•• 10 ••

10 0 0
                                    

HAPPY READING!!
.
.
.

Raga menghela nafas kasar, bagaimana tahan dengan keadaan rumah yang sangat sepi. Raga hanya tinggal berdua dengan ibunya sedangkan sang ayah sudah meninggal dunia sejak 2 tahun yang lalu.

Raga berjalan ke arah dapur untuk mengisi perutnya yang berdemo meminta diisi asupan. Ia mengambil mie instan dan telur dikulkas untuk dimasaknya.

Semenjak kepergian sang ayah, bunda adalah tulang punggung keluarga sehingga jarang memasak untuknya. Raga memahami akan hal itu dan belajar mandiri, ia tak ingin selalu merepotkan ibunda untuk hal sepele.

Setelah selesai ia membawa hasil masakannya ke ruang keluarga dan menghidupkan televisi seraya menghilangkan kesunyian didalam rumah.

"Si anjing ngajakin main basket tapi gak ada kabar sampe sekarang!" Umpat Raga didepan layar ponselnya.

Sekarang ia tak peduli lagi dengan acara main basket tersebut, lagi pula ini sudah terlalu sore. Raga mengedikkan bahunya acuh dan melanjutkan makan yang sempat tertunda.

Tidak selang beberapa lama ponselnya bergetar.

KUNYUK GANTENG

Raka
Woii diem diem bae!!
Jadi ga main basketnya cuk, gue udah nyampe dilapangan biasa ni

Raga
Gak

Gilang
Males

Adit
Pengen tidur

Raka
BABI LU SEMUA!!

Adit
Bubar woi monyet ngamuk

Raga
Bubar anjing galak kumat

Gilang
Bubar-bubar kudanil beraksi

Raka
Asu!! Gak ada akhlak kalian!!

Raka
Anjing cuma di read doang!!

Raka
Gue doain lu semua kena karma

Raka
Ah sialan kelapangan cuma buat ngabis-abisin bensin

Raka
Fucek lu semua!!

Raga mematikan ponselnya, tidak memperdulikan temannya yang mencak-mencak tidak jelas.

"Assalamualaikum," Raga melirik ibunya yang baru memasuki rumah pulang dari rumah sakit. Yah, wanita yang sering disapa Ratna tersebut berprofesi menjadi dokter umum.

Ratna melihat anaknya semata wayangnya yang duduk disofa dengan santai seraya menjawab salamnya pelan. Ratna menghela nafas pelan, ia juga merasa kasian harusnya ia selalu berada dirumah menemani tapi apalah daya ia juga harus menjadi tulang punggung keluarga setelah ayah Raga pergi untung selamanya.

Berat memang menjadi seorang ibu dan merangkap menjadi seorang sosok ayah, tapi ia mencoba ikhlas dengan semuanya toh ia tidak sendiri masi punya Raga. Selama ini Raga tidak minta macam-macam dan juga tidak pembakang, ia sangat bersyukur mempunyai putra seperti Raga.

"Raga kamu sudah makan?" Tanya Ratna seraya berjalan mendekati putranya.

"Sudah bu," Jawab Raga singkat.

"Syukurlah. Ini ibu bawain martabak kesukaan kamu barangkali masih laper," Ujar Ratna halus kemudian menyempatkan mengelus pucuk kepala Raga sebelum pamit pergi kedapur.

Raga tersenyum kecil, elusan pucuk kepala dari tangan sang ibu adalah kebahagiannya. Raga sangat menyayangi Ratna melebihi apapun, baginya Ratna adalah pahlawan hidupnya. Semenjak kematian sang ayah ibunya kembali bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, awalnya Raga tidak menyetujui Ratna kembali bekerja. Kemudian Ratna sang ibu meyakinkan dan memberi pengertian pada anaknya.

Raga begitu menyayangi ibunya.

~•,•~

Malam hari begitu sunyi Raga memetik gitarnya dengan pelan dengan bersenandung kecil. Raga menikmati kesendirian didalam kamar sedangkan ibunya sudah terlelap tidur dikamarnya.

Malam ini ia malas untuk keluar untuk sekedar kumpul bersama teman-temannya, mungkin sepanjang hari ini sangat melelahkan. Tiba-tiba ia teringat gadis yang meminta nomernya tadi ya Aranya namanya. Raga akui dia memang cantik dan manis tapi sayangnya dia terlalu agresif. Raga menggelengkan kepalanya kenapa ia jadi memikirkan gadis itu. Tidak tidak!

Drett drett

Hp Raga berbunyi menampilkan notifikasi whatsapp dari nomer yg tidak dikenal. Tanpa berpikir panjang ia membuka pesan tersebut dan menghela napas pelan.

Gadis itu benar-benar merepotkan.

Aranya
Hai kak Raga
Save back ya Aranya

Raga
Ok

Aranya
Singkat bener balesnya:(

Raga
Terus?

Aranya
Yauda gapapa deh yg penting nomer Ara udah disave kan kan??!
Oh iya mau ngingetin aja kak Raga jangan kemaleman tidurnya ntar masuk angin:'

Raga
Ya

Aranya
Sampe ketemu besok disekolah Ara mau tidur ngantuk hehe..

Raga tak membalas pesan tersebut lalu menutup hp nya dan melanjutkan bermain gitar.

Satu dalam benaknya.

Dia memang unik.

~•,•~

Didalam kamar Aranya terkikik sendiri terlalu gembira karena pesannya direspon oleh pujaannya, ya walaupun ujung-ujungnya tidak dibalas lagi. Setidaknya ada respon sedikit.

Awal yang baik, semangatt!!!

Ia menguap sebentar kemudian dan membaringkan badannya ke tempat tidur.

Pikirannya berkelana semuanya tentang kakak kelasnya itu Raga.

Apa salah gue suka sama kak Raga?
Engga kan manusia punya hak untuk suka sama seseorang.

Apa kak Raga bakalan suka balik sama gue?
Ga boleh pesimis ini baru dimulai gue pastiin kak Raga pasti bakal jadi bucin gue.

Aranya begitu meyakinkan dirinya sendiri sembari terlelap menuju alam bawah sadarnya.

~•,•~

Hai aku kembali sekian lama hiatus hehee...

Gimana masi inget kan sama cerita ini??

Semoga ga bosen yaaa
Maap kalo makin gaje ni wkwk...

Vote and coment ya guys jangan lupa:*

~see you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nothing Is ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang