Prolog

32.9K 1.7K 63
                                    

Jangan berpikir jadi Haera itu enak, Tidak, tidak sama sekali. Ya Setidaknya begitu untuk sekarang ini.

Terlahir dari keluarga miskin dengan perekonomian pas-pasan serba kekurangan itu membuat Haera mau tidak mau harus merasakan susahnya mencari uang, susah payah Haera banting tulang hanya untuk sekedar membeli kebutuhan pokok, berkerja sambilan dari beberapa restoran satu ke restoran lainnya.

Membiayai kehidupannya sendiri dan kedua orangtuanya, terutama sang Ibu di tambah saat ini usia sang Ibu yang tak muda lagi membuat Haera semakin tidak tega jika membiarkan Ibu nya berkerja menjadi buru cuci para tetangga.

Jangan tanyakan prihal Ayahnya!, Pria yang menginjak usia hampir lima puluh tahun itu sama sekali tidak peduli akan kehidupan Haera dan sang Ibu, yang ada hanya judi dan mabuk-mabukan di setiap malam, Haera selalu mendapati sang Ayah yang pulang dalam keadaan mabuk.

Selain mabuk-mabukan Ayah Haera juga kerab kali memaki bahkan memukul sang Ibu dengan membabi buta kalau saja tidak ada Haera yang melindungi Ibunya mungkin sudah ada daftar nama Ibu nya di rumah sakit terdekat.

Meski begitu Ibu Haera tidak pernah membalas sang Ayah, bahkan sangat di sayangkan sang Ibu tidak ingin menceraikan Ayah nya, Ibu Haera rela berkerja menjadi buruh cuci hanya untuk membayar hutang judi sang Ayah.

Sampai sekarang Ayahnya kerap sekali berhutang sana sini hingga utang kecil sampai besar, dan berakhir Haera lah yang melunasi.

Tapi malam ini Haera di buat terkejutnya dengan penuturan sang Ayah dengan nominal angka yang di pinjam sang Ayah kepada rentenier, Angka yang bahkan berkerja seumur hidup Haera pun tidak akan dia dapatkan meski berkerja pagi hingga malam.

Seketika kaki Haera melemas dan merosot ke lantai begitu juga sang Ibu yang tak dapat menahan tangis melihat kelakuan suaminya, yang sialnya begitu amat dia cintai.

"Haera tolonggg Ayah, jika Ayah tidak membayarnya maka nyawa Ayah sebagai gantinya nak" katanya gusar mengusak wajahnya dengan kedua telapak tangan, lalu menarik-narik rambutnya.

Haera hanya bisa menangis, sungguh apa yang ada di otak Ayahnya hingga mampu berhutang begitu banyak tanpa berpikir terlebih dahulu, kalau hanya satu atau dua juta Haera akan berusaha melunasi, Tapi apa ini seratus juta bagaimana bisa, bagaimana cara Haera membayar hutang sang Ayah sedangkan mereka sama sekali tidak punya harta sedikitpun yang bisa di jual.

Ibu yang hanya bisa menangis melihat betapa tersiksa anak gadisnya yang dari kecil sudah hidup menderita tak pernah seharipun ada hari bahagia untuk Haera, yang ada hanya penderitaan.

"Apa yang bisa Haera lakukan lagi untukmu? Selama ini Haera bahkan tidak ada waktu hanya untuk sekedar tidur lebih lama barang kali hanya satu jam bersantai di rumah itupun tidak bisa, waktuku habis hanya untuk berkerja mencari uang dan Ayah tahu untuk apa uang itu?, melunasi hutang Ayah, hutang yang setiap harinya semakin bertambah banyak!" Tak tahan lagi air mata Haera terjatuh tanpa henti menangisi nasib yang tak kunjung membaik.

Haera itu kuat sangat kuat, kalau bisa di bilang tak ada yang sanggup hidup seperti Haera karena memang sulit, sulit di jabarkan.kalau saja ada lomba wanita tersabar bisa jadi Haera lah pemenangnya, penghargaan apa yang akan Haera terima dari para juri pialakah?, tapi Haera tidak membutuhkan itu.

***

Lain halnya dengan Haera, kehidupan pria ini penuh dengan barang-barang mewah, uang kekayaan property semua ada dimana-mana.

Pengusaha muda yang memiliki segalanya apapun itu bisa dia dapat hanya dengan satu jentrikan jari, kesenangan yang di gandrungi para wanita-wanita cantik dari berbagai kalangan memenuhi ruang VVIP dari club malam miliknya.

Pria yang usianya tiga puluh tahun itu meminum segalas wine tanpa peduli sang lawan mengerayangi dada bidang di balik kemeja mahal yang membalut tubuhnya, sedangkan jas bekulit sudah dia tangalkan.

Bagi dia. Semua wanita cantik itu menarik, hanya saja definisi wanita menarik untuknya pada saat berada di bawah kungkungannya, mengangkang bebas menjerit-jerit tak karuan seperti orang gila yang sialnya dialah penyebab para wanita menjadi gila.

"Apa giliranku hari ini Jung?" Tanya salah satu wanita yang bernama Jang Nara.

Sedang kan pria yang di ajak berbicara itu enggan menjawab dan hanya memberikan tatapan yang sulit di artikan.

"Aku rasa ini giliranku Nara, bukan kau!" Ini solhee yang berbicara dengan tangan yang sedari tadi memainkan jarinya di dada bidang milik si pria.

"Ck! Kenapa kalian yang memperebutkan dan menentukan dengan siapa Bos malam ini!, Bos bahkan sudah bosan dengan kalian berdua asal kalian tahu!" Laki-laki yang dari tadi hanya memperhatikan kegiatan Bosnya itupun ikut membuka suara, Ya dia Yeonjun assisten pribadi Jeon Jungkook .

[]

[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[M] THE MAFIA BOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang