Setelah mereka bertiga berdebat, akhirnya Qia mengalah untuk mengikuti sahabatnya itu ke kantin belakang.
Qia malas jika sudah ke tempat ini, banyak asap rokok, cowok semua, Qia tidak suka.
"Qia, kayaknya kita lagi hoki deh," tukas Alysa.
"Hoki gimana?" tanya Qia.
"Tuh, liat aja sendiri," ucap Alysa sambil menunjuk kantin belakang yang tidak terlalu ramai.
Tumben sepi, gumam Qia.
"Gue yang pesen, kalian berdua nyari tempat duduk, okay?" tutur Nesya
Qia dan Alysa mengangguk.
Mereka berdua telah mendapatkan meja dengan di sampingnya banyak anak laki-laki yang sedang merokok.
"Qia, lo tau anak IPS 3 itu ada anak baru loh, ganteng. Lo tau orangnya gak?" tanya Alysa.
"Enggak."
"Cowoknya itu di belakang gue, yang lagi pake earphone," tutur Alysa sambil melirik ke belakang.
Qia langsung memiringkan kepalanya untuk melihat laki-laki yang dibicarakan Alysa.
Qia memutar bola matanya malas, "Biasa aja," ucapnya.
"Ganteng tau ih! Lo liat lagi, deh."
Qia kembali memiringkan kepalanya.
Tiba-tiba laki-laki itu menoleh ke arahnya.
Mampus, batin Qia.
Mereka bertatapan cukup lama, dan ....
"Makanan datanggg!" teriak Nesya.
"Wouy! Berisik aelah! Ngapain sih cewek pada ke sini?" bentak Gara dengan wajah merah padam. Konsenstrasinya terganggu karena teriakan perempuan di belakangnya.
"Heh! Emang ini kantin nenek moyang lo apa? Santai dong, tempat umum nih," tukas Nesya.
"Bacot."
"Wih, ada cewek cantik, nih," cetus Alvino.
"Apa lo liat-liat?! Urusin tuh temen lo yang sok ganteng itu!" bentak Nesya kepada Alvino.
"Eh ngomong sekali lagi?! Sok ganteng? Emang gue ganteng, bodoh!" bentak Gara.
Nyali Nesya menciut, dia baru saja dibentak. Matanya mulai berkaca-kaca.
Meskipun Nesya galak, dia adalah perempuan yang tidak bisa dibentak. Jika dibentak dia pasti akan menangis.
Qia yang melihat Nesya dibentak langsung maju menggebrak meja yang dikelilingi 4 laki-laki itu.
Karena kesal Qia mengambil minuman Gara dan menumpahkannya ke wajah Gara.
"Banci! Beraninya bentak-bentak cewek," gertak Qia.
Wajah Gara memerah, emosinya memuncak.
"Sialan! Berani lo sama gue hah?!"
Langga yang melihat Gara akan mendorong Qia langsung menarik tubuh perempuan itu ke belakangnya.
"Bro, ini cewek. Lo gak boleh kasar, lagian ini masalah kecil. Lo yang salah, cewek-cewek ini berhak ke sini, tempat umum, Gar," ucap Langga menenangkan Gara.
"Bacot!" Gara langsung pergi dari sana sambil menendang kursi di sampingnya. Gara muak, Gara tidak suka. Gara benci perempuan.
"Mampus! Si Gara ngamuk mah kita abis," ucap Alvino.
"Lu sih!" tuduh Ezra pada Langga.
"Udah tenang aja, dia cuma kesel doang," ucap Langga menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Day
Teen FictionBiar kuberi tahu kamu satu hal. Ralat. Bukan satu hal, mungkin beberapa hal, mungkin juga banyak hal. Haha. Dengarkan saja dulu, ya. Sesaat setelah aku menyadari bahwa aku menjatuhkan hati padamu, aku telah mempersiapkan segalanya. Cinta? Tentu s...