Diam

221 33 11
                                    

***





Dengan alasan 'harus segera menyelesaikan pengerjaan album.' Taehyung mengajak jungkook meninggalkan kantin. Dan tentu saja dengan senang hati jungkook meng-iya-kan. Suasana hening diantara mereka berdua.


Jungkook merasa berjalan sendirian meskipun sekarang ia sedang berjalan dengan taehyung. Karna sejak keluar dari kantin taehyung  hanya diam. Jungkook tidak mengerti apa yang salah. Tapi sepertinya otak orang disebelahnya itu sedang memikirkan sesuatu yang berat.


Mereka berjalan masuk ke lift dan kebetulan hanya ada mereka berdua di dalam sana. Setelah pintu lift tertutup jungkook berinisiatif untuk bertanya. Sekaligus mengusir hening yang mengerikan diantara mereka.

"Noona, ada yang menganggu pikiranmu ?"

"Eh, apa ? Ti-dak ! tidak ada."

"Tapi sejak tadi noona diam saja."

"Ehm aku hanya sedang mendapatkan ide untuk lirik. Jadi aku diam supaya tidak lupa, ya, supaya tidak lupa."

Taehyung mengakhiri jawabannya dengan senyum yang bagi jungkook sangat terlihat dipaksakan. Bahkan sepertinya yang lebih tua bahkan tidak yakin dengan jawabannya sendiri. Tapi karna jungkook tidak ingin membuat taehyung merasa tidak nyaman. Ia memutuskan untuk mengangguk saja.


"Ehm, kook, boleh aku bertanya sesuatu ?"

"Tentu, noona boleh bertanya apapun. Jangan sungkan."

"Sepertinya kau cukup dekat dengan keluarga Kim PD-nim ya ?

"Ah, itu, iya kami cukup dekat. Dulu Kim ajusshi itu teman bisnis sekaligus teman dekat ayahku. Jadi aku sudah mengenal mereka sebelum aku debut. Bahkan Kim ajusshi juga yang meyakinkan ayah agar aku boleh debut dulu."

"Wah, benarkah ? Pantas saja kalian terlihat begitu dekat ya."

"Iya, Kim ajusshi itu orang yang baik dan sangat keren." 'Tidak, orang itu bukan orang baik. Kim ajusshi mu itu orang paling jahat kook.' batin taehyung

"Ya, Kim PD-nim sepertinya memang orang yang baik."

"Tentu saja, Kim ajusshi itu yang terbaik noona. Dia itu pengusaha yang sukses. Produser yang berbakat. Bahkan dia juga ayah yang sangat pengertian. Dia benar-benar role model yang sempurna. Iya kan noona ? Aku ingin sekali bisa jadi seperti dia suatu hari nanti." Terang jungkook dengan semangat.

"He'em aku juga berfikir begitu."

"Kadang aku bahkan pernah berkhayal. Seandainya aku bisa bertukar tempat dengan yeonjun. Sehari saja. Ingin merasakan bagaimana rasanya jadi putra seorang Kim namjoon. Mungkin kami bisa menghabiskan hari dengan bercerita tentang musik. Atau membahas hal hal seru yang lain.  Hahaha aku terdengar konyol ya ?"

"Hmm tidak juga, wajar, dia kan memang  idolamu."

"Kalau noona bagaimana ?"

"Bagaimana apanya ?"

"Bagaimana kalau seandainya noona bisa jadi putri Kim ajusshi selama sehari. Apa yang akan noona lakukan ?"

"Aku ? Ehm apa ya....?







Mungkin aku akan berhenti berandai- andai." Jawab taehyung diakhiri senyum simpul. Lalu berjalan lebih dulu memasuki studio milik nya dan sang kakak.






*
*
*





Suasana hati taehyung memburuk sejak bertemu dengan keluarga bahagia sang ayah di kantin tadi. Ditambah percakapan dengan jungkook membuat mood nya semakin memburuk. Rasanya taehyung ingin sekali pulang sekarang. Ingin melompat ke tempat tidur lalu bergelung dalam selimut.


Ingin segera mengistirahatkan kerja otak nya. Agar otak sialannya itu tidak terus menerus menerornya dengan kilas balik kebahagiaan keluarga Kim namjoon yang membuatnya sesak. Membuat matanya terus memanas.


Sialan, memang.



*
*
*





Bukan taehyung namanya kalo tidak pandai berkamuflase. Sehancur apapun suasana hatinya. Dia akan selalu memastikan tidak ada satu orang pun yang tau.


Untuk itulah sekarang ia duduk di depan komputer. Menyumpal telinga nya dengan headphone. Berpesan agar tidak diganggu atau diajak bicara. Lalu berpura pura fokus bekerja. Dengan begitu, tidak akan ada satu orang pun yang tau kalau  saat ini pelupuk matanya mulai berair. Kalau saat ini air matanya mulai memberontak ingin keluar. Juga suaranya yang mungkin akan bergetar kalau saja ia bersuara sedikit saja.


Kim taehyung, tidakkah ia benar-benar yang terbaik dalam hal berpura-pura ?




*
*
*




Sejak kembali dari kantin tadi Jungkook menyadari kalau taehyung lebih banyak diam. Dan sekarang justru seperti orang yang mengasingkan diri. Duduk diam menghadap komputer hampir selama lebih dari satu jam tanpa menoleh ataupun berbicara sedikitpun.


Jungkook mengamati taehyung yang sejak tadi terus berkutat dengan komputernya juga dengan headphone yang menyumpal telinga nya. Entah karna terlalu berkonsentrasi pada lirik yang sedang Ia garap atau ada alasan lainnya. Rasanya jungkook ingin sekali tau apa yang sedang gadis itu pikirkan.


Semakin hari, Jungkook merasa Taehyung semakin rumit. Taehyung seperti peti tertutup yang menyimpan banyak misteri. Taehyung selalu tersenyum ramah. Tapi entah kenapa Jungkook selalu merasa Taehyung tidak tulus saat tersenyum. Tidak bebas saat bicara. Tidak pernah menunjukkan emosinya yang sebenarnya. Taehyung itu, entahlah, jungkook bahkan terlalu binggung untuk mendeskripsikannya.


"Mau kau amati seumur hidup pun kau tidak akan bisa memahaminya."

"Astaga noona kau mengagetkanku saja. Lagipula siapa bilang aku mengamati taehyung noona."

"Aku juga tidak bilang kalau kau sedang mengamati taehyungie."

Sial sial sial, rasanya jungkook ingin mengubur diri saja karna malu. Sedang Yoongi terkekeh merasa puas bisa menjebak si Jeon ini.

"Aku hanya khawatir saja, taehyung noona sudah diam disana sekitar satu jam."

"Itu biasa, dia hanya sedang dalam mode serius."

"Ah, begitu ya. Tapi tetap saja seharusnya dia istirahat sebentar. Minum misalnya."

"Nanti dia juga akan minum kalau haus. Dia bukan bocah, dia tau apa yang dia lakukan jeon, tenang saja."

Setelah menjawab begitu yoongi duduk disisi jungkook lalu meminum kopi nya yang tinggal setengah gelas   dengan tenang. Meskipun begitu jungkook masih tetap saja tidak bisa mengalihkan pandangannya dari punggung taehyung di depan sana. Meskipun yoongi sudah bilang untuk tidak khawatir entah kenapa jungkook tetap saja khawatir.

"Katakan saja kalau kau memang menyukainya ?"

"Uhuk, a-pa noona ?"

"Katakan saja kalau kau memang suka adikku, dasar."

"Apa taehyung noona akan menerimaku ?"

"Tidak."

"Lalu kenapa minta aku menyatakan perasaanku kalau tidak akan diterima ?"

"Memang kau mau menyimpannya sampai mati ?"

"Tentu saja tidak ! Tapi aku juga ingin cintaku dibalas."

"Kalau begitu jangan jatuh cinta pada taehyungie."

Setelah berkata begitu Yoongi melenggang keluar studio dengan alasan ingin mencari kopi. Tanpa mereka tau, yang jadi topik pembicaraan mendengar semuanya. Semuanya. Karna sebenarnya headphone Taehyung tidak memutar apapun.













***












Hai readers~
Menurut kalian chapter ini gimana ? Dapet gak feel nya ?

GUGURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang