0.2

36 15 0
                                    

"Ini aku kena hepatitis ya?" Tanya nya kepada diri sendiri, saat merasakan degupan di jantung yang berirama lebih cepat dari yang seharusnya.

_oOo_

Nari POV

Aku duduk sembari melamun diruang kelas sendirian. Pagi ini sekolah masih terlihat sepi, jam di dinding depan menunjukkan pukul setengah enam. Entah hantu mana yang merasukiku, tiba tiba saja aku ingin berangkat sekolah pagi pagi buta. Padahal biasanya bangun tidur saja aku harus menunggu jam tujuh terlebih dahulu. Kakak ku bahkan mengecek suhu badanku berkali kali sebelum membiarkan aku berangkat menuju sekolah.

"Loh kok udah berangkat na, tumben"

Ah,itu baskoro. Ketua kelas di kelas ku. Seketika lamunanku buyar saat ia datang.

"Pengen aja berangkat pagi" jawabku asal.

"Kesambet apa kamu na? Ini kali pertama kamu tidak datang terlambat loh"
tanyanya sambil terkekeh.

Aku hanya mengangkat bahu ringan, terlalu malas untuk menjawab pertanyaan atau lebih tepatnya ejekan halus baskoro. Lebih baik aku tidur sembari menunggu bel masuk tiba.

"Aku kaget loh tadi pas lihat kamu sendirian di kelas, ku kira hantu" sambil sedikit tertawa baskoro lagi lagi membuka topik.
Memang, bangku tempatku duduk berada paling belakang, di pojokan pula, tak heran jika dia kaget melihatku.

Entah sudah berapa lama baskoro berceloteh ria tanpa respon dariku, yang jelas saat aku mengangkat kepala, kelas sudah nampak ramai saat ini.

"Selamat pagi"
Suara cempreng nan melengking itu, itu suara tarisa, ah bagaimana bisa ia selalu sumringah dipagi hari. Apa karna selalu mandi sebelum berangkat sekolah?
Aku melihatnya berlari kecil menghampiriku dari arah pintu.

"Nari..wah kamu berangkat pagi!"
Pekik tarisa sedikit heboh saat sampai di sampingku, duduk meletetakkan tasnya. Bangku kami memang bersebelahan.

"Traktir aku 2 mangkuk bakso sebagai ucapan selamat, ini rekor muri ku"

ucapku tertawa sambil menyombongkan diri, ia juga tertawa sembari mengacungkan kedua jempol. Saat tarisa hendak bersuara lagi, bel tanda sekolah masuk lebih dulu menghentikan percakapan kami.

Aku berdiri, bertanya pada tarisa
"Hari ini, Jam pertama pelajaran nya apa sa?"

"Matematika"
Jawab nya singkat, aku menghembuskan nafas kasar, hendak pergi dari kelas.

"Nari, kamu mau kemana? Sudah bel tau!"
Cegahnya menarik kerah leher bajuku, membuat aku tercekik hingga sedikit batuk, serta tubuh yang berhasil terduduk dengan agak kasar.

"Kantin" jawab ku singkat, melepaskan tangan tarisa dari bajuku kemudian pergi meninggalkan nya dengan sedikit tertawa ah lihatlah wajah tarisa, wajah melongonya benar benar menggemaskan! Jika aku laki-laki mungkin aku akan mengajak nya jadian ahaha. Dan terkadang aku juga iri dengan wajah cantiknya.

_oOo_

"Mang!! Dua,Kayak biasa ya"
Teriakku kencang, memesan dua porsi bakso yang seperti biasa ku pesan setiba di kantin
Retinaku menelusur keseluruh meja yang sekiranya cocok untuk jiwa dan raga ku makan dengan tenang dan tidak ketahuan guru yang patroli tentunya.

"Duduk disitu aja neng, ketutupan tembok"
Ucap mang ujang sambil memanyunkan bibirnya menunjuk bangku yang di maksud.

Tempat yang strategis, sepertinya mang ujang tau isi fikiran ku
Ucap ku dalam hati sembari terkekeh pelan.

Sekitar tujuh menit menunggu, pesanan ku akhirnya datang.

"Ini neng, pesanan nya, khusus buat neng binari, ini mang ujang buatin es jeruk, ga usah bayar"

"Wuih.. seriusan nih mang? Makasih banget loh"  ucap ku sambil menggesek gesekan kedua tangan, senang dapat yang gratisan.

"Sama sama neng, tapi baksonya tetep bayar ya" kata mang ujang sambil tertawa dan kembali ke pekerjaan nya.

"Ngapain kamu di sini?!"

Baru saja satu tegukan aku meminum es jeruk gratis, suara laki laki mengagetkan ku dari belakang.

"Tidak dengar bel ya?"
Ucap nya lagi, kali ini aku memberanikan diri menoleh kebelakang, ingin tau siapa yang mengganggu acara makan ku.

Ah sial! Itu cowok sok ganteng kemarin
Umpatku dalam hati.

"Ku kira tadi guru patroli"
Dengan santai aku kembali berbalik menghadap dua mangkuk bakso yang sempat terabaikan. Tiba-tiba ia duduk di sisi meja yang lain menghadap ku.

"Kenapa liat-liat?! Laper? Tergiur dengan bakso ku? Nih! Kukasih satu"
Sambil menggeser satu mangkuk ke arahnya aku menyuapkan satu gigitan besar bakso ke mulutku dan mengunyahnya pelan.
Mata ku tak henti-hentinya melotot garang  menatap kearahnya.

Dia, cowo itu sedikit mencondongkan badanya berbalik menatap manik mataku,
Ah sial! Tatapannya bahkan lebih tajam
Cukup! Cukup! Aku tidak kuat lagi.
pesonanya bisa membuatku rubuh!

Dengan susah payah aku menelan hasil kunyahanku hingga Akhirnya berhasil dengan sedikit dorongan es jeruk.

Ia kembali memposisikan tubuhnya seperti semula, kemudian berlalu pergi dari area kantin.

"Hei!! Apa-apaan itu tadi?!"
Pekik ku meruntuntuki kejadian tadi.

"Arghh..Dasar bodoh!" Umpatku pelan

about triagleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang