#Chap1

4 0 0
                                    

Ayla Caramelia seorang wanita yang menjadi tunangan seorang pria yang berprofesi sebagai guru, pria itu bernama Amar Guntoro

Namun Amar Guntoro sudah tiada, Ayla hampir hilang akal sehat karena kehilangan seseorang yang dia cintai.

Ayla adalah anak tunggal dari Bima Pujianto dan Sumira

Malam hari setelah acara tunangan Ayla dan Amar selesai.

"Ayah kenapa" ucap ayla

"Putri ayah sebentar lagi menjadi tanggung jawab orang lain, ayah pasti kangen sama kamu Ayla, kalo nanti kamu dinikahi Amar dan pergi dari rumah ini" ucap ayah ayla

"Ayah kan pernikahan Ayla 2 bulan lagi jadi masih lama, Ayla juga masih disini sama ayah" ucap Ayla

"2 bulan lagi itu waktu yang singkat ayla, sekarang saja dijari kamu udah terpasang cincin" ucap ayah

"Ay kalo nanti kamu pindah dari sini yang jaga ibu sama ayah siapa, kami kan sudah tua" ucap ibunda ayla

"Ayah dan ibu tenang aja, Ayla bakal sering kesini, untuk melihat keadaan ayah dan ibu, Ayla janji" ucap Ayla sambil menjulurkan jari kelingking nya

Bagaimana kedua orang tua itu tidak sedih melihat putri tunggal nya akan segera dinikahi.

Rumah yang biasa nya ramai dengan anak gadis, kini anak akan segera pergi dari rumah karena harus ikut kemanapun suami nya pergi.

*Beberapa hari kemudian

Teeett teettt teett

Bunyi telepon dari tas Ayla

"Hallo ay aku jemput kamu dikampus ya" ucap Amar

"Iyah mar, kamu cepet kesini ya soalnya ini udah mau hujan" ucap ayla

"Iyah sayang aku jemput sekarang juga ya" ucap Amar

"Kamu hati hati" ucap Ayla

Amar sedang dijalan menuju kampus untuk menjemput Ayla.

Saat itu hujan deras Amar basah kuyup, setelah sampai kampus Ayla melihat Amar.

"Ay" ucap Amar sambil tertawa dan menghampiri Ayla

"Ya ampun Amar kamu basah begini emang tadi ga neduh" ucap ayla

"Aku ga mau kamu nunggu lama" ucap Amar

"Dari pada nanti kamu sakit mar" ucap Ayla

"Kamu kan obat nya" ucap Amar merayu Ayla

"Kamu tuh ya" ucap Ayla sambil tertawa

Dan Ayla lari ke arah motor saat hujan masih deras.

Amar menyusul Ayla yang sedang lari terkena hujan

"Ay kamu ngapain kesini, ini masih hujan" ucap Amar

"Kalo kamu basah aku juga basah mar" ucap Ayla sambil memejamkan mata dan wajah nya perpaling keatas

"Tapi aku ga mau kamu sakit" ucap Amar

"Itu yang aku takutin dari kamu juga mar, aku ga mau kamu sakit" ucap Ayla

"Aku kan ga selalu bisa jagain kamu ay" ucap Amar

"Maksud kamu" ucap Ayla sepontan melihat ke arah Amar

"Bukan apa apa ko, ya udah hayoo kita pulang" ucap Amar

"Iyah mar" ucap Ayla yang langsung menaiki motor calon suami nya itu

Mereka berdua bercanda seru di motor itu, walau hujan deras membasahi tubuh mereka

Mereka tidak terlalu memperhatikan jalan yang ada, karena sedikit buram efek dari hujan deras.

Dari arah berlawanan ada mobil yang sedang melaju cepat walau situasi sedang hujan.

Tiba tiba

Praaakkkk

Sebuah motor terpental jauh

"Aaammaaaarrrrrrr" suara teriak dari Ayla dan melihat ke arah Amar yang sudah tidak sadarkan diri.

Ayla tidur tengkurap ditengah jalan dengan darah sekujur tubuhnya saat hujan deras.

Ternyata kecelakaan itu mengorbankan mereka berdua.

Mereka berdua langsung dilarikan kan kerumah sakit.

"Sus tolong calon suami saya, tolong dia, gimana keadaan dia sekarang" ucap Ayla menangis sambil di dorong suster dengan kursi roda

"Mbaa yang tenang dulu ya mba" ucap suster itu

"Gimana saya bisa tenang, itu calon suami saya" ucap Ayla nambah menangis

Tiba tiba banyak orang yang datang menghampiri Ayla.

"Yahh amar yah, buu amaar" ucap Ayla sambil memeluk ayahnya dan menangis

"Yang sabar sayang, Amar pasti baik baik aja" ucap ayah Ayla

"Ayla kamu ga kenapa napa kan" ucap ibunda Ayla sambil menangis

"Ayla ga apa apa Bu, yang kenapa Napa itu amaar, ini salah Ayla" ucap Ayla masih terus menangis

"Ini kecelakaan sayang bukan salah kamu" ucap ibunda Ayla

Ayla masih terus menangisi amar yang sedang berada di dalam UGD.

Masih menunggu lama Ayla dan keluarganya mengkhawatirkan keadaan Amar.

*Beberapa jam kemudian

Dokter yang menangani amar keluar dari ruangan UGD, Ayla dan keluarganya segera menghampiri dokter itu.

"Gimana dok keadaan Amar, dia baik baik aja kan" ucap Ayla dengan air mata di pipinya

"Maaf" ucap dokter

"Maaf kenapa dok, kenapa sama amar" ucap ayla panik

"Pasien tidak bisa kami selamatkan, karena pendarahan dikepala nya yang cukup parah" ucap dokter

Begitu terkejut nya Ayla mendengar pernyataan tersebut.

Hati Ayla hancur, sudah tidak ada kehidupan lagi untuk dirinya.

"Amaaaarrrrr" teriak Ayla masih terus menangis

*Kuburan

"Kenapa kamu ninggalin aku disini Mar, kenapa" ucap Ayla

"Ay sabar, hayoo kita pulang sedikit lagi hujan" ucap ibunda Ayla

"Ibu sama ayah kalo kalian mau pulang, pulang aja, Ayla masih mau disini nemenin Amar" ucap Ayla

"Kamu ga bisa gini ay, kamu harus melanjutkan kehidupan kamu, perjalanan kamu masih panjang" ucap ayah ayla

"Kehidupan Ayla dibawa sama amar yah, kalo amar mati Ayla juga mati" ucap Ayla

"Ay, kamu ga kasian sama Amar, dia sedih melihat kamu seperti ini" ucap ibunda Amar

"Tapi tante aku ga bisa hidup tanpa amar" ucap Ayla

Jangan lupa vote:)

Waiting In The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang