Instrumental lagu Beauty and the Beast, mulai terdengar di seluruh penjuru ruangan ini. Di
ruangan dengan satu panggung di depan ratusan kursi yang berderet makin meninggi ke belakang,
terlihat seorang gadis sedang menggerakkan tubuhnya sesuai dengan alunan musik.Kakinya
berputar dengan anggun, tangan yang mengayun sesuai melodi, serta ekspresi wajah yang menjiwai
lagu. Tubuh gadis itu terus menari sepanjang musik dimainkan.Sangat indah, tubuhnya seperti bunga jatuh yang terkena angin. Menari tanpa beban dan bergerak sesuai musik. Sungguh membuat takjub
para penonton.Sebaris lirik not lagu terakhir seharusnya menjadi penutup yang sempurna. Namun entah
kenapa gadis itu tiba-tiba tersungkur ke lantai panggung.Bruukkk
Seorang gadis dengan cepat membuka kedua matanya yang semula terpejam.
"Mimpi itu lagi," gumam gadis itu.
Kini bulir-bulir air keluar dari dahinya, napasnya pun juga tak menentu dan tersengal-sengal.
Ia kemudian menghembuskan napas pelan, dan disambarnya earphone yang berada di
pangkuannya. Belum juga selesai memakainya, tiba-tiba sebuah bola sepak meluncur ke arahnya.Pyarrr...
Satu kaca jendela pecah. Tak hanya itu, bola yang menembus ruangan itu juga sukses
menghantam kepala Juju dengan kencang. Ia akhirnya jatuh tersungkur ke lantai sambil memegangi
kepalanya yang kini dipenuhi bintang-bintang.Belum sempat ia bangkit, pintu ruangan itu tiba-tiba dibuka dari luar. Tampak sosok lelaki
berseragam futsal Somnia High School.Cowok itu terlihat sedang mengatur napasnya supaya
kembali normal, dan terlihat juga bulir-bulir keringat yang membasahi tubuhnya."Dimana ya tadi bolanya?" ucap lelaki itu dengan pandangan yang kini menelusuri ruangan.
"Oh my Lord. Buset, kena orang ternyata," ucapnya lagi saat mengetahui bahwa bolanya tadi
tidak hanya mengenai kaca.Namun juga sukses menghantam kepala Juju, "sorry ya, gue gak
sengaja," lanjutnya sambil membungkuk dan tangannya mulai mengambil bola itu."PAIJO!"
Teriakan gadis itu berhasil membuat lelaki di depannya langsung mengurungkan niatnya
untuk mengambil bola.Belum sempat mengucap sepatah kata balasan, siswi yang di berada di
depannya sudah terlajur pingsan terlebih dahulu. Juju namanya.Ia pun segera menghapiri Juju dan berkata, "Kan pingsan, udah tau kena bola sakit masih aja
teriak-teriak.""Kamu ini ya, Jojo. Udah dibilangin kalau main bola itu hati-hati. Yang kalem, selow gitu.
Udah berapa kali kamu pecahin kaca di ruangan ini? Baru juga selesai diganti kemarin, sekarang
kamu pecahin lagi," ucap seorang guru yang baru saja datang sambil menarik salah satu telinga Jojo."Mana bisa menang kalau gitu mainnya Bu Sarah. Ya kalau main bolanya kalem, selow gitu,
keburu diambil lawan Bu," Jojo melawan."Tapi ya jangan sampai kena kaca di lantai dua lah. Aduh Gusti, ini kamu apain lagi Juju?
Buruan bawa ke UKS. Setelah itu kamu ke ruangan saya.""Sendiri, Bu?" tanyanya.
"Menurutmu? Ya sendiri lah, Paijo Zamort."
KAMU SEDANG MEMBACA
Break a Leg
Teen FictionJuminten, yang akrab disapa Juju, seorang ballerina muda yang berbakat. Hidupnya semakin lengkap karena memiliki sosok sahabat bernama Jojo yang selalu setia menemaninya dalam suka maupun duka. Sampai di waktu yang tak terduga, tiba-tiba Juju menyat...