MERANTI & REUNI 94
#NyengitAku duduk dipusaran riuh rendah ratusan teman teman alumni SMP angkatan 94, mereka mengajakku mengobrol tapi aku hanya melepas sedikit senyum tanpa fokus. Sungguh perasaanku khas 90an saat tak ada gadget atau sosial media.....aku benar benar kembali pada pusaran perasaan yang tidak milenial sama sekali, HMMMH.
Aku tak bergerak hanya Mataku menyapu kesetiap sudut pintu masuk dengan sedikit debaran yang terus mengencang dan memburu....
Waktu mulai membosankan dan menghampiri sedikit rasa kesal, gemes cenderung "nyengit", situasi menungguku kali ini.
Tiba- tiba riuh rendah yang seperti kumpulan lebah itu sesaat menjadi hening dan cenderung berhenti, saat itu sepertinya aku dapat merasakan daun yang jatuh menguning, ohhhh betapa sunyi keramaian ini.....
Aku menepi mencari sudut yang remang, sedikit mengurangi kebisingan dan kudapati disana perasaan gundah gulana resah dan gelisah
Saat lampu benar benar remang dan kegaduhan berangsur sirna dalam pelukan-pelukan perpisahan....hatiku terasa mendadak meredup, kegelisahan ku serasa anti klimaks, mungkin mendekati mati seandainya ruangan ini terpadamkan dan kutinggalkan....
Nyengit.....kamu benar-benar nyengit yang sesungguhnya Bens, kamu menghancurkan segala rencana dan rancangan indah yang telah kita susun pada dinding-dinding percakapan sebelumnya.
Para pekerja mulai berkemas dan meninggalkan ruangan, lampu-lampu satu persatu mulai dimatikan
"Pak biarkan sisain satu lampu tetap menyala ya, saya yang akan matikan lampu nanti, saya masih menunggu teman saya" pintaku pada pekerja pengelola gedungSungguh aku takut hatiku meredup dan mati bersama suasana ini, aku coba menahan sejenak waktu dan harapan.
Benar benar kutahan sampai sunyi biar dapat kudengar sekecil-kecilnya langkah yg jauh
Akhirnya aku harus mengalah pada sepi, Aku beranjak dalam langkah yg mengambang dan biarkan lampu di ruangan itu tetap redup, tapi kubatalkan langkahku menuju sedikit keputus asaan saat itu dan lampu kumatikan.
"Nyengit.....sumpah km nyengitttt nyengitttt yg sesungguhnya Bens, telponku tak juga diangkat, messenger tak juga ada balasan,.....hmmmhhh Meranti, Meranti bodohnya aku menunggu dalam kesia-siaan".
Sepanjang lorong jalan menuju kamar peristirahatan ku yang telah sepi satu persatu cahaya meredup dalam sunyi dan gelap
Makin gelap
Dan benar benar gelap
Aku masih berharap mendengar langkah lain selain langkahku aku diam didepan pintu kamar itu dan kutatap lg gelap lorong itu
Mungkin aku harus meyakinkan lagi malam ini benar-benar telah selesai untukku....akhirnya aku masuk saja ke kamar 1008 dan segera kututup segala harapan.
Dan lalu kuhempaskan tubuhku yang malas dan lemas pada matras yang empuk itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
KUMPULAN CERPEN SOSMED
Short StoryTulisan berisi kumpulan cerita pendek atau cerpen juga cerita bersambung yang pernah dipublikasikan disosial media dengan banyak cerita inspirasi, kisah nyata, dan kondisi sosial. Dengan gaya bahasa dan penulisan khas cerpen kontemporer.