#2 KEJUTAN MAS WAHYU 2020

2 0 0
                                    

#Kejutan_MAS_WAHYU_2020

Sepulang dari warung tetangga Mpok Jeje si janda montok itu aku meneruskan ngopi pagiku didepan teras sambil menikmati pagi, membakar sebatang kretek menghisapnya dalam-dalam memporak porandakan metabolisme pagi dan menghempaskannya mengotori udara pagi. Fyusssssh.....santuiiii.

"Dari mana kamu mas? Dari warung janda itu lagi ya?" terdengar suara cempreng istriku dari dalam rumah membuyarkan harmoni pagi, sepertinya dia mau melanjutkan persengketaan pikiran semalam.

"Biasa dik, menikmati pagi" jawabku santai sambil menyeruput kopi hitam kental dan satu hisapan mesra.

"Menikmati pagi apa mendekati Jeje mas? Ingat umur mas, anak-anak masih butuh kamu"

"Menikmati pagi dik" aku tetap santai menanggapi biar pagiku tak ambyar diganggu angin dan petir cempreng.

"Benar-benar keras kepala kamu mas, sini mas jangan enak-enak sonta-santai disitu" suara istriku makin kencang dan ngajak ribut, terdengar gemerincing suara benda-benda didapur sudah tanpa nada dan kasar tanda istriku lagi sebel atau kesal sembari mencuci piring.

"Maassssss Wahyuuuuu!!!!"

"Iya dik" setelah bertahan beberapa menit agar tidak terjadi angin ribut akhirnya aku tertarik pula oleh pusaran kemarahan istriku. Hancur pagiku.

"Lihat itu mas di dinding, baca....baca yang keras!"

"Semua resolusi 2019 yang kita tulis semua sudah kamu centang"
"Iya dik lalu apa masalahmu?"

"Baca tuh satu persatu mas, punya rumah biarpun nyicil sudah, nyekolahin anak sudah, naik jabatan sudah, punya mobil biar butut juga sudah..."

"Iya sudah semua lalu apa masalahnya?" Aku sengaja pura-pura tidak baca karena sudah tahu kemana arahnya.

"Kecuali yang dua itu mas kamu gagal dan gara-gara kamu"

Aku pandangi papan dreamboard bergaya vintage yang kami pasang disudut ruang dapur, satu persatu aku baca resolusi-resolusi itu semua sudah tercentang sepidol warna merah kecuali dua item dibarisan tengah yang masih belum tercentang dan hampir sepanjang akhir tahun jadi bahan perdebatan kami.

"Iya dik, tapi kan bisa kita perbaiki di tahun ini"

"Iya...iya aja, lihat itu semua karena keras kepalanya kamu mas "

"Dik, kamu kan tahu dan sudah sering ku bilang, Mas belum memungkinkan memutuskan semua itu"

"Bosen mas jawabanmu masih itu-itu saja, dia lebih mengerti kamu, dia tahu yang mas mau, dia teman diwaktu suntuk, dia tak pernah ngajak ribut, dia setia menemani, bersamanya dunia tak pernah sepi, dan dia gak bawel....preetttttt"

"Lho itu fakta dik, kamu lihat pagi ini saja aku mulai sebel lihat kamu yang marah-marah begini"

"OooooooO....terus kalau sebel kamu mau nongkrong di warung si Jeje Janda montok itu lagi ? Basi mas!"

"Lho kalau mas lebih memilih disana kenapa emang, disini dari pagi kamu ngomyang terus sarapan cuma nawarin doang dari kemarin" nadaku mulai satire biar istriku tambah emosi, katanya kalau orang emosi gampang kalah debat.

"OooooooO.....disana kamu dilayani, diambilkan sarapan, dikasih minum, hihahihi gitu ya, seneng kamu mas?"

"Seneng disini dik, damai, sarapan, minum kopi teh berdua menikmati pagi,....."

"Ngisep rokok!!!"

"Iya ngopi ngerokok indah dunia ini dik"

"Tidak!!!!tidak.....dan tidak!" Jebrettt sepertinya tak ada negosiasi pagi ini.

KUMPULAN CERPEN SOSMEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang