awal

180 32 17
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya tentang chapter ini ya~

Purple you 💖









***













Siang itu, Jungkook datang ke studio Min bersaudara. Membawa sekotak pizza. Memang sudah sejak dua minggu terakhir jungkook selalu makan siang di studio mereka. Sambil membahas tentang album yang sedang mereka garap.

"Selamat siang, noona !" Sapa jungkook dengan ceria yang hanya dibahas deheman oleh Yoongi. Jungkook tidak tersinggung sama sekali. Tiga minggu mengenal Yoongi membuatnya cukup hafal tabiat cuek dan dinginnya seorang Min yoongi. Meski begitu Jungkook tetap terus berusaha mengajak Yoongi bicara. Menanyakan ini itu tentang perkembangan Albumnya.

"Noona, aku tidak melihat Taehyung noona dari tadi, kemana dia ?"

"Tadi katanya mau beli kopi ke cafe bawah. Lebih baik kau susul dia. Daripada merusuh disini."

Jawaban ketus Yoongi hanya ditanggapi kekehan oleh yang lebih muda. Lalu bergegas keluar setelah pamit berkata ingin menyusul taehyung.










Sedangkan di cafe bawah taehyung menunduk diam dengan buku dan kopi di depannya. Seolah sedang serius memahami isi buku tersebut. Padahal yang taehyung lakukan hanyalah merekam percakapan keluarga bahagia yang sedang duduk tepat di bangku belakangnya.


Tepat dibelakang punggung taehyung. Keluarga kim namjoon sedang makan siang bersama. Di selingi ocehan kim yeonjun tentang persiapan debutnya. Juga kata-kata semangat dari kim seokjin untuk anak dan suaminya. Benar-benar keluarga bahagia bukan ? Taehyung merasa dadanya sangat sesak. Saat beberapa kali taehyung mendengar kim namjoon memuji betapa hebatnya yeonjun. Beberapa menit kemudian Ia mendengus muak saat mendengar Kim namjoon memberi petuah untuk sang anak perihal kegigihan, tanggung jawab juga petuah agar sang anak tidak mudah menyerah pada kerasnya dunia.

'Tanggung jawab ya? Rasanya taehyung ingin tertawa kencang sekarang. Bagaimana bisa seorang pengecut yang lari dari tanggung jawab membual tentang rasa tanggung jawab. Kemudian apa tadi ? Kegigihan ? Sikap pantang menyerah ? Omong kosong sialan !
Lalu kenapa kau menyerah padaku dan ibuku Kim namjoon ? Kenapa ? Dasar munafik. Seharusnya nasehat itu kau simpan untuk dirimu sendiri tuan Kim namjoon.' Maki Taehyung dalam hati.






Lamunan taehyung buyar saat ada tangan yang melambai didepan wajahnya. Jungkook sudah duduk didepannya. Dengan senyum kelincinya yang manis. Yang membuat taehyung mau tak mau harus berusaha mengulas senyum. Menyembunyikan segala bentuk kekesalan dan rasa sesak yang menumpuk di hatinya. Sekali lagi memamerkan rauh ramah andalannya. Raut andalan kim taehyung untuk mengelabuhi dunia.

"Noona kenapa lama sekali ? Aku dan Yoongi noona menunggu diatas."

"Ah maaf, aku terlalu asik membaca. Ayo keatas."

Taehyung membereskan buku dan kopinya. Berniat bergegas kembali ke studio. Tapi belum sempat Ia dan jungkook beranjak meninggalkan bangku, kim yeonjun menghampiri mereka. Lebih tepatnya menghampiri jungkook. Memukul main-main bahu jungkook.

"Hyung, sejak kapan tourmu selesai ? Kenapa tidak menemuiku ?"

"Aku sudah kembali sekitar tiga minggu lalu. Produser Jung bilang kau sedang fokus untuk persiapan debut. Jadi aku tidak mau mengganggu."

"Alasan, bilang saja hyung sedang sibuk PDKT dengan Taehyung noona iyakan ?"

Mendengar ledekan Yeonjun mata Jungkook langsung melirik kearah Taehyung. Takut kalau sang noona tersinggung. Tapi sepertinya Taehyung hanya menanggapi itu sebagai lelucon, karna dia hanya merespon dengan senyum manis.


"Bicara apa sih, lebih baik kau berlatih saja sana, daripada menyebar gosip."

"Putraku sudah berlatih dengan keras kook, jangan mendorongnya untuk berlatih terus. Nanti dia bisa bunuh diri." canda nyonya kim.

Jungkook dan Taehyung membungkuk hormat melihat tuan dan nyonya Kim yang berjalan mendekat kearah mereka bertiga.

"Lama tidak bertemu, anda semakin cantik saja nyonya Kim."

"Sudah ku bilang untuk berhenti memanggilku nyonya kan jungkook. Panggil imo, I-M-O mengerti ?"

"Aku mengerti, mulai sekarang aku akan memanggil anda Seokjin imo yang cantik."

"Dasar, sudah bersama gadis cantik masih saja merayu istri orang."

"Aku tidak merayu paman. Memang kenyataannya Seokjin imo semakin cantik. Benarkan Taehyung noona ?"

"Benar, nyonya Kim sangat cantik dan juga perhatian. Kim PD-nim pasti merasa sangat beruntung memiliki istri seperti anda. Benarkan Kim PD-nim ?"

"Ya, aku sangat beruntung memiliki seokjin sebagai istriku."

Taehyung diam-diam mengepalkan tangannya erat mendengar jawaban sang ayah. Dadanya terasa semakin sesak. Membuatnya kesulitan untuk bernafas. Meskipun begitu bibirnya tetap mengulas senyum manis. Mengangguk kepala ringan, tanda bahwa Ia juga sependapat. Lalu menimpali dengan nada jenaka,

"Tentu saja anda harus merasa begitu, semua pria pasti bermimpi memiliki istri secantik dan sebaik nyonya kim. Bahkan aku yakin pria yang sudah beristri sekalipun pasti tidak akan bisa menolak pesona wanita sesempurna nyonya kim. Benar kan ?"

Pujian berlebihan kim taehyung membuat semua orang yang ada disana tertawa. Kecuali, jeon jungkook yang justru sedang memandang ke arah gadis Min di sebelahnya dengan pandangan yang sulit diartikan.















***




















Ini pendek.
Iya pendek.
😊😊😊

GUGURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang