Dua

26 1 4
                                    

  Setengah perjalanan aku menuju ke rumah bik ima, tiba tiba ada Bren yang ingin menghampiriku serta membawa undangan.

"Hai Hanna sini"Bren melambaikan tangannya kepada Hanna.

"Kenapa?"jawab Hanna sambil terheran.

"Ini undangan pernikahan, ibu tiriku yang seperti macan ganas gitu"celotehan Bren  mengatakan yang sejujurnya pada Hanna tentang ibunya.

   Ketika sudah mengambil undangan dari tangan Bren lalu Hanna pergi secara tiba-tiba tanpa tujuan.

"Hanna kenapa sih kok gitu sama aku?"bertanya didalam hatinya.

Bren pun langsung pergi begitu saja meninggalkan tempat tersebut.

"Kenapa ayah ingkar janji padaku?"Hanna menangis akibat perbuatan ayahnya.

   Hanna sekarang berada dimana di dekat sebuah toko buku yang sedang membaca undangan ayahnya dengan ibu tiri Bren dan padahal ayahnya tersebut sudah berjanji tidak akan menikah lagi tapi ternyata buktinya menikah-kan.

" oh iya aku baru ingat nih, bahwa besok adalah ultahnya Bren yang ke-17 dan waktunya bersamaan dengan ayahku menikah"Hanna menyemangatkan dirinya.

  Hanna pun berniat untuk membeli sebuah Novel berjudul seventeen, bagi ia  ini yang pertama dan terakhir kalinya untuk memberi hadiah ultah kepada Bren.

"Bu, ada Novel seventeen,nggak?"bertanya tanya kepada penjual.

"Ada nak"jawab bu salma dengan memberi senyumannya.

   Ibu salma adalah penjual langganan Hanna ketika ingin membeli buku.
Dan ibu salma pun menawarkan untuk Hanna tinggal bersamanya.

"Nak, kamu mau tidak kamu tinggal disini untuk sementara bersama ibu...."permintaan ibu salma dengan penuh permohonan.

           *Tiga menit telah berlalu*

  Akhirnya Hanna meyetujui permintaan ibu salma untuk satu malam saja.

"Iya bu, aku mau"Hanna pun terpaksa menerimanya dan bersikap tidak enak pada ibu salma.

  Setelah malam berlalu langit masih agak tampak gelap di penuhi suasana dingin, anak itu masih memikirkan untuk hari esok dan ia telah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan pernikahan serta mengakhiri hidupnya tanpa kepedulian siapapun.

"Bu salma, aku pamit dulu ya mau olahraga agar sehat tubuhku"Hanna berpamitan pada ibu salma dan beliau pun mengizinkannya.

"Iya cantik,tapi jangan jauh-jauh ya"beliau menasehati ke Hanna agar tidak terjadi yang tidak diinginkan.

Setelah Hanna membuka pintu, ternyata di depan pintu sudah ada Bren yang sedang menunggu Hanna.

"Hai Han, Good morning " Brento mengucapkan selamat pagi pada Hanna.

Namun Hanna tak menghiraukannya

"Hanna aku hari ini ultah, loh"Brento memberi tau tentang hari istimewanya

"A..Apa, di hari pernikahan ibumu juga ya?" Sebenarnya Hanna mengetahui jika hari ini adalah ultah Brento tapi ia hanya berpura pura tidak tahu, Karena pikirannya hanya tertuju pada pernikahan ayahnya.

"di undangan pernikahan ibuku seharusnya besok nikahnya, namun ada perubahan jadi hari ini acara ibuku menikah bertepatan dengan acara ultahku"jelasnya dengan panjang lebar.

"Oh jadi, berarti aku harus datang dong?"bertanya pada Bren.

"Harus"Bren memaksa Hanna untuk datang ke rumahnya.

Setelah Bren mengundang dia, Hanna pun langsung mengeluarkan sebuah hadiah dari tasnya.

"Bren, nih kado buat kamu"ujarnya sambil bernada suara kecewa.

"Ini apaaan?"Bren bertanya pada Hanna.

"Maaf Bren kadonya nggak besar"nada sedihnya membuat Bren bingung.

"Kenapa, kamu sedih di hari ultahku?"pertanyaan yang membuat Hanna merasakan sakit hati.

"Aku terharu bahagia aja dengernya"padahal di dalam Hati Hanna telah ada rasa kecewa pada ayahnya.

  Ketika Bren ingin berpamitan, Hanna mengatakan sesuatu pada Bren.

"Bren, tolong jaga baik-baik ya Kado ini sama seperti kau menjagaku".

"Iyiya aku pulang dulu ya, satu jam lebih lagi ibuku menikah dan setelah itu baru acara ultahku".

      
           *Lima belas menit kemudian*

     Setelah Brento pulang kerumahnya, Hanna langsung ke rumah Brento yang ramai dengan di penuhi banyak orang.
Hanna langsung bingung harus mau apa, Hanna tak sanggup melihat ayahnya menikah lagi dan ia sudah mempunyai rencana yang tak diinginkan oleh orang terdekatnya.

     "Brukk......brukkk... tolong.....!!!
    

  Tiba-tiba ada yang memukul Hanna dari belakang tepatnya di dapur rumah Brento dan yang memukulnya itu adalah ayahnya sendiri.

"Hanna....., maafkan ayah karena telah menikah lagi" berkata sambil tertawa lepas.

     Namun Hanna secara perlahan membuka matanya dengan hati-hati dan ia melihat ayahnya yang sedang tertawa melihat anaknya yang menderita seumur hidupnya dan setelah ini ayahnya akan membunuh anak kandungnya sebelum Hanna mengakhiri hidupnya.

"Ayah...kenapa menikah lagi dan ayah tak peduli dengan aku?"Hanna menangis   sampai terbatuk-batuk.

   Namun, ayahnya tak peduli dengan pembicaraan Hanna dan ia pun langsung membunuh Hanna secara tiba-tiba serta Hanna masih tetap bertahan dan memanggil nama Brento.

"Brento...tolong aku"namun Brento tak mendengarnya.

     Dan setelah menangis dan ia tak sanggup untuk bertahan hidup dan sekarang ia telah tiada serta ayahnya membawa jasad Hanna untuk menghilangkan jejak pembunuhan anaknya sendiri disaat ultah Brento yang ke seventeen.

"Aduhh....harus aku bawa kemana nih anak dan harus ku masukin apa nih anak agar orang tidak tahu kalau si Hanna telah tiada"kekhwatirannya membuatnya terancam.

      
  Hai teman-teman ada yang tau nggak Hanna kemana dan di bawa ke mana 🤔?
                                    &
                   
        Atau di masukkan ke dalam kulkas atau lemari baju😁.

                   TOBECONTINUE:)
          JANGAN LUPA VOMENT, OK !!

                   









          


Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang