Chapter 4

7.2K 1.1K 254
                                    

Pukul 8 pagi, kini Rei bersiap-siap untuk pergi ke pasar. Shouto memeluk tubuh Rei erat sebelum Rei akhirnya melangkah keluar dari rumah.

Di ambang pintu, dia tersenyum ke arahku sembari melambaikan tangan. Aku balas tersenyum dan pintu pun tertutup secara perlahan.

Shouto menoleh ke arahku. Aku mendekat ke arahnya dan mengelus puncak kepalanya pelan.

"Apa yang suka kau lakukan di saat ibumu pergi, Shouto-kun?"

"Aku ... Aku suka melihat All Might!" Ucapnya dengan malu-malu.

"All Might?"

"Ha'i! All Might sering sekali menolong orang-orang sehingga dia sangat sering muncul di televisi."

Aku terkekeh karena Shouto berbicara sambil mengepalkan kedua tangannya. Matanya yang berbinar-binar membuatku sangat ingin memeluknya.

"Kalau begitu, bagaimana jika sekarang kita menonton televisi?"

Shouto mengangguk, lalu berlari ke arah ruang keluarga. Aku tersenyum pahit karena merasa Shouto melupakan diriku ini.

Aku ikut melangkah ke ruang tamu setelah beberapa saat hanya diam membatu. Aku masih memikirkan bagaimana keadaan di dunia asalku.

Aku sampai di ruang tamu dan melihat Shouto yang duduk di atas sofa. Aku sebenarnya merasa tertarik dengan hero yang disebut sebagai pahlawan nomer satu ini. Dia itu orang seperti apa?

Aku duduk di sebelah Shouto, lalu menyalakan televisi dengan remote yang berada di meja. Televisi pun menyala dan memperlihatkan sebuah siaran berita.

Ada banyak sekali berita yang di tampilkan, bahkan ada berita mengenai paman Enji yang tengah berjuang menyelamatkan sandera para teroris.

Sekarang Aku tahu alasan mengapa paman Enji pergi dari rumah dan tidak kembali hingga sekarang.

Kemudian, berita baru pun disiarkan. Terlihat sebuah mobil berwarna merah yang tengah di kejar-kejar oleh puluhan mobil polisi. Terjadi aksi saling menembak dan dalam hati Aku membatin,

"Hebat sekali berita di tayangkan. Serasa menonton film aksi. Jika saja di duniaku Quirk itu ada ...."

Setelah itu, seorang pria bertubuh kekar tiba-tiba jatuh dari langit. Ia mendarat tepat di depan mobil merah yang sedang melaju kencang.

"Itu All Might!" Teriak Shouto yang membuatku tahu siapa orang itu sebenarnya.

Tubuh kekar dengan rambut berwarna pirang. Dia mengepalkan tangannya dan bersiap untuk memukul mobil itu.

"Gila!" Aku berteriak keras, bahkan sampai membuat Shouto menutup telinganya.

Saat mobil itu mendekat, All Might mendaratkan pukulannya pada bagian depan mobil.

"SMASH!!!"

Seketika, bagian depan mobil merah itu ringsek. Mobil itu terpental cukup jauh dan orang-orang yang berada di dalam segera keluar.

Salah satu dari mereka terlihat berlari ke arah All Might dengan kecepatan tinggi, berniat memukulnya dari arah belakang. Namun, dia tidak cukup cepat dan membuat All Might dapat memukulnya hingga membentur tembok. Orang itu tidak sadarkan diri dan kini hanya tersisa 2 orang penjahat.

Beberapa polisi yang sejak tadi mengejar akhirnya sampai dan segera meringkus komplotan penjahat itu yang terlihat telah menyerah.

Semua orang yang ada di sekitar bertepuk tangan, bahkan para polisi memberikan ucapan terima kasih kepada All Might.

All Might berdiri dengan gaya yang keren sambil tersenyum lebar. Apakah itu memang sebuah ciri khas para pahlawan?

"Jangan takut! Mengapa?! Karena Aku di sini!"

Don't Leave Me (Todoroki X Reader) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang