Part 3

95 0 3
                                    

        Ternyata Ali tidak melakukan apapun. Ia hanya mengantarku sampai ke kelas. Ku kira ia akan memberitahuku apa yang sebenarnya terjadi, mengapa ia meretas website resmi luar negri, mengapa ia bisa mengeluarkan cahaya, aku ingin tahu.

                Saat istirahat, Ali tidak melakukan banyak kegiatan selain bermain dengan laptop, tabnya, dan kabel kabel aneh itu. Aku sebenarnya ingin menanyakannya, tapi tak tahu kenapa setiap aku ingin menanyakannya mulutku seperti terkunci begitu saja. Tetapi sekarang aku akan benar-benar bertanya apa yang Ali lakukan.

                “Hey Al, sebenarnya apa yang kau lakukan dari kemarin hanya bermain dengan laptop dan tabmu lalu bermain dengan angka angka yang terlihat seperti kode” tanyaku sambil mengunyah roti yang kubeli di kantin.

                “Mengapa kau tanya begitu?” tanya Ali lalu menatapku. Kali ini tak ada cahaya garis yang muncul dari pelipisnya.

                “Aku hanya penasaran apa yang kau lakukan selama ini, karena kudengar kau meretas 26 situs resmi luar negri?” kataku mulai serius.

                Tiba-tiba Ali langsung menutup mulutku karena aku berbicara terlalu keras sampai-sampai Nebula si ketua kelas dan Aziq itu menoleh kepadaku. Aku yang juga merasa berbicara terlalu keras juga kaget, seperti orang keceplosan.

                “Darimana kau tau itu?!” Ali langsung memelankan suaranya dan berbicara dengan serius.

                “Kemarin aku mencari namamu di google, dan itu yang kudapatkan” kataku dengan muka sedikit bingung

          “Apa? Padahal kemarin aku sudah menghapus website itu!” kata Ali “Ah!” Ali langsung menutup mulutnya.

                “Jadi kau seorang Cyber atau semacam Hacker?” Tanyaku pada Ali

                “Iya, tapi kau harus berjanji, jangan beritahu siapapun soal ini karena aku memakai nama samaranku untuk meretas website itu” kata Ali sangat serius.

                “Tentu aku tidak akan beritahu siapapun, um.. aku mau tanya, kenapa kau menyimpan boneka yang sudah rusak itu?” kataku sambil menunjuk laci Ali yang tergeletak sebuah boneka yang mata sebelahnya cacat

                “Oh itu.. itu alat penyadap, aku belum selesai membuatnya” Kata Ali sedikit mengeluarkan boneka itu

                “Kau mau memata-matai siapa?” Kataku terus bertanya.

                “Kau seharusnya tak tahu” Kata Ali memasukan kembali boneka itu kedalam laci. “Ini rahasia” lanjutnya

****

                Saat pulang sekolah aku melihat perempuan yang tadi pagi aku tabrak di tangga, aku memutuskan untuk duduk disampingnya. Matanya masih lebam.

          “Hei maaf soal yang tadi” Kataku memecah kesunyian. Perempuan itu menengok ke arahku

         “Tak apa, seharusnya aku yang minta maaf” Ia mengibaskan poninya yang menutupi sebagian matanya.

      “Kalau boleh tahu, siapa namamu?” Tanyaku memandangi wajah perempuan itu yang sekarang tampak lebih cerah, membuatnya terlihat lebih manis.

         “Namaku Tanya, kau?” Tanya menyodorkan tangannya, ingin berkenalan.

         “Namaku Kinan, kau tidak punya teman?” Tanyakku heran

PortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang