Vote sebelum baca!...
Happy Reading !!
•
•
•Bukan tidak ingin menolak, atau barang kali dirinya hanya enggan untuk berurusan dengan perempuan yang nampak kekanak-kanakan. Menurutnya selama Wanita itu tidak mengacaukan atau mengusik hidupnya. Dia akan berlaku biasa saja meskipun sedikit merasa risih.
Jeka itu Pria normal yang kalau di suguhkan dengan pemandangan indah dari Wanita bertubuh molek. Mungkin saja akan tergiur, namun sayangnya dalam tolak ukur Pria seperti dirinya tidak gampang memasukan penisnya kesembarang lubang.
Barang kali dirinya hanya tidak ingin terikat dengan suatu hubungan rumit. Di bandingkan hal itu, dia lebih tidak suka lagi dengan hubungan yang membuatnya repot atau bahkan pusing. Apalagi dengan pasangan yang entah tidak tahu bagaimana sikapnya yang kelewat acuh, tidak suka dimanja apalagi memanjakan.
Dan lagi tidak ingin melibatkan wanita dalam hidupnya yang terlalu banyak sekali di kelilingi musuh, yang sedang berlomba-lomba memperebutkan kekuasaan atau bahkan nyawanya.
Sejak dulu hingga sekarang. Hidupnya penuh pengintaian dari lawan bahkan rekannya sendiri, Jeka selalu dalam pengawasan orang-orang yang juga berkerja dalam bidang yang sama dengannya. Musuh yang tidak senang atau tidak terima dengan kekalahan. Berujung mengincarnya, dan Jeka pun melalukan hal yang sama.
Menghabisi nyawa dengan cara yang lebih sadis.
Maka dari itu dirinya akan bersikap sedemikian acuh. Tidak perduli dengan Wanita yang mendekatinya asalkan tidak menganggu kehidupannya. Walaupun risih Jeka tidak akan bersikap kasar, dan Luke tahu itu maka dia lah yang merasa jengkel.
"Tidak bisakah kalau kau duduk diam saja?. Aku risih sungguh, setidaknya jangan bergelantungan seperti anak monyet Rose. Astaga kau membuatku kesal" dari sejak tiga puluh menit yang lalu wanita itu menempeli Jeka dengan cara bergelayut di lengannya. Dia bahkan sudah meminta Rose untuk duduk. "Kau itu kenapa sih? Luke iri ya tidak ada yang peluk." Memang dasar wanita bebal.
"CK! Kau itu sinting atau ap-" Ucapan Lucas terpotong ketika suara salah satu Maid disana berkata kalau makan malam sudah siap. Dan tidak ada lagi pembicaraan saat semua sibuk menyantab hidangan yang tersedia di meja makan bernuansa silver ke-emasan.
***
Berbeda ruangan, berbeda pula suasana di dalam ruangan itu. Ruangan yang tidak bisa sembarangan orang masuk ke dalam sana tanpa atau dengan seijinnya pun. Ruang yang menjadi tempatnya beristirahat, namun untuk pertama kalinya ia sendiri yang mempersilahkan orang lain masuk ke dalam sana. Bukan hanya sekedar duduk atau berdiskusi, melainkan kini Wanita itu tertidur dengan nyaman di ranjang yang ukurannya satu setengah meter lebih besar dari ranjang miliknya.
Tubuhnya terbaring lemah dengan tulang selangkangan yang seakan patah terbelah dua. Kulit putih mulusnya berubah seketika, dipenuh dengan tanda merah keungguan di setiap inchi tubuhnya.
Mata yang di hiasi bulu mata lentik itu, masih terpejam rapat. Enggan untuk sekedar membuka mata, rasa sakit yang Wanita itu rasakan kini menghantarkan lelah. Hangat yang ia dapat dari kain tebal penutup tubuh polosnya serta penghangat ruangan yang benar-benar berfungsi dengan baik menjadikannya putri tidur.
Masa bodoh dengan apa yang baru saja satu jam lalu ia lakukan bersama pemilik kamar. Saat ini Wanita itu tidak ingin terbangun karena dia berharap jika bangun nanti bisa melupakan kejadian tadi.
Sayangnya rasa lapar yang tiba-tiba datang sungguh tidak bersahabat. Perutnya perih minta di isi, dan memang Haera sama sekali belum mengisi perut dari terakhir kali ia sarapan pagi. Memaksakan matanya untuk terbuka lebar, Haera terdiam sejenak saat kelopak matanya mengedarkan pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] THE MAFIA BOS!
RomanceTidak ada yang bisa dibanggakan dari kehidupan Kim Haera gadis cantik yang kelewat cantik. Lahir di keluarga miskin dengan setumpuk hutang yang di peroleh Ayahnya kian hari semakin menggunung. Puncaknya saat semua hutang sudah terbayar lunas dengan...