Mereka sampai di rumah Bapak marbot itu. Jarak yang cukup dekat dari masjid tempat ia bekerja membuat si Bapak dan Ferdi cepat sampai di tempat tinggal Bapak marbot itu.
"Nah kita sudah sampai mas."
Bapak marbot memberitahu kepada Ferdi bahwa mereka sudah sampai di rumahnya.
"Oh ini rumahnya pak?"
Tanya ferdi pada Bapak itu.
"Iya mas. Memang kecil, tapi cukup untuk saya beristirahat melepas lelah."
Jawab si Bapak. Rumahnya memang sangat sederhana. Hanya ada ruang tamu, wc, dan dapur kecil untuk dia memasak makanan kesehariannya. Walaupun kecil tapi Bapak itu selalu mensyukuri apa yang ia punya, karena baginya di atas langit masih ada langit. So kalian jangan suka sombong yaa!
"Iya pak. Bersyukur masih di beri tempat tinggal yang layak."
Saut Ferdi kepada Bapak yang sudah berdiri tepat di depan pintu rumahnya.
"Iyaudah kalo begitu ayo silahkan masuk mas, udah mau hujan juga."
Bapak itu mengajak Ferdi masuk ke dalan rumahnya untuk berteduh karena angin kencang di luar yang menandakan akan turun hujan malam itu.
"Iya pak, Terima kasih ya."
Ucap Terima kasih Ferdi kepada Bapak marbot karena sudah mempersilahkan dirinya masuk ke dalam rumah Bapak itu.
Ferdi dan Bapak marbot itu bergegas masuk kedalam rumah karena situasi di luar sudah nampak ingin turun hujan. Angin kencang dan udara yang dingin memang menjadi suatu ciri khas akan turunnya hujan.
"Masnya tunggu sini dulu ya. Saya mau ke dapur dulu."
Bapak marbot ini pergi ke dapur rumahnya, membuatkan teh hangat untuk dirinya dan juga Ferdi yang merasa dingin karena cuaca yang akan turun hujan.
Teh hangat pun sudah siap di hidangkan. Bapak marbot itu pun kembali ke ruang tamu rumahnya, tempat di mana ferdi menunggu bapak itu kembali dari dapur tempat dia membuat teh hangat tadi.
"Ini mas tehnya untuk ngangetin badan."
Sambil mengulurkan gelas yang berisikan teh hangat di tangannya, ia memberikan teh hangat yang tadi ia buat kepada Ferdi yang berada di ruang tamu, menunggu Bapak itu kembali dari dapur.
Teh hangat memang dapat menghangatkan badan. Terlebih saat cuaca yang dingin membuat secangkir teh hangat menjadi sangat nikmat untuk menghangatkan badan.
"Aduh pak gausah. Gaenak saya ngerepotin bapak terus"
Penolakan Ferdi dengan halus karena merasa tidak enak sudah banyak merepotkan Bapak itu. Karena si bapak ini sudah banyak membantu Ferdi, orang yang baru saja di kenalnya saat berjumpa di masjid pada waktu isya tadi.
"Gapapa mas, cuma teh aja ko. Di minum ya, dingin-dingin gini enak minum teh hangat."
Bapak itu menaruh gelas yang berisikan teh tepat di depan Ferdi yang sedang duduk di ruang tamu tempat dia menunggu Bapak yang tadi pergi ke dapur.
"Aduhh makasih pakk, gaenak saya ngerepotin Bapak terus."
Balas Ferdi yang merasa tidak enak karena terus menerus merepotkan Bapak itu.
"Iya mas. Silahkan di minum gausah malu-malu."
Bapak itu mempersilahkan Ferdi untuk meminum teh hangat tadi, dan mengatakan untuk jangan sungkan-sungkan kepada dirinya.
Bapak ini memang orang yang baik. Ia suka menolong sesama umat manusia terlebih kepada sesama umat islam. Walaupun kondisinya yang apa adanya dia tidak pernah sungkan untuk menolong orang yang sedang kesusahan, contohnya seperti Ferdi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCARI
Teen FictionKrisis ekonomi melanda keluarga Ferdi. ia harus melalui hari demi hari dengan segala kekurangan dalam keluarganya. semenjak ayahnya yang pergi meninggalkan keluarga kecilnya, ayahnya memutuskan untuk menikah lagi dengan wanita yang di jumpai oleh ay...