15-01-2020

1 0 0
                                    


Halo jurnal ketemu lagi. Alhamdulillah pagi ini saya kembali terbangun pas adzan subuh dan bisa solat subuh berjamaah di masjid. Ini tulisan kedua saya untuk mengenal diri lebih dalam lagi dan mengutarakan pendapat saya tentang dunia ini. Di awali dengan perjuangan kemaren yang keliling Bandung buat beberapa keperluan. Saya harus menambal ban motor saya yang kembali bocor. Ada satu pelajaran yang saya dapatkan ketika menambal bal tersebut. Ternyata saya menyadari bahwa, saya itu orangnya kurang teliti, dan merupakan negosiator yang kurang baik. Tidak ada proses negosiasi ketika bapaknya menawarkan ban motor baru dengan harga 45 ribu. Dan tidak ada pengecekan kondisi motor kembali ketika selesai ditambal. Maka dari itu kedepannya saya ingin memperbaiki sifat buruk saya itu. Ke depannya saya akna coba lebih bernegosiasi ketika melakukan transaksi dan akan lebih teliti kembali.

Lanjut ke Rumah Sakit, di sana pun ada kejadian unik. Saat ini saya sedang sakit gendang telinga yang terus berdengung. Sudah lama didiamkan, malah tidak sembuh-sembuh. Alhasil saya mencoba untuk memeriksakan kondisi telinga saya ke dokter THT. Karenak kurang pengalaman mengurus urusan di rumah sakit saya akhirnya harus bertanya sana sini untuk mendapatkan informasi. Tapi ternyata masih ada rasa malu untuk bertanya kepada orang asing. Tidak hanya itu, sering kali saya bertanya seadanya tanpa mengorek informasi lebih rinci.

Saya juga tidak pandai dalam mengatur uang, banyak pengeluaran yang sebenarnya bisa untuk tidak dikeluarkan. Angkuhnya saya ketika ditanya oleh satpam "Pak, mau daftar bpjs atau umum." Saya jawab, "Umum pak." Setelah saya duduk di depan loket antrian saya baru tau informasi dari internet bahwa periksa via umum itu lumayan harganya. Terkadang saya berpikir kenapa tidak saya perjuangkan hal yang sebenarnya bisa didapat gratis, seperti menggunakan bpjs. Bodohnya, saya baru tahu bahwa KIS (Kartu Indonesia Sehat) itu adalah bpjs. Namun saya pikir akan ribet untuk berobat via bpjs jadi ego saya mengatakan ingin umum saja. Di sana saya sadar bahwa waktu itu sangat berharga, bahkan semakin cepat kamu ingin dilayani semakin mahal harga yang harus dibayar begitu pun sebaliknya. Selama ini saya kurang memanfaatkan waktu dengan baik. Ya Allah bantu hamba untuk dapat mengatur waktu hamba agar lebih efektif kembali dan selalu apa yang dilakukan dapat bernilai ibadah di depan-Mu. Akhirnya saya tidak jadi periksa telinga saya karena masih bingung. Tapi, Alhamdulillah kartu 3 adik saya bisa dipulihkan setelah 3 kali ke tri store.

Sorenya saya mendampingi Bu Lena untuk mewawancarai para penghuni asrama. Di sana saya mendapat banyak sekali pelajaran. Dari mulai bersyukur dengan kondisi yang saya miliki sekarang sampai sadar bahwa saya harus lebih keras dan cerdas lagi berjuang untuk menggapai mimpi.

Sampai ke subuh hari ini, kali ini saya ditinggalkan oleh dua orang teman saya. Ego sih, kesel banget, kayak yang enggak setia kawan gitu. Cuman setelah dipikir kembali yaa wajarlah, mereka ingin mengejar solat berjamaah sebelum imam memulai solatnya. Kalo Luthfi pribadi gak bisa marah kalo masalah agama, apalagi berdebat atau berdiskusi mendalam. Mungkin karena referensi yang dimiliki masih sedikit dan harus belajar lagi. Ternyata Luthfi masih ada sisi kekanak-kananakannya, dan masih sirik atau julid kali yaa. Ya Allah semoga rasa julid itu bisa dihilangkan, terutama penyakit hati yang perlu waktu dan usaha yang lebih keras untuk mengobatinya.

Jurnal HarianWhere stories live. Discover now