"Nggk idih, geer mamanya, orang tadi Vernan mau bilang, anjing tetangga tuh wanginya harum sampe sini."
"Ngeles aja kamu!"
"Nggk ma astaga. Lagian mama ngapain coba berdiri belakang pintu malam-malam gini? Cuma pakek daster warna putih lagi, ngagetin aja"
Ya gimana ya, coba kalian bayangkan. Ini udah malam, kalian baru pulang, baru banget parkirin motor di garasi terus mau masuk rumah, baru aja tuh di puter knop pintunya eh di belakang pintu udah ada orang pakek baju putih lagi liatin kalian dengan tajam.
Kaget nggk tuh?
Untung mama sendiri -,Vernan
"Mama lagi nungguin papamu ini, udah jam segini masih belum pulang juga! Kemana sih!"
"Mungkin papa masih ada kerjaan di kantor ma. Udah ah, ayo masuk dulu mamanya" jawab Vernan sambil mendorong pelan mamanya biar mau masuk rumah.
"MAMAAAA, PAPA BIL- eh udah pulang kak?"
Baru saja Vernan dan mamanya duduk di sofa ruang tamu, lengkingan suara yang berasal dari lantai atas disusul derap langkah kaki yang menuruni tangga dengan terburu-buru mengalihkan perhatian keduanya.
"Hoh baru aja, tadi mau bilang apa? Papa kenapa?"
"Oh iya, ini hp mama kenapa nggk aktif kata papa? Papa telponin dari tadi nggk di angkat."
Mendengarnya, mama langsung berlari ke arah satu-satunya kamar di lantai bawah. Membuat Vernan dan orang yang tadi berteriak menggelengkan kepala pelan.
Sudah biasa -,pikir mereka
"Gimana bersih-bersih gudangnya wahai kakak kembar tersayangku?" terkikik pelan sambil berjalan dan duduk di sofa, samping orang yang di panggilnya 'kakak kembar'.
"Diem lo ah! Ini juga gara-gara lo njr"
"Dih dih cecan aja terus yang di salahin, sialan emang"
"Ya emang lo njg. Coba kalo lo bangunin gue tadi waktu itu guru dateng, gue nggk akan dapet hukuman bersihin gudang sampe pulang malam gini!"
"Heh ngigo! Gue udah coba bangunin lo ya! Lo aja tuh yang tidurnya macem kebo, nggk bangun-bangun!"
"Vernan! Lea! Ke kamar mama bentar sini, mau ngasih tau sesuatu, buruan!"
Baru saja Vernan mau nyaut ucapan 'sang adik kembar' tapi tertahan oleh panggilan sang mama.
"Iya ma" sahut keduanya bersamaan. Lalu berjalan dengan menyenggolkan bahu masing-masing. Ah, jangan lupakan tatapan tajam yang saling di lemparkan keduanya.
"Vernan, Lea. Bereskan barang-barang kalian sekarang." ucap sang mama.
"Loh? Kenapa?" sahut keduanya bersamaan lagi.
"Papamu tadi bilang, besok kita pulang ke Seoul. Dia dipindahtugaskan ke sana lagi."
"LAH?! BENERAN?!"
"Iya astaga, nggk usah ngegas dong kalian!"
"Eh iya maaf ma, yaudah Vernan ke kamar dulu, beres-beres."
"Huhuu, goodbye Rusiaku hikd. Nggk tega ninggalin."
Mendengar ucapan sang adik kembar, membuat Vernan kembali berbalik ke arah sang adik hanya untuk menoyor pelan kepalanya.
"Alay lo!"
"Iri aja sih!"
"Yang iri si.. "
"UDAH HUST DIEM! BALIK KE KAMAR MASING-MASING! BERESIN SEMUA BARANG KALIAN! BESOK PENERBANGANNYA PAGI!"
"I-iya ma."
Setelah mendengar ucapan sang mama yang sudah diliputi emosi, keduanya langsung berlari ke arah kamar masing-masing.
︶⏝⏝⏝︶
"Nigo Vernando, besok dia dan keluarganya akan kembali ke Seoul. Ingin menebaknya lagi tuan?"
"Tidak, aku bingung."
"Dia reinkarnasi dari Lee Minho tuan."
"Ah pantas, dia hampir sama dengan Woojin, right?"
"Ya, dan anda tenang saja, ibunya juga mendaftarkan dia di MNH High School."
"Bagus, sejauh ini cukup lancar."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.