Prolog

4.9K 360 9
                                    

"CALLISTO!!"

Teriakan dari seorang siswi yang baru masuk ke kelas membuat seluruh yang ada di kelas menatap nya dengan banyak duga'an bahwa mereka pasti akan berantem lagi.

Siapa sih yang tidak kenal dengan Callisto dan Callista. Mereka yang setiap bertemu selalu saja berantem. Mungkin sehari tidak berantem akan rugi bagi mereka.

Banyak yang mengira mereka adalah kakak beradik selain nama nya yang hampir sama, mereka juga seperti kakak beradik pada umum nya yang suka berantem.

Entah hal apa yang kali ini Callisto lakukan hingga membuat seorang gadis cantik marah kepadanya.

Orang yang di panggil nama nya hanya duduk manis di bangku sambil menompang dagu dengan memasang wajah polos, seperti tidak punya dosa.

Mungkin sebagian kaum hawa akan terpesona dengan ketampanan yang dimiliki nya namun tidak dengan Callista. Ia sangat geli melihat penampakan dihadapan nya.

Ingin sekali Callisto ia bejek-bejek biar kaya rujak bebek yang biasa di beli mama nya.

Brakk

Ehh ayam. Sialan orang disamping Callisto duduk malah latah seperti emak-emak, yang berhasil membuat seisi kelas tertawa.

Namun gebrakan meja itu tidak membuat Callisto bergerak sama sekali, ia hanya menaikan satu alis bertanda ia bertanya ada apa. Lalu Callista menunjukan sebuah kertas putih yang bertuliskan SAYA ORANG GILA.

Sekarang Callisto paham kenapa dia datang ke kelas nya sambil marah-marah. Callisto tertawa kecil melihat perempuan satu ini menahan amarah.

Callista bener-bener malu karena selama di perjalanan tadi menuju kantin ia di tertawakan oleh seluruh siswa yang melihat punggung nya.

"Kenapa lu ketawa? Jadi iya kan ini lu yang nempelin di punggung gua?!" Callista menatap garang orang di depan nya.

"Kalo iya, emang kenapa?"

Callista gemas ia merobek kertas itu lalu membuang nya tepat di depan Callisto.

"Aduh Callista sayang, jangan marah gitu dong mas kan jadi gemes" ucap Callisto menunjukan wajah sok imut nya membuat wanita di depan nya begidik ngeri.

"Ekhem, cie udah main sayang-sayangan sama Callista, aku cemburu loh mas" celetuk Reza membuat mereka yang ada di sana mendengarnya ingin muntah.

"Aduh bebeb Reza maapin mas ya" Callisto mengunyel-ngunyel pipi Reza yang duduk disamping nya.

Teman sekelas mereka tidak perlu heran lagi melihat kelakuan Callisto dan teman-teman nya yang kelewatan tidak waras.

"Gua ke sini mau marah-marah tapi ko malah ngeliat orang gila lagi bermesraan" ujar Callista dan pergi meninggalkan kelas.

Callisto menghiraukan kepergian Callista, dia masih asik mengunye-ngunyel pipi Reza. "Lepasin pipi gua anjir ntar kalo gak montok lagi kasian ayang beby gua gak bisa liat kemontokan pipi cowo ganteng" ujar Reza melepaskan tangan Callisto.

"Beby siapa?" tanya Daffa

"Anak nya pak Bambang." jawab Callisto

"Beby anak nya pak Bambang yang imut-imut kaya boneka anabel?" ujar Gery membuat kepala nya di jitak oleh Reza.

"Jaga ya mulut lu, ayang gua tuh" sinis Reza

"Siapa tadi yang manggil nama anak saya?!" suara yang tidak asing itu membuat mereka melihat ke arah sumber suara. Di lihat lah pak Bambang yang sedang berdiri di depan papan tulis.

"Eh bapak ngapain di sini?" tanya Reza

"Loh bapak kan mau ngajar di kelas ini gimana sih kamu"

"Emang sekarang ada pelajaran bapak?"

"Ya ada, kamu ya Reza masih muda udah lupa giliran sama anak bapak inget terus"

"Bapak kalo ngomong suka bener makin sayang deh sama calon mertua ku ini"

"Siapa juga yang mau jadi mertua kamu, gak ada ya bapak gak akan restui anak bapak sama kamu"

"Teganya dirimuuuu, tidak merestui akuuu. Sakitnya hatikuuuu." Reza bernyanyi seperti biduan dangdut.

Asek asek jos. Di goyang hobahh. Seisi kelas malah menyauti nyanyian Reza. Sedangkan Pak Bambang menepuk jidatnya.

Sepertinya dia prustasi memiliki anak murid seperti ini. Ada saja kelakuan tiap hari yang membuatnya geleng-geleng kepala.




....

CALLISTO (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang