya seperti apa yang telah Lisa berikan. Padahal ukuran dan panjangnya antara penis dengan jarinya Lisa saja sudah kalah!
Banyak pria yang mencoba meyakinkan Jennie sebagai pria yang terbaik dan akan membahagiakannya. Mereka tidak mungkin bisa melepaskan Jennie begitu saja, karena mendapatkannya adalah sebuah bukti kesuksesannya sebagai lelaki.
Jennie yang berprofesi sebagai chef utama di restaurant yang berada di London, mempunyai kharisma yang membuat siapapun melihatnya dengan perasaan kagum terpesona. Wajah oriental asianya menambah keeksotikan dengan tubuh yang sedikit mungil namun sexy itu. Tidak seperti dulu, badannya yang lebih berisi akibat makan yang tidak teratur. Ada satu yang tidak berubah di dirinya, yaitu galak.
Tidak mudah orang lain bisa rileks mengobrol dengannya. Bahkan para pria yang pernah bercinta dengannya merasa kesulitan mendapatkan obrolan yang santai. Mungkin saja karena Jennie terlalu cerdas bagi mereka sehingga tidak bisa mengimbangi kharismanya.
Tapi tidak dengan Lisa. Saat SMA dulu, cuma Lisa yang bisa menyeimbanginya. Jika yang lain takut karena galaknya, tapi Lisa justru mendatanginya bahkan berani memacarinya diam-diam. Kharisma Lisa yang santai dan murah senyum, membuat Jennie merasa nyaman dengannya. Dia klepek-klepek dengan seorang Lisa yang punya banyak bakat saat itu. Tentu saja karena keahliannya yang banyak itu, membuat Lisa sangat terkenal dan banyak fans. Terlebih lagi dia berwajah maskulin yang sangat manis ketika tersenyum. Jennie sangat bahagia berpacaran dengan Lisa, bukan karena dia terkenal, tapi karena Lisa memilihnya ketika banyak cewek yang jauh lebih cantik dan tidak segalak dirinya.
"Aku gak bisa memalingkan wajahku selain ke kamu, sayang," bisik Lisa sesaat Jennie akan mencapai klimaksnya. Bisikan itu selalu Lisa lakukan ketika mereka sedang bercinta tanpa penetrasi apapun. Jennie selalu mengejang kuat karena begitu senang mendengarnya, membuat klimaksnya sangat maksimal.
Jennie sudah berupaya melupakan Lisa, setidaknya sudah mencoba setiap hari selama 8 tahun.
Jennie masuk ke dalam restaurant dan melipat payungnya. Di luar sedang hujan, tidak lebat.
"Kamu sudah dapat ide lain?" Sambut Freddy si pemilik Restaurant.
"Bukankah menu baru yang terakhir masih menjadi trending topic?" Balas Jennie sambil mengibas-ngibaskan sweeter hitamnya yang sedikit terciprat air di lengannya.
"Ayo lah, Jen! Kita butuh sesuatu yang segar selain menu!" Pinta Freddy lagi. Dia mengikuti Jennie hingga ke dapur. Jennie mengangguk sapa kepada pekerja lain yang sedang mempersiapkan alat dan bahan karena 15 menit lagi papan closed harus dibalik.
"Kalau kamu sedang bercita-cita ingin membeli London Bridge atau kapal pesiar, aku gak ikutan!" Kata Jennie sambil mengikat apron putihnya.
Freddy tertawa, "tidak, Jen, aku orangnya realistis. Aku hanya ingin mengumpulkan ide-ide yang bagus agar pengunjung gak bosan. Presentase jumlah pengunjung masih sedikit naiknya,"
Jennie mengacuhkan Freddy, bosnya. Sebagai teman kuliahnya dulu, dia dapat melakukannya.
"Oke-oke, Jen. Tapi kalau kamu ada ide, please tell me!"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain [JenLisa] [GXG]
RomanceLisa adalah masa lalu terindah Jennie. Tidak ada yang bisa menggantikannya meski 8 tahun telah berlalu. Dan ternyata, mereka bertemu lagi di London.