Awal Perjumpaan

945 3 0
                                        

LYRA POV

Namaku Lyra, pada saat usiaku genap 17 Tahun aku diculik oleh seseorang, oh bukan sepertinya sekelompok orang.

Pada saat itu aku sedang merayakan hari ulang tahunku, namun saat sedang di tengah-tengah acara tiba-tiba mati lampu.

Aku ketakutan. Aku sangat takut dengan gelap ada trauma tersendiri akan kegelapan.

Tiba-tiba ada orang yang membekap mulut dan hidungku.  Aku mencoba melawan namun apa daya tenagaku tak cukup kuat ditambah lagi ada obat bius di sapu tangan yang membekap ku dan tak lama setelah itu kesadaran ku menghilang.

Aku tidak tau setelah itu apa yang terjadi, yang aku tau ketika aku sadar aku berada di gudang minyak yang tidak terpakai lagi akibat kebakaran yang pernah terjadi disitu.

Aku mengetahui ini gedung minyak karna tercium bau bensin yang menyengat dan juga dari kayu-kayu yang berserakan dan menghitam.

Aku sangat takut saat itu, tiba-tiba ada ingatan-ingatan yang tidak jelas masuk ke kepala ku kejadian nya hampir sama seperti ini, namun saat itu aku bersama seseorang, aku mencoba cari tau siapa orang itu namun tidak berhasil, hingga aku mendengar suara tembakan.

Aku ingin mencari asal suara itu tapi tidak bisa, karna aku sedang terikat diatas kursi, kaki ku di ikat. Di masing-masing anak kursi.

Sedangkan tangan ku diikat diantara besi penyangga yang ada di belakang kursi, serta mulut ku tertutup dengan lakban ditambah lagi aku merasa sedikit pusing karna ingatan yang tiba-tiba muncul tadi.

Jadi untuk menarik perhatian orang luar itu aku hanya bisa meronta-ronta dan mencoba meminta tolong walaupun yang keluar hanya suara tidak jelas saja.

"Hmmmm... Tmmommmlmmommnmgm"

Dor

Dor

Suara tembakan terdengar lagi dari arah depanku, sepertinya seseorang sedang menembak kearah gagang pintu, karna kulihat gagang itu bergerak-gerak, tak lama setelah itu pintu terbuka lebar.

Aku terdiam, seseorang muncul dari pintu diikuti dengan banyak orng dibelakangnya, air mataku menetes, mereka menghampiriku dan memeluk ku.

"Sayang kamu baik-baik saja kan? " isak tangis terdengar dari orang yg memelukku.

Selagi mereka memelukku yang lainnya melepas ikatan dan lakban dimulut. Setelah tangan ku bebas dari ikatan, aku langsung memeluk mereka.

"Mommy hikkss daddy aku sangat takut huaaaa"

Tangisanku semakin besar ketika aku mengingat kembali kejadian yang menimpa ku. Aku berfikir apa yang akan terjadi jika mereka telat menyelamatkan ku dan hal itu lah yg membuat ku semakin menangis.

"Tenanglah sayang, semua baik-baik saja, kamu aman sekarang " itu suara daddy, daddy ku memang pahlawanku.

"Mari kita pulang sayang " mommy melepaskan pelukannya dan mengajak ku untuk pulang.

"Apa kamu bisa berdiri? " daddy bertanya ketika melihat aku masih gemetaran.

"Tentu " jawabku sambil memaksakan senyum, tapi sia-sia saja belum aku berdiri dengan tegak  aku terduduk kembali, kaki ku terasa seperti jelly.

"Kamu baik-baik saja sayang? " ucap mommy

"Jika tidak sanggup jangan dipaksa" lanjut mommy, beliau terlihat sangat khawatir.

"Kaki ku lemas mommy " cicit ku

"Vano " daddy memanggil seseorang.
Dia mendekat. Siapa itu? Aku belom pernah melihatnya.

Just About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang