I Feel You (Tiga)

16 3 0
                                    

Vote dulu baru baca ya sobat.

~Happy Reading~

***

Sesampainya Putra di rumah, dia langsung memarkirkan Motor Ninja kesayangannya itu di garasi khusus koleksi motornya. Terlihat tiga Mobil berjajar rapih di garasi lainnya. Ya, rumah Putra adalah rumah yang paling mewah di lingkungan itu.

Jika tiga mobil sudah berada di rumah, artinya semua anggota keluarganya pun berada di rumah. Putra masuk dan langsung di sambut dengan senyum hangat Bi Nani, orang yang sudah membantu mengurus rumah sejak Putra kecil.

"Eh Aden udah pulang, pasti abis main sama pacarnya ya?" selidik Bi Nani

"Sotoy Bibi kaya dukun"

"Oh bibi salah ya den?"

"Nggak si bener" jawab Putra dengan kekehan kecil.

"Yeuhh si aden, pinter kan bibi mah"

Langkah Putra terhenti saat melihat keluarganya tengah berkumpul di ruang makan. Sayangnya, mereka sibuk dengan gadget masing-masing. Masakan Bi Nani yang sudah pasti enak itu pun terlihat belum di sentuh sama sekali.

"Mereka nungguin aden dari tadi, Bibi udah masak. Ayo makan bareng den." Ucap Bi Nani, dia tau apa yang Putra fikirkan.

"Emm masakan Bibi pasti enak. Anterin makanannya ke atas ya. Putra makan di kamar aja."

"Tapi den, tuan bilang kalau--"

"Bang Putra! Udah pulang bukannya bilang2. Diem-diem bae" teriak Salsa, adiknya.

"Putra tunggu di atas ya Bi," Bisik Putra pada Bi Nani. Dia menghiraukan teriakan adiknya yang cempreng itu dan langsung menaiki anak tangga.

"Putra!" panggil Rama, Papi Putra.

Rama menyimpan handphone nya yang sedari tadi ia pegang. "Kamu gak pernah di ajarin sopan santun? Kalau pulang itu salam sama orang tua."

"Mungkin Putra terlalu capek Mas, jadi buru-buru mau istirahat." Tasya bersuara, memberikan pengertian pada suaminya.

"Duduk. Ada yang mau Papi omongin sama kamu."

Putra mendengus malas. "Udah lah Pih, Putra capek. Paling yang mau di omongin itu-itu lagi kan."

Putra berjalan ke lantai atas menuju kamarnya, meninggalkan semua yang ada di ruang makan.

"Anak itu, selalu saja seperti itu." ucap Rama dengan wajah kesalnya.

Salsa dan Tasya saling bertatapan. Mereka hanya bisa terdiam.

***

Tanpa mengganti pakaiannya lebih dulu Putra langsung merebahkan badannya di kasur king size miliknya. Sambil memijat kening yang sedikit terasa pusing.

Papinya selalu memaksakan apapun yang dia inginkan, demi kebaikannya sendiri. Tidak peduli apa pun yang ia katakan.

Percuma saja bicara dengan orang seperti itu, pikir Putra.

Handphonenya bergetar, menampilkan pesan yang membuatnya tersenyum. Siapa lagi kalau bukan dari Kanya.

Kanya : Kak Put, udh sampe rmh?

Putra : udah by

Kanya : jgn lupa mkn,  kan td km blm mkn. Masakan bunda enak bgt loh kak, sayang bgt km gk mkn di sini

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Feel YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang