🌋 3. Volkano

197 12 8
                                    

Shawn Mendes & Camilla Cabello - Senorita.

Tidak ada pertanda kalau ini akan menjadi awal dari kisah yang tak seharusnya ada..

🌋🌋🌋

Happy Reading!

"Masa ulangan matematika tadi buat kepala gue kayak ada asap nya," curhat Angga ke teman-teman yang sudah kumpul di basecamp mereka—— warung andalan yang hanya di tempati segelintir remaja biasa kalau di kantin utama penuh.

"Terus gue harus bilang wow gitu? Atau harus salto sambil bilang unch kasihan sekali yayang Angga tercinta, gitu?" Ejek Pangeran, bibirnya pun terangkat angkuh dengan wajah yang begitu menyebalkan untuk di lihat Angga.

"Sialan Lo!" Gerutu Angga kesal, ia merebut roti yang akan di makan Vinca, memakannya tanpa dosa dengan mata tajam kearah Pangeran.

"Roti gue woi! Kalau mau roti ambil yang lain jangan punya gue," sewot Vinca, merebut paksa roti itu dari tangan Angga. Ia mendelik tak suka saat tahu roti nya tinggal setengah. Ingatkan Vinca untuk membalasnya nanti!

"Pelit amat jadi orang, cih." Sengit Angga, ia celingak-celinguk mencari keberadaan Volkano yang belum terlihat oleh mata indahnya itu.

Vinca yang melihat gelagat Angga, menunjuk keberadaan Volkano yang duduk di bawah pohon mangga. Tak terlalu jauh dari tempat mereka bertiga.

"Dia duduk di sana lagi?" Heran Angga, ini sudah tiga bulan Volkano sikapnya berubah dratsis. Biasanya Volkano akan berkumpul bersama mereka walaupun hanya sekedar untuk mendengar perdebatan, pertengkaran atau curhatan mereka yang tak karuan.

Namun, itu semua berubah tanpa ada angin, tanpa ada badai, dan tanpa ada tanda-tanda membuat mereka bertiga bingung sendiri.

"Apa Volkano ada masalah keluarga lagi?" Tanya Pangeran penasaran.

Vinca mengubah duduk nya menghadap Volkano yang melamun dengan tangan meraba batang pohon tersebut.

"Gue gak tahu apapun tapi gue bisa nebak kalau dia lagi terguncang," ungkap Vinca. Ia mengamati wajah Volkano yang begitu dingin. Tidak bisa di gambarkan ekspresi wajah itu keculia sebuah rasa bersalah.

"Apa Lo yakin?" Angga menatap Vinca dan Volkano bergantian. Antara percaya atau tidak.

"Gak percaya juga gak apa-apa, gue gak rugi sama sekali." ujar Vinca tak acuh, melanjutkan memakan rotinya sebelum di rebut kembali oleh Angga.

Angga memutar matanya malas, ia melirik ke Pangeran yang masih menatap Volkano. Angga sadar diantara mereka yang paling dekat dengan Volkano adalah Pangeran apalagi menyangkut tentang keluarga Volkano pun Pangeran pasti lebih tahu ketimbang mereka berdua.

"Daripada kita kayak orang gak guna gini lebih baik kita ke sana. Temenin Volkano, mungkin aja dia mau curhat ke kita." usul Pangeran, ia berjalan terlebih dulu menuju sahabat kesayangannya.

Angga menoleh ke Vinca yang masih sibuk memakan roti dengan tatapan apa? Membuat Angga pergi begitu saja tanpa mengajaknya. Angga sangat kesal kenapa punya sahabat yang tidak peka seperti Vinca.

Vinca yang merasa di tinggal berlari kecil setelah membayar roti baru nya. Namun, tali sepatu nya tiba-tiba lepas sehingga Vinca harus terjembab ke tanah.

Ia meringis kesakitan, menahan goresan besar di siku kanannya yang mengeluarkan sedikit darah itu.

Akan tetapi sepasang sepatu di hadapan Vinca berhasil menyita perhatian remaja laki-laki itu sepenuhnya.

Seorang remaja perempuan berjongkok di depannya dengan mengulurkan tangan, membantu Vinca bangkit tanpa melepaskan tatapannya dari wajah perempuan tersebut.

"Lo gak apa-apa, kan?" tanya perempuan itu khawatir.

Vinca yang di tanya hanya bisa mengangguk. Lidahnya terasa kelu untuk sekedar menjawab. Ia seperti orang bodoh saat ini.

Volkano yang melihat itu langsung menghampiri diikuti kedua sahabatnya di belakang.

"Kok Lo bisa jatuh?" bingung Angga, ia memiringkan kepalanya untuk melihat wajah perempuan itu. Seketika Angga terhipnotis dengan kecantikan perempuan itu yang tak bisa di tolaknya.

"T-tali sepatu gue lepas," gagap Vinca, nafasnya terasa tercekat ketika manik indah itu menatapnya.

"Maka nya kalau pake sepatu itu jangan yang ada talinya! Pake sepatu yang ada prekat aja biar kayak anak TK," kekeh Pangeran pelan, ia menatap perempuan itu sekilas walaupun di dalam hatinya ia sedang tersenyum.

Entah dari mana datangnya perempuan di hadapan mereka ini sangat cantik dan penuh karisma yang tak bisa mereka tolak kecuali Volkano yang tak memberikan ekspresi apapun.

"Gue duluan," ucap Volkano ke ketiga sahabatnya tanpa melirik perempuan itu. Ia ingin sendiri untuk jangka waktu lama. Volkano masih terguncang dengan kejadian tiga bulan lalu yang menjadi mimpi buruknya ketika ia tertidur.

"Itu teman kalian?" tanya perempuan itu seraya melirik punggung Volkano yang mulai menjauh.

"Dia sahabat kita," jawab Vinca yang sudah tidak gagap lagi.

"Oh,"

"Lo anak kelas berapa? Kita baru lihat Lo hari ini."

"Kebetulan gue murid baru," ujar perempuan itu ramah. "Kenalin gue Horizontal, anak kelas sebelas IPS lima."

Mereka bertiga saling tatap dengan tangan berebut untuk menjabat tangan Horizontal.

"Gue Angga,"

"Gue Vinca,"

"Dan gue orang paling ganteng diantara mereka, Pangeran."

Horizontal tertawa kecil, kelakukan mereka bertiga cukup menghiburnya. "Salam kenal semuanya." Bibirnya terangkat membentuk senyum yang tak bisa di bayangkan oleh mereka.

Hanya bidadari yang mampu tersenyum seperti itu dan mereka yakin kalau Horizontal adalah bidadari yang dikirim Tuhan untuk mereka bertiga.

"Gue duluan ke kelas, istirahat udah habis." Pamit Horizontal, meninggalkan ketiga orang tersebut.

"Fixs! Dia jodoh gue," ujar Vinca sepeninggalnya Horizontal.

Pangeran mendelik tak suka, "Enak aja main cap jodoh. Horizontal itu cewek masa depan gue tahu!"

"Apaan sih kalian ini ributin jodoh gue," sengit Angga.

"Pokoknya dia harus jadi cewek gue!" Keukuh Vinca, berjalan menuju kelasnya berada.

"Terus aja mimpi! Dia udah gua tandai sebagai cewek yang akan menjadi ibu dari anak-anak gue nanti." Teriak Pangeran seraya berjalan ke kelas.

Angga memutar matanya jengah. Baru saja berkenalan dengan perempuan cantik mereka langsung ribut men-cap perempuan itu menjadi jodoh.

Ada-ada saja kelakuan remaja jaman sekarang

🌋🌋🌋

Hello, aku kembali!
Maaf sebelumnya aku vakum selama setahun karena terkena Writer Block yang benar² buat aku down parah hehe

Doain aku tetap bisa konsisten dan selesaikan semua Angkasa The Series.

Serang, 25 Desember 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[ 3 ] ATS. VolkanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang