naruto by masashi kishimoto. cover made by me, the arts were taken from one of the naruto's ending by studio pierrot.
/
Suara derap langkah yang tergesa menggema di tengah-tengah hutan. Ada kalanya derapan itu bervolume lebih keras ketika sepasang kaki tersebut memutuskan untuk melompat. Gesekan angin dan tubuh menimbulkan bunyi yang begitu kentara. Tak bisa disangkal lagi bahwa ada sosok yang tengah terburu-buru di ruang antara pepohonan rindang. Asumsi tersebut ditegaskan kembali oleh suara langkah kaki yang terseok, kemudian disusul oleh umpatan kesal. Seokan kaki itu tak heran terjadi jika mengingat minimnya sumber cahaya.
Uchiha Sasuke terus bergerak secepat yang dia bisa. Sesekali kepalanya menoleh ke belakang, memastikan tak ada siapa pun yang mengikuti jejaknya. Dari kesunyian yang berbaur di udara, dapat diketahui bahwa sesungguhnya dia benar-benar sendiri di sana. Namun, sesuatu di dalam sudut hatinya terus memengaruhi otak untuk memberi instruksi pada seluruh saraf motorik agar bergerak sigap, seolah-olah memang sedang diikuti atau bahkan dikejar.
Ada firasat yang mengganggu batin Sasuke semenjak dua hari yang lalu. Entah itu mengarah pada hal yang baik atau buruk, dia sama sekali tidak bisa memisahkan keduanya karena perbedaan yang nyaris tidak ada. Firasat tersebut cukup mengganggu kondisinya. Tidak, dia tidak sampai sakit atau apa pun. Namun, kewaspadaannya terhadap lingkungan sekitar menginjak titik tertinggi—cenderung paranoid, kadang ada perasaan cemas yang terselip, dan hal tersebut sanggup membuyarkan konsentrasi.
Beberapa kali perjalanannya tak pernah maju. Tanpa disadari, dia mengambil jalan ke tempat yang sudah pernah diinjak. Sempat dirinya berpikir ada genjutsu yang menyelubungi tubuhnya. Dia memang tidak bertemu siapa pun selama pengembaraannya dalam tiga hari ini, tetapi sempat ada asumsi bahwa genjutsu yang melandanya terjadi karena ketidaksengajaan menyentuh tumbuhan jebakan. Ternyata, setelah dia mencoba melawan genjutsu tersebut dengan matanya, dia sadar bahwa tak ada jurus apa pun yang tengah menjebaknya.
Dan itu cukup untuk menunjukkan bahwa Uchiha Sasuke tidak sedang memegang kendali penuh atas kefokusannya.
Kebuyaran yang melanda otak Sasuke tersebut tidaklah janggal jika mengingat selama tiga hari ke belakang, dia memang mengabaikan istirahat dan konsumsi. Sasuke hanya ingin menjauh secepat yang dia bisa dari Konoha, sebelum seseorang tertentu menyadari kealpaannya dari desa tersebut. Mungkin sikap pergi secara mengendap-endap inilah yang menumbuhkan firasat abu-abu di dalam hatinya. Firasat yang berfondasikan tumpukan rasa bersalah.
Kakashi tahu bahwa Sasuke pergi lagi. Naruto pun sama. Mereka tidak seperti satu anggota Tim Tujuh—yang dibentuk saat genin—sisanya. Sasuke sengaja menghindari pengucapan sampai jumpa lagi untuk gadis itu. Karena jika dia melakukannya, tubuhnya akan sulit diseret ke luar desa. Dia sadar, kali ini Haruno Sakura sanggup memberatkan langkah untuk melanjutkan pengembaraannya kembali. Sementara dia harus melanjutkan perjalanan yang sudah tertunda selama beberapa minggu. Maka, dia memilih untuk menjauh diam-diam daripada melawan gejolak pertentangan batin yang diyakini akan muncul jika dirinya berhadapan dengan Sakura tepat sebelum dia pergi.
Sasuke berpikir bahwa keputusannya merupakan hal yang benar, sampai satu hari setelah dia keluar desa, firasat itu melanda batinnya. Kau bodoh, kadang dia merutuki diri. Bagaimana mungkin kau kembali berlaku egois dengan pergi tanpa permisi?
Suara gemerisik samar yang mengindikasikan adanya kehadiran orang lain menghentikan langkah kaki dan pergolakan di batinnya. Ditariknya napas panjang untuk menetralisir pikiran yang berlari ke mana-mana. Dia butuh fokus, harus bersikap waspada. Takut-takut orang ini merupakan musuh yang siap melukainya kapan saja. Maka, tangannya segera diarahkan ke punggung, menggenggam erat katana-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
dua pasang sepatu
FanfictionSatu pasang sepatu mendekat ke dalam kegelapan, sementara sepasang lainnya berpijak menumpuk kemuliaan. Namun, itu hanyalah kisah di masa lampau. Kini, dua pasang sepatu itu melangkah beriringan, dengan tujuan yang tidak saling berseberangan. Dua pa...