"Hoi kebo, bangun!! Udah pagi"
Terdengar suara masuk ke indra pendengaran gadis tersebut. Membuatnya merenggangkan tubuh sebentar lalu kembali menarik selimutnya.Mita, kakak perempuan gadis yang saat ini terbaring di atas tempat tidur itupun mulai geram dengan tingkah adiknya yang selalu susah bangun saat pagi hari.
Tanpa ampun ia menarik selimut bergambar minnion tersebut kemudian mengguncang tubuh nari dengan sedikit teriakan di samping telinga adiknya.
"WOI..BANGUN!! SEKOLAH WOI"
"enghh..kakak ah..ganggu tau"
Ucapnya sedikit bergumam dengan mengambil posisi berbalik membelakangi kakaknya."Bangun sekarang atau kakak siram pake air?"
Ucap mita dengan posisi berdiri serta tangan yang dilipat di depan dada.
Buru buru nari bangun dari tidurnya saat mendengar ancaman kakak perempuan nya itu, bisa bisa kamarnya berubah jadi lautan jika ia tidak segera membuka mata."Kakak ih jahat banget sama adek sendiri, jadi rindu mama sama papa. Coba aja kalo mereka masih ada"
Plak
Satu tepukan keras melayang di kepala bagian belakang nari"Baru bangun udah main drama! Cepetan siap siap berangkat sekolah"
Titah mita kemudian berlalu pergi dari kamar gadis bernama lengkap Putri binari itu."Dih,langsung keluar, pasti mau nangis tu" ucap nari pelan dengan mengambil foto yang selalu ia letakkan di bawah bantal.
"Mama sama papa kenapa pergi duluan? Bikin kak mita nangis aja, kan ribet. Nari jadi ngerasa bersalah"
Gumamnya sembari meletakkan kembali foto kedua orang tuanya di bawah bantal dan melihat sebentar jam didinding yang sudah menunjukkan pukul 07:15"Eh udah telat,Gausah mandi ah"
_oOo_
Jarum jam di kelas sudah menunjukkan pukul delapan tepat saat binari tanpa malu masuk ke ruangan disaat guru sedang fokus menerangkan pelajaran biologi.
"Selamat pagi bu beti yang cantik jelita"
Dengan cengiran khas yang ia miliki, ia menyapa guru yang terkenal killer melebihi kepala sekolah itu.Seluruh penghuni kelas melongo melihat perilaku teman sekelas mereka, sedangkan nari hanya memasang wajah tanpa dosa sambil melambaikan tangan layaknya miss universe.
Brakk
Suara gebrakan meja menghentikan aksi konyol yang dilakukan nari.
"Putri binari! Kamu tau sekarang jam berapa?"
Tanya guru biologi itu geram.
"Ini jam delapan ibu guru ku sayang"Seketika seluruh penghuni kelas tertawa mendengar apa yang barusaja di ucapkan oleh nari.
"Diam kalian!!- bentak bu beti lalu kembali fokus pada siswi yang telah membuatnya naik darah.- dan kamu nari, pergi keruang kepala sekolah sekarang! Saya akan menyusul sepuluh menit lagi"
_oOo_
"Pulang bareng yuk"
Dari belakang sosok gadis berparas cantikmenepuk pelan bahu nari."Nggak bisa tar, gue harus ngepel koridor dulu"
Memang, saat disidang di ruang BK tadi, nari dihadiahi hukuman mengepel koridor selama seminggu saat pulang sekolah. Jadilah ia disini sekarang, dengan alat pel dan seember penuh berisi air serta sabun tentunya.
"Kamu sih.. make acara telat di pelajaran nya bu beti. Jadi dapet hukuman kan"
"Hehe.. abisnya drakornya seru sih, jadi keterusan sampek jam tiga, padahal niatnya cuma nonton satu episode"
"Huh dasar, mau aku bantuin nggak? biar cepet selesai"
Tawar tarisa kepada teman dari TK nya itu"Nggak usah,pulang duluan aja sana, kasihan supir kamu udah nunggu dari tadi"
Tarisa wijaya, teman nari itu memang tidak hanya cantik, tapi juga kaya, memiliki otak cerdas, sangat bertolak belakang dengan nari yang hanya berwajah pas-pasan,berasal dari keluarga pas-pasan, bahkan sampai masalah otakpun ia pas-pasan pula. Kadang ia berfikir kenapa tarisa mau berteman dengan nya.
"Yakin nih, nggak mau aku bantuin?"
Tanya tarisa menawarkan kembali bantuan yang tadi sempat nari tolak. Membuat ia
Harus membuyarkan lamunan nya."Yakin!" Jawab nari mantap.
"Beneran?" Tanya tarisa untuk yang ketiga kalinya.
"Iya ah! Buruan pulang supir mau jamuran tuh"
Suruh nari dengan sedikit mendorong tarisa pelan untuk segera pulang,sekolah memang terlihat sudah sepi, hanya tinggal siswa siswi yang mengikuti ekstrakulikuler dan beberapa anggota osis saja yang masih terlihat berlalu lalang."Yaudah aku pulang ya bye.. kalo capek istirahat"
Ucap tarisa sembari melambaikan tangan sebelum berlalu pergi."Huftt.. kerjakeras ini"
Gumamnya sambil melihat seluruh area sekolah._oOo_
"Baiklah, pertemuan rapat kali ini selesai. Kalian bisa pulang sekarang"
Ucap ketua osis mengakhiri.Setelah selesai membereskan buku buku dan semua anggota telah pulang meninggalkan ruangan, sosok laki laki bertubuh tinggi tersebut menyusul untuk bergegas pulang.
"Pintunya nggak lo kunci sel?"
Ucap damar, teman seangkatannya yang berstatus sebagai wakil ketua osis itu.
"Udah"
Jawabnya singkat kemudian pergi meninggalkan damar.
Ramzi selpora widianto atau yang sering di panggil rasel, sosok jangkung berwajah datar dengan alis tebal serta rahang tegas menambah kesan sempurna pada parasnya yang mampu membuat kaum hawa panas dingin.
Ia berjalan santai dengan tas penuh buku yang ia letakkan di salah satu bahunya.
"Permisi"
Ucapnya pelan sambil memasang earphon di telinganya. Melewati gadis yang tengah mengepel ria."Eh-e eh jangan lewat sini dong, udah tau lantai lagi dipel malah dilewatin, jadi kotor lagi nih!"
Namun sepertinya sang empu yang diomeli tidak mendengar yang nari ucapkan, terbukti dengan lelaki yang menjabat sebagai ketua osis tersebut terus berjalan dengan santai.
"Oalah.. budeg"
Ucap nari pelan dengan bersungut sungut berniat untuk kembali mengepel. Namun sekali lagi kegiatan nya harus terhenti saat cowo tersebut sudah berada di depan nya dengan tangan yang diletakkan di dalam saku celana.
"Sorry" ucap rasel datar kemudian berbalik meninggalkan nari yang masih melongo.
Hanya sesaat,hingga nari mampu menetralkan kembali raut wajahnya"Apaan sih..sok ganteng banget"
Ucap nari sembari merasakan degup jantung nya."Ini aku kena hepatitis ya?" Tanya nya kepada diri sendiri, saat merasakan degupan di jantung yang berirama lebih cepat dari yang seharusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
about triagle
Teen FictionDia, cowo itu sedikit mencondongkan badanya berbalik menatap manik mataku, Ah sial! Tatapannya bahkan lebih tajam Cukup! Cukup! Aku tidak kuat lagi. pesonanya bisa membuatku rubuh!