No Me Ames

3.9K 178 15
                                    

Pairing: Wen Chao x Wei Wuxian
Rated: Teen
Genre: Romance, drama
Request by mianmianzu

.

.

.

Ini adalah hari-hari biasa lainnya bagi murid-murid sekte Lan atau para murid pendatang dari berbagai sekte lain yang datang ke sana untuk menimba ilmu dan meningkatkan ilmu kultivasi mereka.

"Sepertinya sudah ada seminggu sejak terakhir kali Aku melihat Xichen ge. Aku jadi sedikit merindukannya. Apakah kau tidak merindukannya, Jiang Cheng?" Celoteh Wei Wuxian sambil melipat kedua tangannya di belakang kepala sementara giginya asik menggigit rumput ilalang yang ia petik secara acak.

"Cih! Selalu saja membuka percakapan dengan omong kosong."

Wei Wuxian pun membalikkan tubuhnya agar ia bisa berjalan mundur sehingga ia bisa melihat ekspresi shidinya itu dari sudut yang lebih baik.

"Merasa rindu adalah perasaan, Jiang Cheng. Itu bukan kata-kata. Lagipula bukankah wajar kalau kau merindukan seseorang yang kau sayangi? Apalagi kalian sudah dijodohkan dan sepertinya kalian berdua juga tidak keberatan. Jadi apa salahnya dengan merindu satu sama lain? Kalau Aku jadi kalian, Aku akan--Hmp! Hmp!! Hmppp!"

"Andai Aku bisa melakukan mantra pembisu itu--Hei! Kau! Ini menjijikkan, tau!!!" Pekik Jiang Cheng sambil mengibaskan tangannya yang tadi dijilat oleh Wei Wuxian sementara si pelaku hanya menjulurkan lidahnya dengan jenaka.

"Hehehe... Eh, Lan Zhan!!" Sapa Wei Wuxian girang saat kedua matanya menangkap sosok yang sangat familiar dalam ingatannya.

Kakinya refkels lari begitu saja menuju tempat orang yang disapanya saat orang tersebut menurut untuk berhenti atas panggilannya. Mungkin ia terpaksa menurut atau pengeras suara itu tak akan pernah berhenti meneriakkan namanya dan dia akan bertanggung jawab atas pelanggaran yang secara tidak langsung juga disebabkan olehnya.

"Oi! Wei Wuxian! Berani-beraninya kau kabur!"

"Lan Zhan, Lan Zhan!" Panggilnya lagi saat ia sudah hinggap di hadapan Lan Wangji, seolah tak peduli dengan Jiang Cheng yang sudah siap untuk mematahkan kedua kakinya.

"Aku dan Jiang Cheng akan pergi ke kota Caiyi hari ini. Apakah kau mau ikut?"

Lan Wangji hanya menelisik Wei Wuxian dengan tatapan dinginnya dari ujung kaki hingga ujung kepala, seolah memastikan tidak ada sesuatu dari pria itu yang bisa menularinya dengan apapun itu yang sanggup ditularkan.

"Tidak," jawabnya singkat sambil lalu, meninggalkan Wei Wuxian yang hanya nyengir kuda.

"Awww! Jiang Cheng! Apa-apaan kau ini!?" Gerutunya saat menerima pukulan dari Jiang Cheng di kepalanya.

"Balasan untuk yang tadi," jawabnya sambil berkacak pinggang. "Dan pengingat bagimu untuk lebih tahu diri di hadapan tunangan orang."

"Tunangan?" Jiang Cheng mendengus kesal.

"Tidak bisakah ingatanmu menjadi lebih baik hanya untuk sebentar saja? Dia adalah tunangan Mo Xuanyu."

"Mo Xuanyu?" Wei Wuxian mengernyitkan dahinya dalam. "Ah! Aku ingat! Waktu itu Paman Jiang sempat bercerita padaku kalau adik Jin Zixuan itu sudah bertunangan tapi Aku tidak begitu mendengarkan karena tidak tertarik dengan hal itu jadi mungkin Aku melewatkan bagian terpentingnya," jelasnya sambil nyengir kuda.

"Jadi Mo Xuanyu ini menerima tunangan si balok batu es itu?"

"Untuk sekali ini saja Aku biarkan kau bicara seenak jidatmu yang menghina Hanguang Jun," tutur Jiang Cheng pasrah. "Ya, sepertinya kedua belah pihak sepakat-sepakat saja."

All for OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang